Balik OSIS

16 3 0
                                    

"Aku terlalu mudah jatuh dalam pesona mu, hingga lupa siapa aku sebenarnya."

•••••

Naysila memasuki kelas yang terdengar sangat ramai dari luar. Dia mengintip melalui jendela, tak ada guru pasti jamkos. Hanya itu pikirnya. Naysila melangkahkan kakinya memasuki kelas dan menuju tempat duduknya.

"Nayy!! Lo kemana aja, kok baru Dateng sih?!" Teriak Hana dengan galaknya.

"Kenapa? Kangen sama Naysila yang cantik bak bidadari hm?" Tanya Naysila dengan senyum dan alis menggoda.

"HUEKK! MAU MUNTAH!" teriak Hana, Syifa dan Dira bersamaan membuat Naysila terkekeh.

"Gue habis di hukum, kesiangan bangun," jawab gadis itu dengan senyum kecut, tetapi beberapa saat tak dia tersenyum malu mengingat Zidan.

"Oh iya Nay, tadi lo di cariin pak Faisal noh. Nanti istirahat kedua lo di suruh ke ruang OSIS sama Zidan," celetuk Syifa membuat Naysila sedikit shok.

"Zidan lagi!" batinnya kesal.

"Lo di hukum apaan sama Zidan nay?" Tanya Hana penasaran.

"Bersihin toilet!" Jawabnya ketus.

"Mampus!! Hahaha," jawab ketiganya kompak. Lagi-lagi Naysila mendengus sebal.

•••Istirahat kedua•••

Naysila beranjak ogah-ogahan dari tempat duduknya. Pasalnya semua orang kini tengah memandang dirinya karena ulah Zidan yang menjemput cewek itu untuk menemui pembina OSIS.

"Ck, buruan, lama!" Decak Zidan tidak sabar langsung menarik tangan Naysila menjauh dari kelas itu.

Naysila berjalan dengan susah payah karena langkah Zidan lebih lebar membuat dirinya kesusahan, mana tangannya masih di pegang! Ck Zidan modus! Author iri!

Mereka memasuki ruang OSIS, di sana pak Faisal sudah menunggu dengan secangkir kopi yang menemaninya.

"Siang pak," saya Zidan membungkuk sopan.

"Siang, Zidan Naysila silahkan kalian duduk dulu," ucapnya. Mereka berdua duduk menghadap pak Faisal.

"Kenapa gue deg-degan gini sih duduk bareng Zidan. Biasanya juga malah risih, pengen ngajar!" batin Naysila sembari mendongak memperhatikan rahang kokoh milik Zidan. Tampan, sangat tampan!

"Naysila, kenapa kamu lihatin Zidan? Sudah suka sama Zidan kamu hm?" Goda pak Faisal, bagaimanapun beliau tahu kalau Naysila paling anti dengan makhluk tampan yang satu ini.

"E-eh, enggak pak! Jangan ngadi-ngadi deh," sungutnya tak terima. Sedangkan Zidan, lelaki itu justru tersenyum miring dengan menaikkan sebelah alisnya. Lihatlah! Wajahnya sangat menyebalkan!

"Baik langsung saja saya mau to the point. Untuk kamu Naysila, tolong balik lagi ke OSIS. Dan Zidan, kontrol emosi kamu, bujuk Naysila agar dia mau masuk ke OSIS. Saya tahu kalian itu nggak pernah akur, tapi kerja kalian dapat di andalkan! Saya harap Naysila mau ya?!" Itu bukan sebuah pertanyaan, melainkan permintaan yang jawabannya cuma IYA SAYA MAU.

"Saya pikir dulu ya pak," jawab Naysila pelan. Lagi-lagi pak Faisal menghela nafas berat.

"Baiklah, Zidan tolong bujuk Naysila agar mau balik lagi ya? Saya mohon kepada kalian berdua!"

"Baik pak, saya akan berusaha."

Setelah itu, mereka berdua keluar dari ruang pembina OSIS. Naysila berjalan lebih dulu meninggalkan Zidan. Namun baru beberapa langkah, kakinya mendadak berhenti karena merasakan ada cekalan kuat di pergelangan tangannya.

Cool Ketos vs Wakil KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang