Kyra berjalan menyusuri jalanan untuk sampai ke mansionnya. Di tangan kanannya ada 2 keresek belanjaan. Ia baru saja dari minimarket yang jaraknya lumayan jauh dari perumahannya. Ditambah lagi saat masuk area perumahannya ia harus menempuh 5-7 menit.
Saat merasa kakinya letih, ia memutuskan untuk duduk sejenak di bangku halte. Kebetulan sekali halte itu lagi sepi.
Kyra mengambil ponsel di slingbag nya, saat ingin menghidupkan ponselnya tidak bisa. Ternyata lowbat.
Ia menghela napas pelan. "Lowbat lagi, padalhan mau pesan ojek online."
Kyra menatap sekitar, sekitarnya sudah lumayan sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Ia mengalihkan pandangannya ke langit yang mulai menghitam ketika terdengar suara guntur, kemungkinan hujan akan turun.
"Gimana ya? Taksi belum ada yang lewat." Ia berfikir sejenak. "Coba cari pengkolan ojek aja kali ya?" Monolognya.
"Oke, kita cari pengkolan ojek."
Kyra berjalan beberapa meter ke depan untuk mencari pengkolan ojek. Namun sayangnya, dewi fotuna tidak berpihak ke Kyra. Karena nyatanya, di pengkolan ojek sudah tidak ada tukang ojek. Mungkin udah pada pulang, pikirnya.
Dengan cekatan, ia pulang dengan berjalan kaki. Baru saja beberapa langkah, suara klakson motor membuatnya berhenti melangkah. Motor sport berwarna hitam itu berhenti tepat di samping Kyra.
Kyra mengernyit, bingung. Banyak pertanyaan dibenaknya. Ia tidak mengenali motor sport ini, terlebih lagi sang pengendara.
Pikiran negative melintas di otaknya. Apakah ini penculik? Yang akan menculik dirinya? Oh god, apa yang harus ia lakukan? Masih banyak pertanyaan dalam benaknya.
Kyra menggeleng kecil kepalanya. Gak, gak, gak! Ia berusaha menepis pikiran negative nya.
Di balik helm full face nya, sang pengendara menaikan sebelah alis. Ada apa dengan gadis di depannya ini? Pikirnya.
Ia sedikit membuka kaca helm nya. "Naik!" Pintanya dingin.
"Gak! Kamu pasti penjahat kan?" Tegas Kyra. Ia sedikit menjauhkan dirinya dari motor sport di hadapannya ini.
Tanpa sepengathuan Kyra, di balik heln full face nya. Sang pengendara itu tersenyum kecil. Iya, penculik yang akan menculik hati lo.
Pengendara itu membuka kaca helm sepenuhnya, sehingga terlihat wajah tampan dan tatapan tajam khas pengendara itu.
"Naik!" Tintahnya tidak terbantahkan.
Kyra menggeleng ragu. "Eng..enggak!"
Kendrick menaikan sebalah alisnya, "yakin?" Tanyanya masih dengan nada datar dan dingin.
"Yakin!" Ucap Kyra walau ada keraguan.
"Oke." Tanpa berkata lagi, Kendrick menurunkan kaca helmnya dan melajukan motornya meninggalkan Kyra yang masih diam di tempat.
"Lho?" Kyra menatap kepergian Kendrick. "Ini beneran ditinggal?" Kyra masih tetap diposisinya.
Tiba-tiba, hujan gerimis turun memasahi kota Jakarta. Kyra menatap langit yang semakin menghitam. Ia berlari kembali ke halte tempat ia beristirahat tadi, hujan semakin deras.
Kyra memeluk tubuhnya sambil sesekali mengelus lengannya kala hawa dingin menerpa kulit mulusnya. Dirinya lupa membawa sweeter atau jaket.
"Dingin," gumamnya. Tubuhnya sedikit bergetar karena hawa dingin, terlebih lagi hujannya semakin deras.
Saat berusaha untuk menghangatkan diri, sebuah mobil Mercedez-benz berhenti tepat di depannya. Pintu mobil sebelah kanan terbuka. Pemuda tampan berlari kecil menghampiri Kyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [On Going]
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) '40dayswith5p Adelard Kendrick, pemuda berparas bak dewa yunani yang kerap disapa Kendrick/ken oleh orang terdekat. Pemuda yang belum pernah merasakan jatuh hati kepada seorang perempuan, pemuda yang sangat kaku jika berhada...