Behind Bars

141 24 4
                                    

Selamat membaca. Aku sedikit singgung-singgung sejarah kelam negara. Hanya sebagai inspirasi semaata 🙏

"Ugh!"

Tubuhku langsung terjatuh di lantai kotor berjerami karena didorong oleh salah satu bawahan Carven. Meski dorongannya tidak begitu keras tetap saja aku tidak bisa menahan keseimbangan ku dan tersungkur, apalagi sekarang aku hanya bisa mengandalkan salah satu pengelihatan ku yang buram. Mereka telah melucuti ku sebelum aku dimasukan ke penjara, mulai dari kaca mata, kuncir rambut, hingga sepatuku sudah hilang yang tersisa hanyalah kemeja putih polos dan celana yang ku kenakan.

Aku mendengar suara rantai dan bunyi besi yang saling bertubrukan, dari situ aku tau bahwa mereka sudah menghapus ku dari dunia luar. Aku mengerang lirih karena tubuhku yang masih membelot pada kehendak ku. Tanpa hasil yang memuaskan akhirnya aku belajar menerima kenyataan dengan mengistirahatkan otot ku yang tegang dan berhenti memberontak.

Suara langkah kaki semakin lama semakin menghilang dan tempat ini terbalut kesunyian. Pikiranku berkelana memikirkan ibuku yang tak kutahu bagaimana kabarnya sekarang. Kenangan masa lalu tiba-tiba datang menghampiri pikiranku, mungkin karena ibu Jean yang-

Aku menggigit bibir bawahku untuk menghentikan bergetar dan mencegah isakku keluar. Hanji Zoe adalah orang yang kuat, semangat, dan keras kepala tapi kenapa aku...

Kuhempaskan nafas panjang ku seraya menenangkan hatiku agar aku tidak kehilangan diriku sendiri dan dikirim ke rumah sakit jiwa. 'Hanji sungguh menyedihkan' lama sekali aku tidak mendengar bulian itu. Aku tertawa jika mengingat masa lalu karena penampilanku yang sedikit tomboy.

"Oi, syukurlah kalau kau masih hidup" sebuah bisikan suara tiba-tiba menghentikan tawaku. Mungkin benar mereka perlu membawaku ke rumah sakit jiwa karena aku mulai mendengar suara-suara orang yang telah gugur di ruangan ini.

Aku terdiam dan suara itu kembali berbisik lagi di telingaku "Hei, siapa namamu?"

Aku terdiam

"Hei-"

"Kau berisik sekali. Lihatlah sekarang aku seperti orang gila yang bicara sendiri pada jerami. Ini semua salahmu!" Ujarku kesal pada sehelai jerami yang dari tadi menggelitik hidungku. Aku mencoba menggerakkan kepalaku menjauh dari jerami itu.

"Aku bukan jerami"

"Tentu saja bukan, 'aku bukan penjahat' itu yang biasanya penjahat bilang saat mereka tertangkap" Benar saja, keheningan kembali bersamaku setelah itu.

Aku tak tau berapa lama tapi rasa kesepian kembali mengusikku. Para penjaga juga tidak memberiku makan sama sekali dan jendela kecil di sudut atas ruangan tak membantuku sama sekali untuk melakukan estimasi waktu. Aku kembali menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya.

"Hei jerami" Tak ada jawaban sama sekali dari jerami itu.

"Hei jerami, apa menurutmu yang kulakukan salah?"

Kali ini aku menerima jawaban dari jerami itu "Memang apa yang kau lakukan?" tanyanya kepadaku.

"Memberikan jari tengah pada Presiden Fritz dan mencuri sesuatu darinya di hari pertamaku bekerja" ujarku sambil mengingat kembali awal mula hidup ku yang penuh bencana.

Suara tawa yang keras membuat mataku terbelalak karena jerami ada di depanku dan suara itu ada di belakangku. Dengan refleks tubuhku bergerak menjauh dan menatap kegelapan sudut ruangan paling gelap di penjara itu. Setelahnya terdengar batuk-batuk dari suara itu, tapi aku tetap waspada melihat dengan mata minus ku.

Suara batuknya yang kering dan nafasnya yang terengah-engah membuatku menautkan kedua alisku. Setelah beberapa saat batuk itu mulai hilang dan aku bertanya dengan nada waspada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book of Hanji ZoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang