Pertemuan pertama kita memang sedikit aneh.
Namun semenjak pertemuan itu, aku yang tidak pernah percaya pada efek kupu-kupu karena jatuh cinta perlahan mulai merasakannya.
Pria itu membuatku sangat mendamba cintanya.
Hanya saja karena perbedaan usia diantara kami, dia jadi takut untuk mendekatiku.
***
"Aku sudah bilang sama Om Cava kalau mau datang! Kalian tidak bisa menahanku begitu saja!" aku kini tengah berdebat dengan resepsionis hotel tempat Om Cava bekerja. Karena aku mau menemui pria itu namun dihalangi oleh dua wanita yang tak percaya jika gadis SMA ini sudah buat janji.
"Maaf dek, kami-"
"Kalian mau dipecat?! Aku yakin Om Cava mengenaliku! Jadi jangan halangi aku!" aku masih bersikeras untuk menemui kekasih hatiku itu, Om Cava, seseorang yang aku temui beberapa hari lalu dan lansung membuatku jatuh cinta.
"Hei bocah kecil! Kau pikir kau ini siapa?! Tidak ada Tuan Cava memerintah kami untuk menerima kehadiran gadis SMA sepertimu! Kau tidak berkepentingan di sini jadi pergilah!"
Salah satu dari resepsionis itu nampak meledakan emosi dan amarahnya padaku membuatku bertambah marah.
Namun semarah apapun aku, kedua resepsionis tersebut berhasil membuatku terusir dari hotel tersebut dengan seorang sekuriti yang menarik paksa lenganku untuk menjauhi area hotel.
"Jangan berbuat hal gila dek!"
Sembarangan! Dia pikir aku kehilangan akal hanya karena menuntut bertemu bos mereka.
Mereka tidak tau saja bahwa bos merekalah yang membuatku hampir gila karena merindukannya.
"Ahh sial! Aku harus masuk dan bertemu Om Cava bagaimanapun caranya!!"
Aku mengeluarkan ponselku dan mencoba menghubungi Devi, sahabat baikku yang aku tau begitu royal dan mampu melakukan apapun dengan uangnya yang banyak itu.
"Devi!!! Bisakah kau datang kemari? Aku sangat membutuhkan bantuanmu sekarang!" setelah sambungan teleponku tersambung dengan sahabatku lansung saja aku meminta bantuan padanya.
"Rina!! Tidak! Aku tidak bisa jika ini menyangkut pria itu! Kau tidak tau bahwa Kakakmu datang ke rumahku dan memarahiku karena katanya aku membawa pengaruh buruk untukmu?!"
Wajahku memelas dan mencebikkan bibirku kesal. Aku tau ini, Kak Adit memang menemui Devi setelah sehari dia mengetahui kelakuan kami yang tak menginap di rumah Devi namun pergi ke kelab malam untuk mencari hiburan.
"Maaf Devi!! Tapi sungguh aku membutuhkan bantuanmu!"
"Okay! Aku datang sekarang!"
Aku memekik senang karena sangat mudah membujuk Devi. Sahabatku itu memang selalu menuruti apa mauku.
Karena aku tau, Devi yang tidak memiliki keluarga dan hidup sendiri setelah kedua orangtuanya memilih bercerai, hanya padaku dia bisa bergantung dan memiliki keluarga.
Keluargaku juga menerima Devi meski terkadang kesal akan tingkah laku devi yang suka menyimpang.
Namun aku tau Devi melakukan itu untuk membunuh sepi dan trauma yang dia hadapi ketika di rumah sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
Short Storykumpulan oneshoot dan short stories. Sebuah ide yang tiba tiba melintas di otakku yang akan kubuat ceritanya disini ^^ #1 dalam cerpen (30/01/21) #1 dalam shortstory (04/04/21) #1 dalam oneshoot (15/12/21) #11 dalam romance (15/12/21)