❌ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❌
[Belum Direvisi]
•Ternyata Bener ya kata orang, kalo kita terlalu benci sama seseorang, sewaktu-waktu benci akan berubah menjadi cinta~Devanio Argara
•Ternyata Keegoisan kita dapat membuat kesalah pahaman yang berujung K...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apapun yang terjadi, aku harus kuat. Banyak orang diluar sana yang masih membutuhkanku, walau aku pun tak yakin akan hal itu"
~Ghea natasya~
***
Ghea menatap memar di pipi dan badannya lewat kaca kamarnya, dan tak ada rasa ingin mengobati luka itu, ia hanya tertawa melihat kondisinya sekarang. Lalu ia menunduk dan menangis meratapi nasibnya.
"Yaallah, apa hambamu yang satu ini tidak kau izinkan untuk bahagia, h-hiks"
Ia pun memasuki kamar mandinya, tak lupa menyalakan shower yang langsung membasahi tubuhnya, ia merasakan nyeri dari kedua pipinya, ingin sekali ia berteriak sekencang-kencangnya namun kamarnya bersampingan dengan kamar dean.
"AWW"Ghea tak sengaja menekan lukanya, hingga terlihat darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Flashback on
Ghea turun dari taksi yang ia gunakan untuk pulang kerumahnya setelah tersesat tadi. Ia menatap cemas rumahnya, ada rasa takut untuk memasuki rumah didepannya. Ghea berjalan pelan memasuki rumah, sebelum itu ia mengecek garasi dan benar saja Dean dan Taufik sudah pulang. Hal itu membuat Ghea panas dingin. Ia membuka pintu pelan agar tidak ada yang mengetahui ia baru pulang.
PLAKK
satu tamparan keras mendarat di pipinya, ia menunduk takut melihat muka merah Taufik. "JIKA SUDAH WAKTUNYA PULANG YA PULANG, TIDAK USAH SO-SOAN NONGKRONG GA JELAS, NGERTI?!" Taufik mengangkat satu tangannya hendak menampar Ghea kembali, manun tangannya ditahan oleh Anindia.
Taufik menatap marah Anindia."KAMUU MAU TERUS-MENERUS MEMBELA ANAK GA TAU DIRI INI HAH?! MAU SAMPAI KAPAN? SAMPAI ANAK INI MEMBUAT MALU KELUARGA INI HAH?!"ujurnya lalu membuka sabuk yang ia pakai lalu...
PTAK
PTAK
PTAK
Tiga kali pecutan membuat Ghea menahan tangisnya. Namun tidak dengan Anindia sedari tadi ia menahan Taufik namun kekuatannya tidak bisa menyimbangi kekuatan suaminya.
"MAS CUKUPP!!"teriak Anindia sekuat tenaga agar Taufik tidak menyiksa Ghea terus-menerus.
Lain lagi dengen Ghea ia menunduk seraya menahan tangisnya. "ak-aku jan-jii hiks ga bak-al hiks pulang telat l-lagi pah"ujur Ghea sembari memohon.
"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG HAH!! JANGAN PANGGIL SAYA DENGAN SEBUTAN MENJIJIKKAN ITU, PEMBUNUH"bentak Taufik lalu ia memecutkan kembali sabuknya kepada badan mungil Ghea.
Dean yang sedari tadi mendengar keributan dari dalam kamarnya, dengan rasa kepo ia pun keluar dari dalam kamarnya, dan betapa kagetnya ia melihat adik kesayangannya di sabet menggunakan gesper yang ujungnya terbuat dari besi. Ia pun berlari dengan rasa khawatir, memeluk erat ghea, dan menatap marah sang ayah.