IHS

20 2 0
                                    

"Ketika suatu konflik akan segera menghampiri kehidupanku..." unknown

Kasur Queen size yang tadinya tertata rapi, kini tertutup oleh lembaran kertas yang sedang gadis itu kerjakan.

"Ck! Jangan sampai revisi mulu," decaknya malas.

"Nay, ada nak Zidan di bawah!" Teriak Maria dengan lantang membuat Naysila melototkan matanya.

"Ngapain tuh bocah kesini, mana belum kelar semua proposalnya, arghh, duh pakaian gue nggak ada akhlak banget!" Berbicara sendiri, ribet sendiri, itulah cewek.

Naysila menuruni tangga dengan pakaian yang lebih sopan, celana panjang dan kaos oblong berwarna navy, sederhana. Dia menatap Zidan yang tengah asik mengobrol dengan mamanya.

"Eh itu Nay udah datang, Tante tinggal dulu ya nak Zidan," pamit Maria meninggalkan dua bocah yang masih sama-sama diam.

"Mana proposalnya?" Tanya Zidan to the point, Naysila hanya meneguk ludahnya kasar.

"Be-belum selesai," jawabnya lirih.

"Kemarin malam sama semalam Lo kemana aja? Kenapa belum selesai?!" Suaranya naik beberapa oktaf, lagi-lagi gadis itu menunduk takut.

"Ya maaf, gue nonton Drakor kemarin malam, semalam gue ketiduran."

"Ck! Proposal itu besok harus selesai Nay, kita perlu pengajuan dan itu butuh waktu, kegiatannya juga sebentar lagi!!"

"Iya Zidan, sorry gue salah. Lagian harusnya itu kan tugas sekretaris, kenapa malah wakil ketua yang ngerjain." Gadis itu berusaha membela diri.

"Kalau Lo nggak nawarin diri, itu juga tugas sekretaris. Kemarin lusa, Lo yang nawarin buat bikin proposal, itu artinya Lo siap!" Sanggah Zidan membuat Naysila diam.

"Ayo bantuan Dan," pintanya dengan wajah memelas.

"Nggak!"

"Ayo Dan, pliss."

"Ogah!"

"Zidan Lo kan baik, udah lebih berpengalaman dari gue."

"Hm, bawa sini. Gue bantuin lo," finalnya membuat Naysila bersorak senang.

Naysila segera berlari untuk mengambil kertas-kertas tadi dan juga laptopnya. Dia menuruni tangga dengan susah payah karena tangan kanan membawa kertas dan tangan kiri membawa laptop.

"Zidan, bantuin ih."

"Ck, ribet!"

Keduanya duduk dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, tak ada obrolan hanya hening dan suara kertas yang dibolak-balik oleh Naysila.

"Diem!" Zidan menggeram tanpa menolehkan pandangannya.

"Siapa, gue? Gue diem loh, dari tadi," jawab Naysila tanpa dosa.

Zidan memilih tidak menjawab, dia kembali fokus pada tulisan di laptopnya, memeriksa kata satu persatu.

Selama tiga puluh menit berlangsung, sama sekali tidak ada obrolan! Duduk berdua bersama Zidan itu sama saja mengheningkan cipta.

•••••

Lapangan sekolah SMA Albertus dipenuhi para siswi yang entah sedang heboh melihat apa. Naysila yang baru datang hanya mengernyit heran dan berusaha menerobos desakan itu.

Namun, karena badannya yang kecil itu dia menjadi tergencet sana sini membuatnya merasa sesak, risih, dan emosi.

"Arghh, minggir gue mau lewat!" Teriaknya pada orang-orang yang menghimpit badannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool Ketos vs Wakil KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang