ᴅ ᴜ ᴀ ʙ ᴇ ʟ ᴀ s

282 52 50
                                    

Tribun lapangan basket utama Starlight High School sangat ramai. Dipenuhi siswa-siswi yang menonton basket. Kelas Kendrick dkk, XI IPS-1. Seperti biasa, saat mereka ada jadwal olehraga akan selalu bermain basket setelah selesai olahraga.

Keringat membasahi wajah mereka menampah kesan tampan tersendiri. Baju olahraga yang sudah basah akibat keringat membuat tubuh atletis mereka tercetak jelas, membuat suasanya tribun semakin ramai. Kebanyakan dari mereka yang menontonnya adalah kaum hawa. Walaupun sudah sering melihat pemandabgan seperti ini, tapi mereka tetap saja terpesona.

"Parah! Kendrick gans banget woi!"

"Agile, twins juga gak kalah ganteng!"

"Gila, Gilang damage playboynya keluar."

"Kendrick hot banget, njir!"

"Pasti keringet mereka wangi."

"Anjir, kotak-kotak di perut apaan tuh."

Jeritan-jeritan terus saja terlontarkan dari kaum hawa. Kyra dkk yang baru saja dari kantin mendengar jeritan itu saling menatap satu sama lain.

"Ada apaan sih?" tanya Ayla.

Kyra menggeleng.

"Gak tau, coba yuk kita lihat," ajak Meyra.

"Ah, gausah lah. Kyra males desak-desakan," ucap Kyra.

"Ayo lah, Ra! Gue kepo nih," ucap Ayla.

"Kalian berdua aja, aku mau langsung ke kelas," ucap Kyra.

"Ayo lah, Ra! Gue udah kepo nih. Masa lo tega ngebiarin sahabat lo yang cantik jelita trulala ini kepo. Nanti gue beliin lo ganci yang lucu-lucu sama boneka deh. Ya? Ya? Ya? Ya? Ya?" bujuk Ayla.

Kyra yang mendengar kata ganci dan bonek seketika berbinar. Tanpa membuang waktu ia mengangguk.

"Oke!"

"Skuy!" Seru Ayla.

Mereka melangkah menuju lapangan basket utama. Saat sudah di dekat tribun, mereka disambut dengan beberapa jeritan dan pujian dari kaum hawa, mereka juga disambut dengan pemandangan Kendrick dkk yang dengan lihainya bermain basket.

Ayla meneguk ludahnya. "Gila, terpesona gue." Matanya tidak lepas dari lapangan. "Gak sia-sia gue kepo. Ternyata disungguhkan pemandangan yang ... ah, mantap!"

"AYLA!"

Kyra dan Meyra meneriaki Ayla tepat di telinga kanan dan kiri. Sang empu yang tadinya fokus ke lapangan langsung menoleh, menatap sebal kedua sahabatnya yang membuatnya terbuyar. Untung saja keadaan lapangan dan sekitarnya ramai. Jika tidak, dipastikan mereka akan menjadi bahan perhatian.

Kyra berdecak sebal. "Sampe segitunya. Kayak gak pernah liat cogan ih."

"Halah, lo aja yang gak tau cogan. Lagian nih ya, pemandangan gini tidak boleh diabaikan," ucap Ayla.

"Ih, apaan sih, Ay! Asal Ay tau nih, aku malahan sering liat ketiga abang aku shirtless," ucap Kyra dengan santai. Tanpa tahu ekspresi wajah Ayla yang sudah berubah.

"Menang banyak lo," ucap Ayla.

"Kyra lagi gak ikut lomba atau doprize ya," jawab Kyra polos.

Ayla lebih memilih bungkam. Kepolosan Kyra terkadang membuatnya terbungkam. Ia kembali fokus melihat Kendrick dkk bermain basket.

"Sok ganteng tuh anak. Playboy aja bangga," gerutu Ayla.

Meyra mengikuti arah pandang Ayla. Ternyata sahabatnya ini fokus ke satu titik, Gilang. Meyra tersenyum jahil, ia berniat menggoda sahabatnya.

"Bilang aja cemburu, gak usah gerutu gitu kali," jahil Meyra menyenggol lengan Ayla dengan sikunya.

LIMERENCE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang