You're Mine

15.1K 710 39
                                    

"DOR!!"

Tubuh gadis itu terlonjak kaget dan menjatuhkan es krim yang tengah ia nikmati di perkarangan rumahnya.

Matanya membulat marah melihat sisa eskrim yang tak jadi masuk ke perutnya kemudian tatapannya ia beri pada sosok laki laki yang baru saja tiba dengan cengiran tak berdosanya itu.

"Gilang Bego!!! Es krim gue jatoh!!"

Laki laki yang di panggil gilang itu hanya terawa terbahak melihat wajah merahnya tanpa rasa bersalah ia mendekat dan mengacak rambut sang sahabat dengan gemas.

"Gausah lo pegang pegang gue!! Gantiin!"

"Sorry Gea, Hari ini gue lagi bahagia banget lo boleh deh minta jajan apapun sama gue, gue traktir sepuas hati lo!"

Senyum terbit di bibir Gea, ia merangkul lengan Gilang dan mulai menyusun daftar makanan makanan yang ada di otaknya.

"Lo gak mau tanya kenapa gue lagi seneng banget hari ini?"

Gea melepas tautan tangannya dan menggeleng masih dengan senyum di wajahnya.

"Tria nerima cinta gue!! Dia mau jadi cewek gue!"

Dengan perlahan senyum itu luntur sebelum tawa Gea meluncur. Berpura pura bahagia melihat sang sahabat yang nampak senang memberikan ia informasi tersebut.

Gilang mengamati wajah Gea yang ia tau menutupi kesakitan hatinya.

Ayolah Gilang tau hati Gea terpaut padanya tapi sayang gadis itu tak pernah mau mengakui perasaannya dan terus menganggap mereka hanya pantas berteman karna bertetangga sudah cukup lama.

Gilang mau mendengar Gea menyatakan perasaan padanya dan jika saat itu tiba Gilang juga akan mengaku tentang perasaannya yang sudah terjatuh lama pada perempuan di depannya tersebut.

Terdengar egois bukan?

Harusnya dia sebagai laki laki sejati menyatakan cintanya terlebih dulu.

Namun Gilang takut akan mencobanya pada Gea, dia tak mau Gea menolaknya dan memilih mereka menjalin hubungan sebagai seorang sahabat.

Hubungan menjalin kasih tak kesampaian dan hubungan persahabatan menjadi canggung.

Ohh Gilang tak akan suka itu.

"Lo cepet banget gebet cewek baru aja! Yang kemaren itu si.. Alun alun itu udah putus?"

Gilang tersadar dari lamunannya dan menatap Gea yang menghapus air mata di sudut matanya karna tertawa terlalu keras.

"Aluna? Dia terlalu banyak mengatur, gue gak nyaman"

Gea berdecak sebal "Lo emang playboy aja!"

"Enggak tuh, gue tuh lagi cari cewek yang benar benar tepat untuk gue. Lo tau kan umur gue tuh hampir menginjak 30 gue harus nikah sebelum kepala tiga!"

Gea menatap Gilang dengan serius "Jadi lo mau nikahin pacar lo yang ini?"

Ada nada tidak rela di dalam suara Gea. Entah kenapa ia tidak akan sanggup melihat Gilang dan perempuan lain bersanding di pelaminan.

"Yaa semoga aja sikap dan perilakunya tidak berubah menjadi menyebalkan seperti yang sebelum sebelumnya"

"Jika seandainya dia berubah..."

Gilang menatap Gea lama, mengamati pancaran harapan yang ada di kedua mata itu.

"Gue bakal setuju jodoh pilihan Ibu gue Gee"

Sorot harapan itu redup diikuti suara lirih berohh yang mampu membuat senyum di bibir gilang tersungging tipis.

"Lo gimana? Umur udah 25 tapi masih setia banget jomblo, gak kepengen gendong bayi?"

Short Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang