"Jangan sampai gue jatuh hati padanya! Nggak akan pernah terjadi!"
•••••
Naysila memperhatikan penampilan dirinya di depan cermin besar kamar Zidan. Baju berwarna maroon over size hampir selutut dan juga hotspans yang entah Zidan dapat darimana.
"Tuh orang otaknya mesum juga ya!" Gumam Naysila sembari mendengus kesal. Dia segera beranjak dan bergegas menuju ke bawah.
Dilihatnya sang pemilik rumah tengah menikmati makanannya dengan tenang.
"Kok gue di tinggal?" Tanya Nay masih terus melangkah menyusuri tangga.
"Lama!" Jawab Zidan ketus tanpa menoleh.
Tak lama kemudian, kursi di sebelahnya bergeser membuat Zidan menoleh pada gadis itu.
"Uhuk-uhuk... " Ia terbatuk seketika, matanya membulat kaget.
"Kenapa pakai itu?!" Tanya Zidan dingin. Nay hanya mengernyit bingung, bukannya dia yang mengambilkan pakaian ini?
"Ini gue ambil di kasur lo tadi," jawab Naysila polos.
"Astaga, makan!" Perintahnya. Namun lelaki itu memejamkan matanya dan memijat pelipisnya. Menepis segala pikiran buruk yang sudah menjalar kemana-mana.
"Kenapa? Ada yang salah sama penampilan gue, ini kan lo yang ambilkan baju! Kenapa lo ngasih gue hotpants sih?!" Ucap Naysila beruntun membuat kepala Zidan tambah pening.
"Bukan gue yang nyiapin, tapi Bi Inah," jawab Zidan lirih.
Seketika keadaan menjadi hening. Sunyi. Tak ada suara.
"Gu-gue mau pulang," cicit Naysila yang masih terdengar di telinga Zidan.
"Hm, bentar lagi."
"Sekarang Zidan!" Pinta Naysila benar-benar memohon. Entahlah dia merasa sudah tidak ada muka di sini.
"Gue lagi makan!" Ketus Zidan lagi. Naysila benar-benar kehabisan kesabaran.
'brakk'
"Terserah! Gue mau pulang sendiri!" Ucap gadis itu yang langsung bangkit dari duduknya. Melupakan pakaiannya yang begitu minim.
Dia melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah mewah itu, ralat, bukan rumah melainkan mansion.
Zidan langsung bergegas mengambil jaket dan Hoodie miliknya untuk mengejar Naysila.
"Nay!" Panggilnya tanpa ekspresi.
Sedangkan gadis itu berharap ada taksi atau kendaraan apapun yang lewat. Namun karena hari sudah malam, harapannya hanya satu persen saja.
Tidak lama kemudian, mobil sport milik Zidan berhenti di sebelah Naysila. Zidan langsung bergegas membuka pintu mobil dan menghampiri gadis itu.
"Nay! Lo apa-apaan sih, lihat penampilan Lo! Bisa jadi santapan orang-orang nakal di luar sana, bisa nggak sih sekali aja lo nurut sama gue!" Ucap Zidan dengan suara tinggi membuat nyali Naysila menciut.
"M-maaf," ujarnya pelan.
"Naik!"
Dengan langkah kecil, Nay membuka pintu mobil dan duduk bersebelahan dengan Zidan. Lelaki itu tidak langsung menyalakan mobilnya, melainkan memandang gadis itu.
"Pakai Hoodie gue dan duduk dengan tenang!" Setelah mengatakan itu dia langsung menancap gas untuk mengantar Naysila pulang.
Naysila menurut, gadis itu memakai Hoodie berwarna hitam. Wangi khas tubuh Zidan melekat di sana, wanginya sangat candu membuat siapapun betah menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Ketos vs Wakil Ketos
RomanceBagaimana jadinya kalau ketua OSIS dan wakilnya tidak bisa akur? yang satu dingin dan yang satu bawel. Namun hal itu justru membuat keduanya terjebak oleh rasa. "Mengenalmu dan mencintaimu adalah lukisan baru yang ku torehkan dalam kanvas hidupku."...