18

621 81 63
                                    

"Tuhan selalu punya rencana terbaik. Maka berdoalah untuk semua hal-hal baik untuk hidup dan masa depan mu."
~unknown.

Satu minggu sudah aku menjalani Ramadhan ini tanpanya, tanpa ledekan-ledekan jahilnya, tanpa tawanya. Tapi sejak awal ia pergi aku sudah menanamkan tekat dalam hatiku.

Pokoknya gua gaboleh terpuruk cuma gara²ini. Gua bisa ko sebulan ga sama ikeh. Hidup gua ga ketergantungan dia doang. Gua bisa pokonya gua bisa.

Begitulah kira-kira seulas semangat kecil dari ku untuk diriku sendiri. Kadang memang ada aja si yang bikin goyah, tapi selama itu terjadi aku bisa menepisnya dan kembali menjalani semuanya seperti biasa.

S K I P

"Riri sayang... temen-temen kamu udah ada di depan tuh, yuk samperin dulu." Ucap mama lembut sambil membelai pelan helaian rambut dikepalaku. Dengan pelan aku membuka mata yang terasa berat, ku lihat ke arah jam dinding sudah menunjukan pukul setengah empat sore.

Mampus, gua lupa ada janji ngabuburit bareng anak anak.

Aku terperanjat bangun, bersegera ke kamar mandi untuk membasuh muka agar tak terlihat bare face di depan mereka.

"Riri!"

"Astaghfirullah!" Teriakan Reina yang tiba tiba masuk ke kamar membuat jantungku cukup terpacu, alhasil air yang harusnya hanya membasuh wajahku malah jadi mengguyur bajuku.

"Rennnnn plis lah..."

"Hehehe, maaf ri." Katanya dengan nada yang masih terdengar 'cengengesan'.

Aku mendengus kesal, yang harusnya baju ini bisa dipakai untuk tidur nanti malam malah harus terpaksa bersatu dengan para baju siap giling di tumpukan pakaian kotor.

"Ren, bisa ga si lu ga usah nga..." Kalimat ku terpotong saat melihat Reina sedang memandangi salah satu polaroid yang ku gantung dengan lampu Tumblr diatas meja belajar ku. Ia mengambil foto itu lalu terus memandangnya dengan wajah heran, aku menghampirinya perlahan dan melihat foto siapa yang sedang ia perhatikan.

Foto ikkeh rupanya.

"Ren?"

"Eh kaget! Ihhh anjir ngagetin aja heran." Teguran ku berhasil membuatnya terperanjat dan juga berhasil membuat tabokan andalannya melayang ke punggungku.

"Lagian, ngeliatin apa si?" Tanya ku pura pura tidak tahu.

"Ini siapa deh? Kok gua gak tau? Ohhh jangan jangan cowo lu ya? Hmmm... Udah lepas dari CCJ nih." Cerocos Reina dengan nada menyelidik. Aku hanya tertawa kecil sambil menggeleng pelan.

"Kalo iya kenapa?" Ucapan singkat ku ternyata cukup membuat Reina kaget lebay tak karuan. Sudahlah, Reina memang seperti itu.

"Seriusan Ri?! Waaaah anjir lu ya. Namanya siapa?! Anak mana?! Kok lu gak pernah ngenalin ke anak anak?! Waaaah parah lu mulai diem diem bae Ya sekarang."

Kepincut Hantu GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang