Vote dulu bun
Vote bun
Bun vote
Yaelah si bubun
Vote!
Happy Reading bun🌼
********
Kini Tasya dan Vano sudah berdiri di halaman apartemen. Vano yang sedari tadi merengek untuk menolak hukuman yang menjadi double.
Bayangkan saja dia di suruh goyang dombret sambil memakai rok dan tanktop.
"Aku gak mau tau ya Van, kan di kantin kamu udah setuju, lagian kalo kamu engga mau aku bisa pergi sama Juna." Ucap Tasya dengan santai.
Vano yang mendengarnya melotot tak trima, "apa apa sih kamu, lagian ya si Juna kan udah punya pacar, kamu gak usah mau jadi perebut laki orang."
"Enak aja bilang aku mau ngerebut si Juna, lagian emang salah aku mau jalan sama Juna." Dengan nafas memburu Tasya menatap Vano dengan tajam.
"Dia sahabat aku, kamu juga bisa kok kayak gitu ke Desi, apalagi pas tadi di kantin. Kamu ada gak belain aku, ada gak?!"
Vano menatap Tasya takut. Bukan ini yang di maksud dia gak mau Tasya pergi dengan Juna dan meninggalkan dia disini sendirian.
Menatap Vano yang menatapnya takut, tak membuat amarahnya surut. Bahkan kini semakin meledak ledak sehingga mampu menarik perhatian orang yang berlalu lalang.
"Waktu dia jelek jelekin aku kamu malah diem. Waktu aku di hina hina kamu malah belain dia. Waktu dia nge dorong aku terus aku bales kamu malah nolong dia. Untung disana ada Bintang yang nolongin aku-! " Sedetik kemudian Tasya berbalik menatap Vano.
"Aku ga bakalan nemuin kamu ataupun kamu ga usah nemuin aku. Kita break dulu, kamu introspeksi diri, setelah kamu nyadar kesalahan kamu baru aku mau nemuin kamu." Sambung Tasya sembari meninggalkan Vano yang menegang.
"Pantes sih cewenya lari, orang cowonya belain cewe lain." Kata cewek yang ber kuncir kuda sambil melihat miris ke arah Vano.
"Udah di kasih cewe kek bidadari malah nyari cewe kek sampah. Hadehh otaknya keselip di selangkangan kali ya." Tungkas om om yang mungkin sekitar umurnya 32 taun sambil menenteng tas kerjanya
"Otak lo noh selangkangan, tapi iya sih ngelepasin berlian cuma mau nerima emas kw." Kata om om yang kini agak berperut buncit dengan senyum mesumnya.
Kata kata yang masuk di telinganya tak di hiraukan, yang ada di pikirannya hanya permen milkita. Saat tak sengaja melihat bocil yang asik menjilati permen, si bocil malah memeletkan lidahnya.
Bahkan kata kata Tasya tak di hiraukan, tapi yang dia dengar kata kata terakhir Tasya adalah Break.
Alvano menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Kok gue jadi kepengen ngemut permen milkita."
Setelahnya dia berlalu masuk ke dalam mobil untuk berkeliling mencari penjual permen milkita.
*******
Tasya menatap jalanan yang kasih basah dengan sendu. Mungkin keputusannya meminta break adalah jalan yang terbaik.
Pikirannya menerawang saat mengingat kejadian 1 jam yang lalu.
Flashback
"Dasar perkumpulan cewe ganjen." Entah dari mana asal gadis berambut yang di semir ini datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy Childish
Teen FictionSebelum atau sesudah baca, budayakan vote! Jangan lupa follow akun wp ku. _________________________________________ "asya aku ga suka ya kamu deket sama juna-juna itu" sambil menghentakan kakinya, Vano mengerucutkan bibirnya menanda dia sedang ngam...