Underground 2

260 44 0
                                    

Gambar: Dari animenya AoT saat Levi vs Zeke lupa episode berapa...lol

"Ayah mau pergi kemana?"

"Oh Hanji selamat pagi! Maaf ya ayah membangunkanmu"

Aku menatap kedua orang tuaku dengan tatapan bingung. Ibuku tiba-tiba berpaling dariku tapi aku sempat melihat dirinya menangis. Aku kembali fokus kepada ayahku.

"Jaga ibumu ya... Ayah pergi dulu"

"Kemana?" Pertanyaanku tidak pernah mendapatkan jawaban, karena setelah mencium kepalaku dirinya langsung pergi meninggalkan ibu dan juga aku.

"Ayah tunggu aku... Jangan pergi–" Dengan tanganku aku berusaha menggapai ayah yang telah menghilang di balik pintu kamar. Ibu menangis sambil memelukku dengan erat.

"Jangan pergi..." Ku buka mata perlahan dan mendapati sepasang bola mata hitam yang berkedip menatap kembali ke arahku, kali ini tanpa tatapan tajamnya.

"Levi?... Apa yang..." Ucapanku melirih tatkala tersadar bahwa kedua tanganku menggenggam tangan kanan Levi dengan kuat. Dengan canggung ku lepas genggaman itu secara perlahan.

"Emm... Maaf" tersadar bahwa diriku sudah tidak lagi terikat dengan rantai aku langsung menengok ke arah luka dikakiku. Menatap dengan lega, karena luka dikakiku sudah diperban dengan sangat rapi.

"Kau yang melakukannya?" Tanyaku tak mampu menyembunyikan nada terkesan. Levi menggelengkan kepalanya dan menengok sedikit ke arah belakang. Ku intip dari atas bahunya dan melihat pemandangan Mikasa menodongkan pistol ke arah Dokter Nick yang terikat pada rantai selagi menangis dengan mulut yang tersumpal oleh sepatu miliknya sendiri. Ini sungguh epic! Kalau keadaannya berbeda mungkin aku akan bersorak bahagia, tapi sepertinya kali ini bukan waktu yang tepat.

"Pokonya kita harus pergi sebelum Zeke kembali ke sini"

"Mikasa" Mengerti maksud kakaknya, gadis itu mengangguk dan dengan palu pistol memukul tengkuk Dokter Nick hingga tak sadarkan diri. Aku menatapnya dengan horor, Gya! Kita bisa mengintrogasinya untuk mengatakan kata sandi di pintu itu!! Ah... sudahlahh

Levi membantuku untuk berdiri, namun kuhentikan ketika melihat memar pada telapang tangannya. Aku yang ingin bertanya mengenai luka baru Levi tiba-tiba tersadar kalau laki-laki dihadapanku menggeser beberapa tulang di jarinya agar muat dan mampu lolos oleh jeratan borgol rantai itu. Mengerikan! Ekspresinya masih datar seolah dia tidak merasa sakit sama sekali. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang masuk akal dipikiranku, ku gelengkan kepala sambil berfikir ada apa dengan hari pertamaku bekerja.

"Tidak bisa dibuka" ujar Mikasa seraya berdiri di depan pintu keluar. Aku menghela nafas dengan pasrah dan dengan sempoyongan berjalan menuju ruang laboratorium dan diikuti oleh kedua Ackerman itu dengan penuh penasaran.

"Kita masih bisa menggunakan saluran udara itu, tapi kita akan kesulitan untuk naik ke permukaan..." saat kutengok ke arah kedua teman seperjuanganku ingin kuteriaki mereka berdua agar mendengar rencana yang akan ku ucapkan. Levi sedang menikmati bermain sambil mengasah berbagai jenis pisau operasi yang ada di hadapannya, sedangkan Mikasa berdiri di depan pintu mengamati ruangan sambil sesekali mencuri pandang kepadaku. Benar-benar tidak bisa dipercaya!

Kutenangkan diriku sejenak dan beranjak memasukkan obat-obatan dan barang yang mungkin dapat membantu perjalanan kami nanti pada tas ransel yang kutemukan dibawah kolong meja–jangan tanya kenapa bisa ada disana karena aku juga tidak mengerti.

Melihat Levi dan Mikasa menjadi tegang, maka ku hentikan kegiatanku dan mengikuti arah pandangan mereka dengan tanda tanya. Levi mengangguk pada Mikasa dan mereka berjalan menuju pintu dan meninggalkanku sendiri.

Book of Hanji ZoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang