Jangan lupa vote sebelum baca. Biar ga lupa:3Happy Reading :)
********
Saat ini mereka ber empat sudah tiba di rumah Revano, dan sedari tadi Desi selalu mengikuti kemana Vano pergi, sampai Tasya sendiri jengah melihatnya.
"Desi mending lo duduk deh, kek anak tuyul aja lo glendotan." Ucap Zidan yang ikut jengah melihatnya.
"Yee, suka suka gue dong, situ jomblo jadi pantes iri"
"Emang lo ga jomblo, eh iya lo kan jomblo tapi mau ngerebut pacar orang, hadeuh malu mbak." Ledek Zidan kepada Desi.
Tasya dan Vano hanya menonton perdebatan Zidan dengan Desi, sehingga Tante Diana datang menawarkan minuman.
"Ada apa nih ribut ribut, eh aduhh si kasep ini siapa? " Tanya tante Diana saat melihat Zidan yang asik adu mulut dengan Desi.
"Eh, kenalin saya tante, saya Zidan abang sepupunya Tasya." Dengan memasang senyum manis sehingga mata nya ikut meniyipit.
"Owh sepupu Tasya toh, eh kalian mau Tante buatin minuman apa nih"
"Gausah tan, aku sama Tasya cuma sebentar kok"
"Udah gapapa, ga perlu sungkan sungkan, anggep aja di rumah sendiri yah. " Zidan yang tak enak hati menolak akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Yaudah tante ke dapur dulu." Pamit Diana dengan segera di ikuti Tasya di Belakangnya.
**********
"Tante aku bantu yah." Ucap Tasya di samping Diana.
"Eh sayang, engga perlu, mending kamu balik ke ruang tamu sana"
"Engga papa tan, aku mau bantuin tante kok"
"Yaudah kalo gitu, kamu ambil sirup di kulkas yah, tante mau ambil cemilan dulu."
"Siap tan" Dengan segera Tasya menuju kulkas untuk mengambil sirup rasa jeruk.
*********"
Sedangkan di ruang tamu perdebatan antara Desi dan Zidan masih berlanjut.
"Vano, suruh dia pulang sana, kayak ga punya rumah aja kesini, atau lo cuma numpang makan doang kan." Hardik Desi dengan muka merah, menahan amarah.
"Eh pantat sapi abis berak, emang lo siapa nyuruh orang ngusir gue, tau diri dong lo lo kesini ngapain, lah gue kesini nganterin sepupu gue ketemu cowok bego di samping lo, dan lo bilang gue numpang makan, terus bedanya sama lo apa, lo kesini cuma mau ngelonte ke pacar orang gitu?" Sinis Zidan dengan kesal, enak aja anak orang kaya dibilang numpang makan.
Gini yah, kalo cowo udah marah sama ngegosip, mulutnya ga bisa di toleransi sama ga bisa di rem.
Vano yang di bilang cowo bego oleh Zidan segera menatap nyalang cowo di depannya ini.
"Apa lo mata lo kek mau keluar, sini kasih ke gue mau gue jual, lumayan dapet uang tambahan, terus bisa ngebantu orang yang gak bisa ngeliat dirinya sendiri, mau ngejelekin orang eh ga ngeliat dirinya ada kekurangan." Tak lupa dengan nada sinisnya Zidan melirik ke arah Desi yang menunduk.
"Gue bukan cowo bego, dan asal lo tau, lo itu baru muncul setelah hubungan gue sama Tasya ada sedikit konflik jadi lo diem aja karna lo ga tau penyebab masalahnya."
"Yakin bukan cowo bego?, gue udah tau semuanya, lo nampar Tasya karna cewe sampah ini kan, dan lo ngebiarin PACAR LO nangis nangis di trotoar" Sinis Zidan dengan nada menekan di kalimat pacar.
Sekekita Vano diam, dirinya tau dia salah, tapi dia tak maksud seprti itu, lagian Tasya udah memafkannya tadi pas perjalanan kesini.
"Gue tuh temen kecilnya Vano, jadi wajar dong sifat gue kek gini ke dia" Ungkap Desi dengan membela dirinya.
"Liat sikon dong, kalo cowo bego ini ada pacar, lo harusnya bisa jaga sikap jangan kayak jalang mau lo temenya kek lo harusnya ngerti kalo cowo bego ini udah ada pacar, lo sebagai perempuan harusnya ngerti perasan si Tasya." Sekali lagi Zidan mengeluarkan unek uneknya dengan nada tegas.
Dan Desi ikutan bungkam, sehingga suara Tasya memecahkan keheningan yang ada beberapa menit lalu.
"Kok pada diem diem bae, nih Asya bawain minuman." Ucap Tasya sambil menaruh nampan berisi minuman dan juga beberapa camilan.
Saat Tasya akan duduk, Vano segera menahan tangan Tasya yang akan mendaratkan bokongnga di samping Zidan.
"Yang" Bisik Vano di telinga kiri Tasya.
"Kenapa hum?" Balas Tasya ikutan berbisik.
"Kangen kamu, heheheh" Dengan cengegesan Vano segera memeluk pinggang Tasya dengan posesif.
Zidan yang melihat itu langsung merasa gerah.
"Sya pulang yok, udah malem, ntar lo di cariin mama." Zidan melancarkan aksinya untuk membuat Vano dan Tasya tak lagi berpelukan, eum lebih tepatnya di peluk Vano.
"Owh iya udah mau malem, Vano aku pulang yah, besok jemput aku di depan rumah yah." Pamit Tasya dengan segera melepaskan lilitan tangan Vano di pinggangnya.
"Eh Vano lo kan mau jemput gue, bokap gue loh yang minta" Ucap Desi yang sedari tadi hanya menyimak.
Tasya yang mendengarnya hanya tersenyum kecil, baiklah dirinya akan mengalah lagi.
"Yaudah gapapa, Vano kamu anterin Desi aja, aku bisa berangkat sama Bang Zidan kok" Dengan senyum kecilnya Tasya berucap, yah senyum kecil yang menyiratkan kesedihan.
Vano hanya menahan diri untuk tidak membogem wajah mulus seorang Desi, dan dirinya tak rela kalo cowo aneh itu mengantar kekasihnya.
Beda lagi dengan Desi dan Zidan, yang sudah memasang wajah ceria, akhirnya bisa berduaan lagi.
"Yaudah ya, aku pulang, ayok bang pulang udah malem nih."
"Yok pulang" Ucap Zidan dengan nada gembira.
"Tante, aku sama abang mau pulang yah udah malem." Pamit Tasya saat melihat Diana yang sedang menurut tangga.Tak lupa juga dengan bersalim tangan.
"Yaudah lagian ini udah malem, kapan kapan kesini lagi yah, titip salam juga buat mama kamu, hati hati di jalan" Diana mengucapkan itu saat Tasya sudah berada di depan pintu utama.
Tasya hanya mengancungkan jempolnya, dengan tersenyum manis.
"Silahkan masuk tuan putri." Ucap Zidan dengan nada konyol sambil membuka pintu mobil.
Tasya hanya terkekeh, dan segera dirinya masuk ke dalam mobil, dan disusul oleh Zidan.
Dan mobil Zidan segera meninggalkan perkarangan rumah Revano.
__________________&&_________________
Eyoo, jangan lupa vote and comen
Kalo ada typo bilang yahSelamat Tahun Baru semua :)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Childish
Teen FictionSebelum atau sesudah baca, budayakan vote! Jangan lupa follow akun wp ku. _________________________________________ "asya aku ga suka ya kamu deket sama juna-juna itu" sambil menghentakan kakinya, Vano mengerucutkan bibirnya menanda dia sedang ngam...