R o o f t o p

536 82 30
                                    






"Dih, cuma di read? Tumben banget si Unu"

Sepasang kaki milik Geonu kini melangkah menuju ke rooftop gedung utama sekolahnya sambil menggerutu melihat room chatnya dengan Sunoo yang tidak menampilkan balasan apapun. Omong-omong rooftop milik gedung utama ini dikenal sebagai tempat yang angker karena sering dijadikan tempat bunuh diri padahal itu hanyalah rumor belaka untuk menutupi kenyataan kalau rooftop adalah tempat bolos paling strategis para siswa.

"Wahhh, emang paling mantep ini tempat... udah tenang, sejuk pula"

Netranya menatap area rooftop yang memang sangat tenang dan sejuk meskipun di bawah banyak siswa yang mempersiapkan pensi dan bazar. Sungguh nyam-- Geonu terpaku melihat sesosok pemuda yang berdiri di pagar pembatas rooftop bahkan nampaknya akan melompat, Ia jelas gemetar bukan main melihatnya karena bayang-bayang masa lalunya langsung berlarian di pikirannya. Tanpa pikir panjang Geonu berlari dan menarik siswa tersebut tak memperdulikan tangannya yang gemetar dan wajahnya yang pucat pasi karena ketakutan, yang pasti jangan sampai terlambat,

Sret!

"JANGAN BERTINDAK GEGABAH DENGAN MENGAKHIRI HIDUPMU DISINI, BODOHHHHHH"

"Geonu?"

"E-eh? Heeseung?" Geonu terkejut melihat siapa sosok siswa yang ditariknya turun dengan paksa adalah Heeseung.

"......" Heeseung sendiri hanya terdiam menatap tangannya yang tadi ditarik saat ini digenggam dengan kuat sampai gemetar oleh Geonu, tunggu! Kenapa tangan Geonu sangat dingin, berkeringat bahkan gemetar begini?!

Semilir angin menerbangkan helai rambut dua adam yang kini sama-sama terdiam, Heeseung masih setia menatap sosok di depannya ini sedangkan Geonu hanya menunduk seperti berusaha menetralkan nafasnya yang tadi sempat memburu.

"Apa...kau tadi akan melompat? Apa kau akan mengakhiri hidupmu karena semua masalah yang kau pikul, Heeseung?"

"......"

"Aku--- aku sangat takut melihat seseorang yang akan melompat dari atas gedung lantai 5 ini. Aku seolah melihat sosok ayahku dulu... dia mengabaikan panggilanku bahkan tangisanku dan memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung, t-tangan ini terlambat meraih tangan ayahku... aku hiks gagal.... aku tak mau mengingatnya la-lagi" kedua tangan yang menggengam tangan kanan Heeseung itu kini semakin berkeringat, tapi fokus Heeseung kali ini adalah bahu sosok didepannya ini yang bergetar tanda bahwa ia sedang menangis.

"Aku takut, Seung. Jangan melakukannya.... kumohon...." lirih Geonu.

"Nu? Hei, tenanglah" ditariknya Geonu untuk duduk di lantai lalu tangan kirinya yang menganggur perlahan merengkuh Geonu dalam dekapannya.

"Aku bukanlah orang yang akan menyia-nyiakan hidupku semudah itu meskipun banyak beban yang ku tanggung, Nu. Aku tadi hanya mengecek anak-anak saja." Ucap Heeseung.

"Dan juga, terima kasih kau sudah mau bercerita tentang salah satu masalahmu padaku. Jangan terus berlarut dalam rasa bersalahmu itu, Nu. Itu bukan salahmu...." lanjutnya.

Geonu hanya mengangguk sebagai jawaban dari semua perkataan Heeseung dan rasanya dekapan ini membuatnya nyaman dan tenang hingga tanpa ia sadari perlahan kantuk menjemputnya.






--------------------------





Kedua mata Heeseung mengerjap pelan, rupanya ia tertidur dan sekarang sudah sore mungkin jam setengah 5? Lumayan lama juga ternyata ia tidur. Atensi Heeseung teralih begitu merasakan sesuatu yang berat di dadanya, senyum lembut terbit di bilah bibirnya begitu melihat sosok Geonu yang nampak sangat nyaman tertidur sambil masih menggenggam tangannya. Terkekeh pelan begitu melihat bagaimana kacamata bulat milik Geonu yang sedikit merosot ke ujung hidungnya, Heeseung ragu apakah sosok di dekapannya ini adalah ketua kelas yang dijuluki sebagai ketua kelas paling galak dan garang.

"Hei, wake up... Geonu? Bangunlah, ini sudah sore..." panggilnya.

Geonu menggeliat pelan lalu kedua mata yang nya terbuka dan menatap sekitar dengan pandangan kebingungan,

"Ung?"

"Nyaman sekali, hm?" Tanya Heeseung.

"Hah? h------HAH?!ASTAGA YA TUHAN!! HEESEUNG, MAAFKAN AKU" Geonu langsung melepas genggaman tangannya lalu mundur untuk memberi jarak,

"Apa dadaku senyaman itu untukmu tidur, Nu?" Goda Heeseung

"......."

"Lalu, betah sekali kau menggenggam tanganku sejak tadi"

".....iya" Geonu mengalihkan pandangannya.

"Hah? Gimana-gimana?"

".....nyaman"

"......"

"Aku nyaman berada di pelukanmu tadi, Seung."

"......" Heeseung terkejut, kawan-kawan.

"Sudah kuduga kau akan mimisan lagi, memangnya kau ini kenapa, sih? Mimisan muluuuu, untung aku selalu membawa tisue"

Yap, lagi-lagi hidung Heeseung mengeluarkan sedikit darah karena tidak kuat dengan demage dari seorang Geonu, guys. Dengan telaten Geonu membersihkan darah di hidung Heeseung, wajah Geonu hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya bahkan Heeseung dapat merasakan deru nafas Geonu.




















































"Nu...."

"Eum '-' ?"

"Nikah, yuk"

"Heeseung sinting"

Ketua Kelas [ HeeGeon ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang