Girl with a Wings Pendant 2

116 18 2
                                    

Aku merasa ada seseorang yang mengamatiku. Aku menengok ke arah tempat yang membuat bulu kuduk berdiri. Aku mendapati sepasang mata bosan sedang melihat kearahku.

Mr. Aku-diam-saja-dan-mengamati berdiri dengan cool di depan Hotel menyambut kami. Tiga orang perempuan dan seorang laki-laki terlihat menikmati pemandangan seorang Levi. Jujur saja fans Levi pasti dari berbagai kalangan, aku bahkan menelan ludahku sendiri melihatnya. Dasar pendek untung keren tapi setidaknya dia menghargai ku dengan tidak pernah memandang rendah padaku (aku lebih tinggi). Hehehe

Aku tertawa sendiri menikmati pemikiran kalau aku itu lebih superior.

Sesuatu melayang di kepalaku dan memantul. Koin 100 rupiah, pantas saja sakit! Aku melihat ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada yang mencurigakan. Krista kedua tangannya masih membawa belanjaannya, Levi masih berdiri seperti tadi, Mikasa... entah dimana tapi aku yakin tidak mungkin dia. Ymir itu perempuan tomboi yang cool tidak mungkin dia melakukan hal kekanak-kanakan begini. Lalu siapa?!

Lincah dan cepat: Ymir, Mikasa, dan Levi. Check

Membaca situasi dan emosi: Bertholdt- yang akan mengerikan jika ada di sini- Mikasa dan Levi. Check

Levi aku yakin perilakunya tidak se- Innocence wajah dan penampilannya. Aku mengerang berjalan mendekatinya, wajah datarnya tak retak sama sekali. Kuso!

"Jadi bagaimana, sudah selesai?!" Aku bertanya dengan nada keras di depannya. Biar saja, salah siapa malah ribut dengan Ymir dan beraninya melempariku. Beberapa orang bahkan melihat ke arah kami.

"Uhuu~ ada yang tertangkap istri bersenang-senang di love Hotel~" Aku ternganga oleh pernyataan orang asing itu. Beberapa orang lalu tersentak dan mencoba menjauh dari kami.

"Tutup mulutmu" ujar Levi menanggapi mulutku yang masih terbuka.

Orang-orang yang mendengar kata itu tersentak lagi. "Ih ceraikan saja dia" "Berani-beraninya laki-laki itu" Kebanyakan yang berkomentar begini adalah perempuan. "Dia dingin sekali" Kau salah Levi memang datar to the point seperti itu.

Bahkan Levi menghela nafas panjang. Cukup aku tak mau Levi semakin membuat orang lain salah paham dengan kata yang akan keluar dari mulutnya seperti "Ayo cepat masuk, mereka sudah menunggu" atau kata seperti "Kemana saja kau, lama sekali"

Aku juga menghela nafas panjang sebelum akhirnya tanpa aba-aba aku berjalan menuju tempat pertemuan kami sebelumnya dilakukan.

Entah apa yang terjadi saat aku pergi tapi yang jelas Ymir duduk berjauhan dengan Mikasa.

"Selamat datang lagi dokter" sapa Mikasa yang langsung kuberikan permen apel. Dia terlihat senang sekali. Kuhempaskan diriku di sofa tepat di samping Mikasa.

"Jadi?" Tanyaku langsung ke inti diskusi mereka. Ymir menghela nafas dan berdiri dari kursinya.

"Aku akan memanggil Krista"

Sesaat kemudian Ymir kembali bersama dengan Krista.

"Krista, aku ingin kau pergi bersama dengan mereka" ujar Ymir pada anak perempuan itu.

Krista tampak bingung "Kenapa?" tanyanya dengan wajah penuh harap Ymir menjelaskan kepadanya.

Ymir menghela nafas panjang dan memegang pundak Krista "Kau tau kan kalau kau sudah tidak aman disini" ujar Ymir yang dibalas dengan lirikan mata penuh keraguan ke arah kami. "Dan kau tau kan aku tidak bisa menjagamu lebih lama lagi" Krista menundukkan kepalanya.

"Hei, kau bisa percaya pada mereka" Krista menatap Ymir kembali.

"T-tapi-"

"Krista, kedua dari mereka adalah klan Ackerman. Mereka pasti akan melindungi mu" Krista terlihat cukup kaget dengan ucapan Ymir. Aku bingung kenapa tetapi Levi mengerutkan alisnya dan kuyakin berusaha sekuat tenaga untuk tidak berdecih. Mikasa berhenti memutar-mutarkan permen apel yang kuberikan kepadanya.

Book of Hanji ZoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang