THRONE • NOREN ✓

2.2

"J-Jungjeon Mama.." diseparu jalan kuda Renjun terhenti

"minggir.." Renjun memang punya sifat yang tidak ingin dibantah

"tidak.. aku tidak akan menyingkir jika kau tidak pulang ke rumahmu" kekeuh orang yang mencegatnya

"biarkan aku ikut Na.." nada bicara Renjun melemah seakan memohon

"pulanglah.. ini terlalu berbahaya.. mereka akan menjadikan mu sandera jika kau lengah sedikit saja.. ingatlah bahwa Jeno lemah dengan semua tentangmu.. dia akan memberikan apapun demi keselamatanmu.. bahkan  mungkin takhtanya sekalipun"

Renjun terdiam.. ucapan Na Jaemin benar..

"t-tapi aku tidak akan bisa tenang.." keluh nya

"kembalilah kerumah.. aku akan pergi sekarang" Na Jaemin memutar kuda nya

dengan berat hati Renjun mengarahkan kuda nya putar balik..
didalam pikiran nya saat ini hanya Jeno.. suaminya..

"anda benar benar pintar Tuan.. kita lihat seberapa kuat Raja bertahan.." seorang wanita tersenyum licik

"dan saat itu tiba, Aku akan menjadi Raja.. dan kau akan menjadi Ratu.." tambah orang itu

"kenapa aku baru terpikirkan sekarang.. padahal aku bisa melakukan ini sejak dulu.. tidak perlu aku bersusah payah menjadi seorang mentri lebih dulu" pria itu meminum arak nya lagi

"apa tuan yakin Raja akan kembali dengan tidak membawa nyawa nya?" sang istri memastikan

"tentu saja.. saat rapat pemilihan Raja , tentu tidak mungkin Seja yang masih kecil itu duduk di atas takhta.. dan aku akan suka rela menawarkan jasa pada ibu suri.." senyum pria itu menyeramkan

"baguslah , setelah itu singkirkan keluarga Lee dari istana.. serta.. Seja."

paduan pedang melentang seakan menguji keahlian si pemilik kerajaan..
dengan napas terengah Jeno mengayunkan pedangnya pasti..
begitu juga prajurit lainnya sedang bertaruh nyawa demi tanah mereka