{ Chapter 9 }

4 1 0
                                    

I love you.
~ dhika ~

•••

Tepat pukul 10 pagi mereka berkumpul di taman Trafalgar Square. Suasana Britania yang cerah. Angin semilir yang menerbangkan beberapa helai rambut Chelsea seolah ikut merasakan kegembiraan mereka.

"The Square's name commemorates the Battle of Trafalgar, the British naval victory in the Napoleonic Wars over France and Spain that took place on 21 October 1805 off the coast of Cape Trafalgar," ujar Gilang.

"How do you know?"

"I only read a few references on the internet when I was allowed to come with you,"

"Aji, why did you choose this place?"

"I don't know. I just like the shape of the building. Besides, this place is also not too far from Regents University,"

Memang sudah naluri perempuan, Chelsea dan Sania asik berpoto dengan Gilang sebagai fotografer mereka. Sedangkan Aji memilih memperhatikan kehebohan mereka bertiga dari kursi taman.

"Sania please photograph me with Gilang." Chelsea menyerahkan kamera ponselnya pada Sania.

"Gilang, come on a photo with me," ujar Chelsea. Gilang mengangguk, menghampiri Chelsea yang sudah siap berpose dengan bahagianya.

"Hey, foto kalian sudah banyak jika kalian mau tau." Sania berujar, mendekati tempat Chelsea dengan bibir mengerucut.

"I'm so sorry dear."

"Maaf ya, kamu mau gantian gak?" Tanya Gilang.

"Gantian? Kan daritadi aku udah foto sama Chelsea."

"Bukan sama Chelsea, Sania."

Sania mengernyit."terus sama siapa?"

Gilang melirik ke arah samping. Bersamaan dengan Sania dan Chelsea mengikuti ke arah yang dimaksud Gilang.

"Apasih ka ih," ujar Sania.

"Ih aku cuma bilang gitu doang lho," Gilang berujar dengan nada meledek.

"Sania, you're so cute." Chelsea bicara saat melihat pipi Sania yang memerah.

"Jangan mulai Chelsea." Sania memperingati.

"Aji! Sini sebentar." Gilang berteriak memanggil Aji.

"What's wrong?" tanya Aji.

"Ikut foto sini."

"Foto? Gak usah," Aji baru saja ingin melangkah kembali ke tempat duduknya semula namun Gilang menarik tangannya dan menempatkan tubuh Aji tepat di samping Sania.

"Udah sini."

"Kalian foto ya. Satu, dua, ti-"

"Ya ampun kalian kaku banget ih. Jangan kayak foto KTP kenapa. Deketan lagi dong."

"KTP? Oh yaa i know residence card, right?"

"Yaa."

"Smile!" Chelsea dan Gilang teriak bersamaan. Aji tersenyum manis dan Sania memperlihatkan gigi putihnya. Mereka terlihat menawan dengan pakaian warna army yang sama.

Sania tertawa kecil melihat hasil potonya dengan Aji. Meski terlihat kaku, namun kedua insan tersebut membuat unik hasil potonya.

"Tuh kan bagus. Siapa dulu yang fotoin,"

"Idih percaya diri banget. Kan modelnya aku sama Aji jadi baguslah,"

"Eh ngomong apa barusan?"

Sania salah tingkah. Pipinya memerah padam. Tidak berani melirik kepada Aji. Gilang sudah tertawa meledek daritadi. Lain hal dengan Chelsea yang hanya tertawa kecil, entah karena lucu melihat tingkah mereka atau karena tidak paham dengan apa yang mereka lakukan.

"Udah duduk dulu. Foto Mulu emang gak capek." Aji melangkah lebih dulu menuju bangku taman. Ia mengeluarkan tiga botol air mineral dari dalam tasnya. Ia memberikan masing-masing satu botol untuk Gilang, Chelsea, dan Sania.

"Thanks bro," ujar Gilang.

"Thank you Aji," Chelsea berucap sambil mengelap peluh didahinya.

"Makasih," Sania berujar pelan. Ada yang berbeda, Aji membuka tutup botol itu agar Sania bisa langsung meminumnya. Berbeda saat ia memberikan air itu kepada Gilang dan Chelsea.

"Ehem."

"Huftt. I'm envy." Chelsea memalingkan wajahnya.

"Chelsea, don't be like that." Pipinya kembali memerah dengan menahan rasa malu.

•••

Carita Cinta RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang