9

7.5K 1K 141
                                    

sebenarnya Haechan tidak berniat memberi tahu raja
karna memang ia tidak mengenal Raja nya . 
jadi saat ia ingin masuk ke istana untuk memanggil tabib, ia malah bertanya pada seseorang berbaju bangsawan yang ternyata adalah Raja..
dan berakhir Raja yang ikut naik ke puncak gunung

dan disinilah Jeno sekarang..
masuk kebangunan tua yang disana sudah ada Istrinya..
terbaring lemah dengan wajah pucat..

Jeno masuk langsung menghampiri Renjun yang masih memejam..

"J-jungjeon.." panggil Jeno bergetar..
mata renjun terbuka perlahan..
memang tidak bisa dipungkiri, hal ini pasti akan terjadi..
tempat bersembunyi nya akan di ketahui oleh Jeno..
ditambah lagi dengan kedatangan Jaemin yang artinya tak lama lagi Jeno juga akan datang..
entahlah darimana ia punya teori seperti itu hanya saja renjun sudah hafal ..
dimana pun ada Jeno, akan ada jaemin disekitarnya.. begitu juga dengan sebaliknya..

renjun hanya memandang wajah jeno nanar . jeno bersimpun memeluknya sambil terisak..
jeno mengangkat badan atas istrinya untuk didekapnya
bisa jeno rasakan tubuh itu semakin ringan

"maafkan aku renjunah..." isakan Jeno yang membuat luka renjun menganga kembali
yang tanpa sadar sudut mata renjun juga mengeluarkan air mata nya 

puas dengan acara memeluk renjun yang hanya diam saja .. tabib menjalankan tugas nya memeriksa renjun

"sejak kapan Jungjeon merasa seperti ini?" tanya tabib

"sejak usia kehamilanku 7 bulan" jawab renjun lemah

"Maaf Jungjeon, sepertinya anda terlalu sering meminum teh pengugur kandungan tetapi entah kenapa teh itu tidak menyerang bayi.. tapi malah menyerang sistem pernapasan anda"

"a-apa?" renjun yang tidak mengerti..

Jeno Jaemin tidak tau harus berkata apa.. mereka tahu ini.. tentang renjun meminum teh yang membahayakan kandungan itu..

"Jungjeon sering meminum teh yang berbahaya untuk kandungan" ulang tabib

renjun memijat pelipisnya
ia baru tahu tentang ini..

"hamba akan memberikan Jungjeon Mama ramuan obat" tabib itu meracik obat

Jeno melirik Jaemin yang menggendong bayi
untuk kesekian kalinya napas jeno tercekat..

"anakmu" datar Jaemin ingin menyerahkan Jisung pada Jeno..

Jeno meraih dan menggendong Jisung..
ditatapnya wajah mungil itu..
sangat mirip dengannya.. Haechan lebih dulu beranjak keluar.. karna suasana sedang canggung sekali..

"S-seja.." lirihnya..

dicium nya dahi sang anak..
anak yang kehadirannya sangat ia nantikan sebelum kebodohan menguasainya

"maafkan ayah... setelah ini kita pulang ya"

"TIDAK!!" tanpa ada jeda Renjun menolak jika anak nya akan dibawa ke istana

Jeno melirik pada renjun

"ayo kembali renjuna.. tempatmu bukan disini"

"Aku tidak akan pernah membiarkan anakku menginjakkan kaki nya ditempat mengerikan itu" datar renjun

"dan aku tidak akan membiarkanmu membawa anakku.. Hwang Jisung" tambah nya

sakit.. hanya itu yang dirasakan Jeno saat renjun menekan nada bicaranya saat menyebutkan nama anak mereka.
inikah yang diraskaan renjun saat dulu ia membentak dan mencacinya?

sampai malam hari.. mereka masih disana..
hanya tabib dan haechan turun dari gunung lebih dulu..

Jaemin dan Jeno masih ditempat yang sama..
sedangkan renjun tengah istirahat..
ia sempat sesak napas lagi beberapa saat lalu..

THRONE • NOREN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang