Seorang gadis baru saja turun dari mobil yang membawanya ke mansion keluarganya. Gadis itu segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke pintu utama. Di belakangnya ada satu bodyguard yang membawa koper berukuran lumayan besar. Sedangkan gadis itu hanya membawa tas ransel kecil dan sling-bag.
Tingnong! Tingnong!
"Sebentar!" Teriak seseorang dari dalam mansion. Gadis itu melihat-lihat sekitar mansion. Tidak ada yang berubah, pikirnya. Hanya saja halaman mansion semakin luas.
"Siapa, ya?" tanya wanita paruh baya yang kemungkinan berkepala 4, tapi kecantikannya masih terpancar jelas. Gadis yang kebetulan membelakangi pintu memutar tubuhnya menghadap pintu.
"KYRA!" Wanita paruh baya itu langsung membawa sang gadis kepelukan hangatnya.
Gadis yang bernama Kyra itu membalas pelukan sang Bunda dan tersenyum di sela-sela pelukan hangat mereka.
"Hai, Bund! Apa kabar?" Tanya Kyra setelah pelukan mereka terlepas. Ia juga masih mempertahankan senyumnya.
"Alhamdulillah baik, kamu sendiri bagaimana?" Tanya Bunda Anna.
"Alhamdulillah, aku juga baik Bund."
Bunda Anna mengangguk mengerti. "Ya sudah, yuk kita masuk ke dalam. Masa di depan pintu sih." Bunda Anna mengajak Kyra masuk sambil terkekeh.
"Iya Bund." Mereka masuk dengan diikuti bodyguard yang menbawa koper Kyra.
"Maaf nyonya, ini di letakkan dimana ya?" Tanya bodyguard itu dengan sopan.
"Oh Marco, letakkan di situ saja dulu," jawab Bunda Anna.
Marco mengangguk patuh. "Baik nyonya." Setelah meletakkan koper itu, Marco pamit undur diri. "Kalo gitu saya pamit nyonya. Permisi."
"Kamu kenapa gak bilang kalo hari ini terbang ke Indo?" Tanya Bunda Anna.
Kyra memasang wajah polosnya. "Gpp Bund, pengen aja. Hehe, biar suprise juga."
Bunda Anna yang melihat sifat Kyra hanya geleng-geleng. Ternyata sifat polosnya masih ada, pikirnya.
"Oh iya bund, yang lain pada kemana?" Tanya Kyra saat tidak melihat ketiga abang dan Ayahnya.
"Abang kamu yang dua lagi nongkrong sama temannya, kalo Ayah tadi meeting mendadak sama abang pertama kamu."
"Kamu sih gak bilang dulu kalo hari ini pulang," sambung Bunda Anna.
"Kan biar suprise Bund. Aku kira abang sama Ayah ada di rumah. Kan sekarang weekend," ucap Kyra tidak mau kalah.
"Ya udah, sambil nunggu abang sama Ayah kamu. Mending kamu ke atas dulu, istirahat. Nanti sore Bunda bangunin," pinta Bunda Anna.
"Ok. Aku ke atas dulu Bund, dah!" Kyra membawa kopernya dan melangkah ke arah lift.
Ting!
Lift berdenting di lantai 2, kyra keluar dari lift dan melangkah menuju kamarnya yang tidak jauh dari keberadaan lift.
Di bukanya pintu besar bercat putih yang di atasnya terdapat papan kayu cantik berukiran nama 'Kyra A'. Saat pintu sudah terbuka terlihatlah kamar yang luas berwarna monokrom. Kyra menutup pintu kamarnya dan berlari kecil ke arah queen sizenya. Ia menjatuhkan tubuhnya yang letih ke atas kasur empuk. Sedangkan kopernya di letakkan sembarangan di samping ranjang.
"Ah, empuknya," gumam Kyra menutup mata. Sampai tidak sadar jika ia tertidur. Mungkin karena kelelahan.
* * *
Kyra terbangun dari tidurnya kala mendengar suara ribut dari luar kamarnya. Ia duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya, Kyra bengun dan berjalan gontai ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [On Going]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) '40dayswith5p Adelard Kendrick, pemuda berparas bak dewa yunani yang kerap disapa Kendrick/ken oleh orang terdekat. Pemuda yang belum pernah merasakan jatuh hati kepada seorang perempuan, pemuda yang sangat kaku jika berhada...