Saat ini Vano sudah ada di kediaman orang tuanya, saat dirinya ingin membuka pintu, tapi pintunya terlebih dulu terbuka dan menemukan seorang wanita paruh baya dengan senyuman khas miliknya.
"Hai sayang, kok ga ajak Asya kesini" Ucap mommy Vano, Diana Deilian.
"Huh!, ayolah mom, aku ini putra mu bukan Asya, Asya nanti kesini mom" Rajuk Vano dengan muka mengemaskannya.
"Hahaha, iya sayang, yaudah yuk kedalem mommy udah masak makanan kesukaan kamu, ada daddy juga di dalem."
Vano hanya diam saat momy'nya, mengajak dirinya untuk ke masuk ke dalam mansion daddy'nya , pasti dirinya akan menjadi nyamuk saat di dalam nanti, pikir Vano.
"Hey boy, tumben kesini ga sama pawangnya , sini duduk sama daddy" Desta Bhaskara.
Vano hanya tersenyum saat daddy menyuruhnya untuk duduk di atas sofa.
"Nanti Asya kesini dad, oya dad, soal perusahaan, Vano udah pikirkan, Vano mau megang perusahaan daddy" Ucap Vano.
Ya memang, dadynya menyuruh dirinya untuk memegang perusahaan daddy'nya yang sudah sangat meluas, dan saham saham yang sudah banyak tersebar.
Desta yang mendengar perkataan anaknya, langsung menepuk punggung putra semata wayangnya.
"Daddy suka pikiran mu son."
Dan pembicaraan terus berlanjut tapi tidak lama, Diana datang membawa buah-buah'anyang sudah di potong-potong.
"Wah, mommy tau aja kalo aku lagi pengen makan yang seger seger" Ucap sang daddy dengan mengedipkan sebelah matanya.
Diana memutar bola matanya malas dengan perlakuan sang suami'nya yang gak tau diri, padahal sudah tua tapi sifatnya tak pernah pudar.
"Enggh, mom dad, aku mau ke rumah Asya ya, dia udah nungguin aku" Kata Vano sambil menyalami kedua tangan orang tuanya.
"Hati hati ya sayang, kamu jangan ngebut kalo bawa mobil" Ucap Diana dengan mengecup puncak kepala sang putra.
"Iyah mom, bye dad mom, nanti aku kesini sama Asya."
Tin! Tin!
Suara klakson mobil Vano, pertanda dia akan pergi menuju rumah sang kekasih.
__________________454_________________
"Asya, sayang cepet turun Vano udah nungguin nih" Teriak sang mama dari lantai bawah.
"Iyah mah, sabar ini lagi ambil tas " Mama gak bisa sabar apa ya, belum juga Vano lama nungguin, gumam asya di dalam hati.
Saat akan sampai di anak tangga yang terakhir, dirinya melihat Vano yang sedang tersenyum sangat manis.
Semanis kopi <3
Ya kali semanis kopi:v"Kenapa kok liatin aku gitu banget, ada yang salah" Tanya Tasya dengan bibir yang di cabik'an, menambah kesan imut nya.
"Aku gak ikhlas aja, liat kamu di liatin cowo nanti " Sambil menggenggam tangan Tasya Vano mengucapkan kata pamit kepada mama Tasya, Citra Amelian.
Kalo papa nya Tasya, lagi ke luar negri ya sahabatnya kekei, panggil aja Rio Anggresa.
"Mah, Asya pamit ya mah, sama Vano" Teriak Asya di depan pintu utama.
"Iyah, hati hati ya kalian berdua"
Nah kan kalo yang satu teriak yang lain juga ikut triak, lama lama kek hutan nih rumah.
___________________454________________
Saat ini keduanya sudah sampai di salah satu mall yang ada di daerah sini.
"Sayang, kita mau makan apa belanja dulu" Tanya Vano dengan sangat lembut.
"Hmm, kita makan aja dulu yuk, nanti baru kita belanja" Vano yang gemas dengan Tasya langsung mengacak rambut Tasya dengan gemas.
Tasya yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum.
"Vano ih, rambut aku berantakan tau" Kesal Tasya, tapi tak lama dirinya kembali tersenyum karena mendengar penuturan Vano.
"Abisnya kamu tuh imut, gak bisa tahan kalo liat kamu, gemes, apalagi ini pipi makin tembem."
Tutur Vano dengan tanganya yang masih saling bertautan dengan telapak tangan Asya.
"Yaudah kalo gitu, aku diet aja ya, biar kamu gak malu kalo ngajak aku keluar" Gumam Tasya dengan sangat pelan karna dirinya takut Vano bakalan mendengar gumaman'nya.
Tapi sayang Varo sudah mendengar gumaman Tasya "no honey, gak ada acara diet dietan, mau gimana bentuk tubuh kamu aku gak masalah, asal kamu sehat" Kata Vano dengan tegas.
Dirinya tak mempersalahkan itu, dirinya sudah terlanjur untuk mencintai gadis imut ini, namun kadang sangat dewasa.
Gue tau kalian pasti kada merasa insecure karna ngeliat fisik sesorang, mending kalian jangan insecure, karna gak ada yang tau gimana kedepanya, perubahan pasti ada jadi berusaha yaa :).
Yok back ke topik
Tasya yang mendengar perkataan Vano, langsung tersenyum cerah.
"Eh Vano, aku mau ice cream dulu ya, soalnya kan kamu janji tadi" Vano hanya mengangguk seraya tersenyum melihat tingkah Tasya yang sangat antusias.
"Yaudah ayuk, kamu tunggu di depan sana ya, nanti aku susulin kamu."
"Yaudah iya, dadah Vano" Vano hanya menggelengkan kepalanya melihat Tasya yang sangat unik.
*********
"Sayang, dengerin aku ya, kamu harus percaya sama aku, apapun keadaanya."
Tasya yang mendengar kan itu seketika menghentikan kegiatan ya yang sedang memakan ice cream.
"Vano dengerin aku, suatu kunci hubungan agar tetap langgeng adalah, saling percaya, dan kamu harus selalu jujur sama aku, gimana pun nanti kamu harus tetap jujur sama aku, begitu pun sebaliknya, aku bakalan usahain buat jujur sama kamu."
Ungkap Tasya seraya mengelus kepala Vano yang sedang menyender di bahunya.
Vano hanya tersenyum mendengar perkataan kekasihnya, betapa beruntung nya dia, bisa memiliki kekasih seperti Tasya.
"Tapi aku takut, kamu bakalan engga percaya sama aku" Gumam Vano dengan suara yang bergetar, seperti menahan tangisan.
"Aku bakalan percaya sama kamu asal ada bukti, dan aku gak bakalan pergi, klo gak ada bukti yang kuat."
"Janji ya, aku takut kamu ninggalin aku Sya" Tasya yang mendengar perkataan Vano, langsung memeluk tubuh Vano agar lebih tenang.
"Yaudah, yuk Vano, kita belanja jangan sedih gini, tuh liat banyak yang ngeliatin kita" Vano yang mendengar langsung mengendarkan kepalanya untuk melihat kesamping.
Dan benar saja banyak pengunjung yang melihat mereka, Vano langsung menenggak kan tubuhnya dan memasang ekpresi dinginya.
Tasya yang melihat seketika terkikik geli, ada ada saja kelakuan Varo.
Saat mereka ingin melangkahkan kakinya ada seorang gadis yang memeluk Vano dari depan.
Gerbb!
Varo seketika menengang, dan Tasya hanya melihat itu dengan senyum kecilnya, sungguh hatinya sangat sakit.
__________________454_________________
Hai
Maaf ya baru up, soalnya sibuk banget sama daring, kalian juga pasti masih daring
Mumpung lagi ada waktu, aku sempetin buat up
Oya buat yang baca cerita ini, mohon banget vote
Karna vote kalian sangat berati bagi aku, jujur sedih sih banyak yang baca tapi cuma dikit yang vote
Aku gak maksa, cuma ya hargai karya gue :)
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Childish
Teen FictionSebelum atau sesudah baca, budayakan vote! Jangan lupa follow akun wp ku. _________________________________________ "asya aku ga suka ya kamu deket sama juna-juna itu" sambil menghentakan kakinya, Vano mengerucutkan bibirnya menanda dia sedang ngam...