8

6.7K 1K 94
                                    

Hujan turun dengan derasnya
membuat Haechan tidak bisa beranjak dari teras rumah renjun..
sedangkan sang pemilik memilih untuk masuk karna mengantar Bayi Jisung kedalam kamar .

Haechan melihat sekeliling..
tempat ini tidak terlalu buruk.
dari atas sini ia bisa memandang seluruh daratan..

"Masuklah Tuan, diluar cukup dingin" Haechan tersadar dari lamunan nya oleh suara renjun

karna tidak ada pilihan lain ia memilih untuk masuk .

Haechan melihat isi bangunan..
tidak ada yang istimewa memang, tapi sangat bersih .
mungkin karna pemiliknya adalah seorang perempuan 

"duduklah.. ku rasa hujan akan turun lebih lama . dan hari juga sudah mulai gelap" renjun duduk di depan meja nya membaca buku usang

Haechan membawa dirinya untuk duduk dilantai , bersandar pada dinding .

haechan menatap renjun

"tidakkah Jungjeon Mama penasaran dengan keadaan hanyang?" tanya haechan membuka topik

Renjun menghentikan  fokusnya membaca lalu menoleh pada lelaki yang ditemui nya beberapa jam lalu itu

"aku tidak memiliki urusan dan wewenang terhadap itu semua" jawab nya datar

"ekonomi kita memburuk, banyak orang kelaparan"

renjun tidak merespon

"semua orang menunggumu kembali Jungjeon" Haechan hanya mengatakan fakta yang terjadi

"menungguku untuk segara mati" Tanpa menoleh sedikitpun pada haechan .

haechan terenyuh..
setelah itu hening.
hari berganti malam, dan hujan tak kunjung reda

hanya pencahayaan temaram dari lilin yang menerangi ruangan luas itu .
haechan memutuskan untuk diam saja..
memangnya apa topik pembicaraan lainnya? ingatlah bahwa mereka tidak dekat .

Uhukk Uhukk

haechan menoleh pada renjun yang batuk

sekali..

dua kali..

tiga kali..

puluhan kali..

renjun batuk semakin berat..
renjun bertumpu pada meja..dengan tangan yang menutup mulutnya

"Jungjeon tidak apa apa?" tanya haechan sembari mendekat

renjun tidak menanggapi
ia tetap batuk..
sampai batuk nya itu mengeluarkan darah
dan napas yang tersenggal .

tentu saja membuat Haechan panik.. haechan memegangi tubuh renjun agar tidak ambruk ,
memijat punggung sempit wanita itu..

dengan bantuan Haechan , renjun lebih merasa mendingan
hanya saja ia merasa lemas..

bukan lancang , tapi Haechan benar benar membawa renjun bersandar di dadanya .

"Sejak kapan?" tanya haechan

renjun diam sejenak..
lalu

"aku seperti ini jika udara mulai dingin" ucap renjun lemah

"Jungjeon Mama harus pergi menemui tabib" haechan memberi solusi

renjun diam

"jika Jungjeon Mama sakit , bagaimana dengan Seja Jeonha?"

"ikutlah denganku Jungjeon, aku berjanji untuk melindungi kalian berdua" haechan yang tidak mendapatkan respon mencoba kengguncangkan tubuh wanita itu.. dan tetap tidak direspon..
pingsan..
renjun sedang tidak sadarkan diri.

THRONE • NOREN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang