Arya membuka perlahan pintu kamar kedua orangtuanya, melihat sang Papah yang terbaring lemas di atas ranjang.
"Kamu temani Papah ya"
Bu Dewi selaku sang Mamah menepuk pundak Arya dan meninggalkam mereka berdua di dalam kamar. Karna wanita itu tau ada yang mau di sampaikan sang suami.
Arya berjalan pelan dan duduk di ranjang menatap wajah pucat Papahnya.
"Papah mau bahas apa?"
Ia lansung menanyakan perihal pesan yang Pak Wira kirim tadi, Arya seolah tau bahwa sang Papah pasti mau membahas tentang hubunganya dan Tessa lagi.
"Kamu tertekan dengan permintaan Papah Ar? Hanya ini permintaan terakhir Papah sama kamu"
Arya berdecak tak suka jika Pak Wira berkata demikian sembari ia melihat wajah pucat Papahnya.
Karna ia akan segera luluh tak tega menyakiti hati pria itu.
"Kalau Arya tertekan, apa perjodohan ini bisa batal?"
Pak Wira tersenyum tipis "Andai Papah tak pernah membuat janji dengan Papahnya Tessa, tapi sayangnya mereka juga berharap banyak sama kita"
Ya andai dulu Wira dapat berpikir matang matang karna kebahagiaan anaknya bukan berada di tangannya yang lansung memutuskan secara sepihak.
Kini ia menyesal melihat wajah dingin dan datar yang sering Arya keluarkan.
"Kamu mau menolaknya Arya?"
Arya terdiam, maukah dia?
Tentu ia mau.
Tapi ia akan di lingkupi perasaan bersalah walau tau ia tak bersalah melihat sang Papah yang bersedih jika ia memilih jalannya sendiri.
"Papah-"
"Arya terima, Papah sudah berkorban banyak untuk keluarga ini, Papah sudah menjadi pahlawan Arya.. Arya harus membalas semua kebaikan Papah"
Setelah mengatakan itu Arya pamit keluar meninggalkan Pak Wira dengan kegamangannya.
Membalas budi?
Tersenyum miris Pak Wira memejamkan kedua matanya untuk beristirahat.
**
Hari ulang tahun Ayah Tessa sebentar lagi, dan itu tandanya mereka akan segera di umumkan oleh semua kerabat dan teman teman keluarganya.
Tessa sudah sangat tak sabar menanti hari itu, hari dimana Arya yang akan menjadi miliknya seutuhnya.
"Tessa? Kenapa senyum senyum?"
Tessa berbalik melihat Yesha dan Salsha yang duduk di sekeliling mejanya.
Pandangan Tessa di alihka pada Yesha yang menatapnya dengan tatapan bertanya.
Sedikit ia berikan senyum sinisnya dan tak lama tawanya keluar membuat kedua temannya berkerut bingung.
"Sabtu malam besok, bokap gue ulang tahun lo berdua harus dateng ya"
Setelah meredakan tawanya, Tessa mengatakan keinginannya yang mengundang Yesha untuk datang dan menyaksikan bagaimana Arya dan Tessa bersanding nanti.
Tak sabar melihat wajah polos itu berubah menyedihkan saat tau kekasih satu satunya yang mencintainya pergi.
"Benarkah?"
Melihat Salsha dan Yesha yang mengangguk senang sudah cukup membuat Tessa puas dengan rencananya yang akan berjalan.
"Lo gak ketemu pacar bucin lo itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
Contokumpulan oneshoot dan short stories. Sebuah ide yang tiba tiba melintas di otakku yang akan kubuat ceritanya disini ^^ #1 dalam cerpen (30/01/21) #1 dalam shortstory (04/04/21) #1 dalam oneshoot (15/12/21) #11 dalam romance (15/12/21)