{ Chapter 12 }

0 0 0
                                    

Calon?
~Dhika~

•••

“Udah nunggu lama?” seorang laki-laki muda dengan kemeja kotak-kotak menghampiri perempuan dengan hijab hitamnya.

“Enggak ko, aku juga baru dateng. Ada barang yang tertinggal?” tanya Sania

“Udah, kamu? Ada yang ketinggalan?” Aji balik bertanya.

“Semoga aja gak ada.” Sania menjawab sambil tersenyum. “Ayo check in!” Sania kembali bersuara, membuyarkan lamunan Aji yang entah memikirkan apa.

“Iya.”

“Ladies and gentlemen, welcome onboard Flight 2304 with service from Heathrow Airport to Soekarno Hatta Airport. We are currently third in line for take-off and are expected to be in the air in approximately ten minutes time. We ask you to please fasten your seatbelts at this time, and secure all baggage underneath your seat or in the overhead compartments. We also ask that your seats and folding trays are in the upright position for take-off. Please turn off all electronic devices you bring, including mobile phones and laptops. Smoking is prohibited for the duration of the flight on the entire aircraft, including the lavatories. Thank you for choosing The Airlines. Enjoy your flight.” Pramugari cantik dengan pakaian merah memberi pengumuman lengkap. Semua penumpang pesawat diminta memasang sabuk pengaman dan mematikan seluruh macam alat elektronik.

“Udah sarapan tadi?” setelah beberapa menit pesawat take off Aji membuka suara.

“Hah? Belum. Tadi gak sempet buat makan dulu,” jawab Sania.

“Nih.” Aji memberikan sebuah paper bag dengan isi sebotol susu dan sebuah roti. Terlihat Aji membawa paper bag lain dengan isi yang sama.

“Eh, gak usah gapapa,” Sania berujar canggung.

“Terima aja. Aku emang sengaja bawa lebih ko. Aku tau kamu gak biasa makan makanan di pesawat yang masih kamu raguin halal apa nggak.”

“Makasih banyak.” Sania menerima bungkusan yang Aji berikan.

“Sama-sama.”

Tidak pernah terbayangkan oleh Sania kalau ia akan pulang ke Indonesia bersama Aji. Entah apa yang akan dikatakan kakaknya nanti Sania memilih tidak peduli. Dirinya merasa perlahan ia mulai dekat dengan laki-laki kaku itu, dan tanpa disadari hatinya menghangat perlahan.

Flashback on~
Sania baru saja selesai merapihkan barang yang akan ia bawa besok menjadi satu dalam tas punggung hijaunya. Sedikit merenggangkan tubuh, Sania berbaring di tempat tidur. Terlihat layar ponselnya menyala dan begetar.

From : Aji
Kamu besok ambil penerbangan jam berapa?
Sania menepuk jidatnya pelan. Bisa-bisanya ia menyiapkan barang yang akan dibawa namun belum memesan tiket keberangkatannya besok.
To : Aji
Ya Allah, aku lupa. Makasih diingetin
From : Aji
Belum pesen? Yaudah gak usah. Biar aku aja yang pesenin
To : Aji
Gak usah nanti ngerepotin. Makasih banget aku pesen sendiri aja.
From : Aji
*send a picture*
Tiketnya udah aku pesen online. Maaf kalo lancang. Aku Cuma gak mau jauh aja tempat duduknya dari kamu
To : Aji
Makasih banyak. Tapi maksudnya apa?
From : Aji
Kamu masih kecil makanya gak paham
To : Aji
Aji, jangan nambah pikiran deh
Aku udah cukup pusing sama pelajarannya Mr.Dave
From : Aji
Hahaha iya. Yaudah sana istirahat
Aji tertawa?
To : Aji
Iya
Sekali lagi makasih banyak
From : Aji
Sama-sama

Sebenarnya Sania cukup pintar untuk menangkap apa yang dikirim Aji pada ruang chatnya. Hanya saja Sania memilih tidak paham agar dirinya tidak terlalu percaya diri dan chatnya tidak terkesan kaku sama seperti saat merke bertemu langsung.
Flashback off~

Carita Cinta RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang