"Pengen banget cakar muka Zidan!" Naysila
•••••
Sinar matahari menyelinap masuk melalui ventilasi kamar membuat sang pemilik terusik dari tidurnya.
"Hoamm... Jam berapa nih?" Gumamnya dengan keadaan nyawa yang belum terkumpul.
Dia meraih ponselnya, untuk melihat jam, namun betapa terkejutnya dia, "10 Panggilan tak terjawab dari Hana, 20 chat dari Syifa, dan 1 chat dari Zidansialan?" Gumam gadis itu masih terkejut.
"Gila!! Gue udah kesiangan, jam setengah delapan! Mamaaaaa!" Teriak gadis itu panik.
Naysila, dia segera bergegas beranjak dari tempat tidurnya yang begitu nyaman dan bersiap untuk berangkat sekolah.
"Mama, kenapa nggak bangunin Naya?!" Teriaknya sambil berlari menuruni tangga.
"Nay, jangan lari, nanti jatuh," peringat sang mama.
"Aduh, Naya udah telat kenapa mama nggak bangunin Naya sih?!" Gadis itu memekik kesal.
"Maaf ya Naya sayang, kamu harus biasa bangun sendiri. Sarapan, habis itu berangkat, mama yakin kamu pasti di hukum nanti hahaha," tawa menggelegar dari Maria membuat Naysila mengerucutkan bibirnya lucu.
Naya, adalah sapaan akrab dari keluarganya. Entahlah, susah jika mereka harus memanggil Naysila, maka dari itu mereka menciptakan panggilan kesayangan yaitu Naya.
"Naya ambil roti ini aja deh. Yaudah Naya berangkat dulu, bye mama cantikkk!" Pamitnya setelah mengecup punggung tangan dan pipi sang mama.
"Dasar, anak siapa sih itu hahaha."
•••••
D
engan terpaksa, kali ini Naya harus membawa motor kesayangannya. Selly, nama itu untuk motor ninja berwarna hitam dengan beberapa coretan kuning keemasan. Sedangkan motor sport yang lain berwarna Lilac, namanya Bunny. Aneh ya kan!
Gadis itu melajukan motornya seperti setan, tak peduli dengan pengendara lain yang terus mengumpat karena dirinya.
Tepat pukul tujuh lebih empat puluh lima menit, dia tiba di gerbang SMA Albertus. Terlihat gerbang yang sudah tertutup membuatnya menghentakkan kakinya kesal.
"Aduh, gue telat lagi! Gimana dong, ya kali harus manjat pager?!" Pekiknya seperti orang gila. Ayo bawa Naysila ke RSJ yuk!
"Loh, neng Naysila baru berangkat?" Tanya satpam yang entah nongol dari mana.
"Iya pak Ujang, tolong bukain pintu buat Nay dong. Pak Ujang kan baik," pintanya dengan jurus andalan, si puppy eyes. Namun Dewi keberuntungan tidak berpihak padanya. Sang dewa maut telah datang untuk menjemput ajalnya.
"Mampus!" Batin Naysila ketika melihat ketua OSIS SMA Albertus, Arzidan Bima Elbara.
"E, e sepertinya bapak harus pergi dulu. Daa neng!"
"Kenapa? Telat huh?" Tanyanya dengan muka sok cool.
"Menurut lo?!" Jawab Naysila sewot.
"Masuk, gue kasih hukuman!" Perintahnya dengan membuka pintu gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Ketos vs Wakil Ketos
RomanceBagaimana jadinya kalau ketua OSIS dan wakilnya tidak bisa akur? yang satu dingin dan yang satu bawel. Namun hal itu justru membuat keduanya terjebak oleh rasa. "Mengenalmu dan mencintaimu adalah lukisan baru yang ku torehkan dalam kanvas hidupku."...