O4 ; previous little story

1.1K 206 3
                                    

Jaehyun menegak bir kaleng sambil menatap lurus kedepan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun menegak bir kaleng sambil menatap lurus kedepan. Tatapan matanya begitu kosong, ia kemudian menumpu lengannya pada pantry marmer itu.

"Kenapa bisa menjadi seperti ini?" Jaehyun meremas rambutnya dan merusak tatanan rambutnya yang sudah lebih dulu berantakan itu.

Telinganya menangkap sebuah ketukan high heels yang menggema dibelakangnya. Ia menoleh lalu segera mungkin berdiri— mendekat kearah si gadis yang sedikit terkejut melihat dirinya.

"Kau mau kemana tengah malam begini, Lisa?"

Lisa menghela nafasnya kasar, ia menatap begitu tajam pria didepannya lalu membuang pandangannya pada lain.

"Memang ini urusanmu?" jawaban yang begitu dingin itu mampu membuat Jaehyun tersentak.

Mengapa, gadis didepannya ini begitu berbeda? seperti ada hal lain yang ada didiri gadis itu.

ah, kupikirkan nanti saja.

Jaehyun menghela nafasnya, mencekal pergelangan tangan Lisa dan mengangkatnya menunjuk kearah jam besar yang diletakkan disudut ruangan.

"Lihat, sekarang pukul 11 malam. Ini waktunya untuk istirahat, bukan keluar dengan . ."

Jaehyun menjeda ucapannya, menatap Lisa dari atas sampai ujung kakinya, ia lalu meringis dan berdecak.

". . dengan pakaian yang tidak patut kau pakai."

Lisa menatap sekilas cekalan tangan Jaehyun lalu menghempaskannya. Ia kembali melirik pada jam besar kemudian Jaehyun dengan bergantian.

"Ini masih sore. Sebaiknya kau kembali pada tempatmu, tidak usah mengurus urusanku."

"Memang kau mau kemana, sih?  sampai kau menentangku seperti ini?" kesalnya.

Lisa berdecak, ia melipat kedua tangannya dan menatap pria didepannya ini.

"Pertama, aku akan clubbing. Kedua, kau bukan siapa-siapaku sampai harus mengeluarkan konvensasi tak berdasar padaku."

Lisa akan melangkah melewati Jaehyun-- sebelum pria bermarga Jung itu menariknya lalu mengukungnya diantara sisi meja pantry.

Jaehyun meremat kaleng birnya lalu membuangnya tepat pada tempat sampah. Ia menatap dalam mata yang dari dulu mampu membuatnya terjatuh ini.

"Lisa? kau .. kenapa kau—"

"Kalian sedang apa?"

Suara itu membuat keduanya terkejut, seolah tengah terciduk sedang bercumbu dibelakang kekasih masing-masing-- mereka berdua berdiri tegap lalu menatap pria didepannya ini. Lisa dan Jaehyun kemudian menetralkan nafas mereka lalu menatap dengan tenang.

"Ta-tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Li-Lisa, aku mengobrol sedikit padanya dan ternyata dia teman lamaku dulu." Jaehyun berusaha tersenyum, kendati jantungnya berdegup dengan kencang.

Bukan apa, ia hanya merasa tak boleh ketahuan Taehyung karena ia merasa jika ia akan merusak hubungan Lisa dan Taehyung. Mungkin saja ia bisa membeberkan semuanyatentang dirinya dan Lisa. Namun sama seperti sebelumnya, ia tidak mau membuat hubungan keduanya rusak.

Jaehyun sadar, ia itu berhutang budi pada pamannya—ayah Taehyung—karena telah menopang hidupnya selama kurang lebih 3 tahun ini. Maka ia juga harus membalas hutang budi itu dengan menjaga hubungannya dengan keluarga mereka.

Ia tidak mau jika hubungannya renggang dengan keluarga ini hanya karena keegoisannya.

Maka biarkanlah Jaehyun diam dengan seluruh perasaannya pada Lisa yang telah lama terpendam dalam bilik hatinya.

"Hng, lalu apa yang kalian lakukan tadi?" Taehyung masih memicing curiga pada dua cucu Adam dan Hawa didepannya ini.

"Kami..." Jaehyun melirik kesamping, tepat pada gadis yang terlihat tampak begitu tenang dihadapan tatapan mengintimidasi milik Taehyung.

Jaehyun dalam hati berteriak frustasi; mengapa gadis ini begitu terlihat tenang sih? sedangkan dia mati-matian mencari alasan untuk tidak menerima sebuah konsekuensi yang nantinya mampu membuatnya terbayang-bayang. Yah, kira-kira begitulah isi hati frustasi milik laki-laki Jung itu.

"Ka-kami tadi . . . eum, yah! kami tadi ingin berpelukan karena ingin menyalurkan rasa rindu yang amat kami pendam selama ini."

Jaehyun melirik Lisa yang masih diam sambil melipat kedua tangannya. Sedangkan Taehyung didepan mereka masih tetap memberikan picingan curiganya.

"Sampai berpelukan, memang?"

Jaehyun menyugar rambutnya mencoba demikian untuk menghilangkan rasa gugupnya karena pertanyaan dan tatapan sepupunya.

"Ya, memang. Kami begitu dekat dahulu, bahkan berpelukan bagi kami sangat lumrah."

Jaehyun tersenyum tipis, dalam hati membenarkan perkataanya kali ini. Ya, dulu pelukan begitu lumrah untuk mereka. Bahkan tidur bersama juga sudah mereka lakukan-- bukan, bukan tidur bersama dalam artian lebih, namun tidur bersama hanya dalam konteks berpelukan atau menyamping memunggungi satu sama lain.

Dulu, mereka begitu polos, jadi tidak mungkin otak murni itu akan muncul spekulasi untuk melakukan hal yang lebih.

Dulu, mereka begitu polos, jadi tidak mungkin otak murni itu akan muncul spekulasi untuk melakukan hal yang lebih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ineffable2 : the return of him✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang