5. Orang Atau...?

1.6K 309 11
                                    

Jaehyuk bercerita kepada Junkyu tentang bagaimana dirinya bisa mendapatkan mata yang aneh.

Semuanya bermula sekitar seminggu yang lalu. Saat itu Jaehyuk baru saja bangun dari tidur, melakukan sedikit perenggangan, lalu kemudian beranjak ke kamar mandi untuk menggosok gigi sembari mengagumi keindahan wajah tampan nan rupawan miliknya di depan cermin.

Awalnya semua berjalan dengan baik. Tapi saat Jaehyuk selesai menggosok gigi dan menatap tepat matanya dari cermin kaca, sesuatu yang aneh terjadi: matanya berubah.

Jaehyuk tidak terlalu bisa mendeskripsikan bagaimana matanya saat itu, tapi seingatnya untuk bagian yang putih menjadi sewarna cokelat terang keemasan dan selebihnya adalah hitam.

Lalu entah apa yang sudah terjadi pada dirinya saat itu, tapi hati Jaehyuk mengatakan dengan tegas dan tanparagu bahwa dirinya harus pergi sesegera mungkin dari rumah---kabur, entah kemana.

"Logikanya jika aku mengatakan ini pada orang tuaku kemungkinan besar mereka akan takut, atau beranggapan aku terkena penyakit langka," kata Jaehyuk. "Aku pikir orang tuaku tetap akan menerimaku apa adanya meskipun aku mengalami hal aneh seperti ini. Tapi... tidak tahu saja, rasa untuk kabur itu ada dan jika aku tidak melakukannya maka aku tidak akan merasa tenang."

Junkyu mengangguk paham mendengar cerita Jaehyuk sembari tetap memacu langkahnya walaupun kakinya sudah sakit dan lelah.

Saat ini Junkyu dan Jaehyuk berada di---entahlah, Junkyu sendiri tidak tahu, gambaran tempatnya hanyalah jalanan kosong dari ujung ke ujung serta sisi kiri kanan terdapat banyak sekali pepohonan lebat (yang tampak terlihat seperti perbatasan awal hutan).

Alasan terbesar kenapa Junkyu bisa berada di tempat itu adalah Jaehyuk yang menuntunnya. Selepas bertemu Jaehyuk pertama kali, cowok itu mengajak Junkyu pergi bersama untuk melaksanakan niat awal mereka bercerita. Awalnya mereka memilih berbincang-bincang di tempat sepi seperti gang kecil agar tidak ketahuan orang lain soal keanehan yang dialami, tapi setelah perbincangan mengalir begitu saja dan setelah mendengar Jaehyuk yang kabur dari rumah, Junkyu juga merasa jika dirinya harus melakukan hal yang sama seperti itu juga.

Tidak ada alasan khusus, sangat aneh. Tapi jika tidak dilakukan rasanya akan tidak tenang seperti yang Jaehyuk katakan. Junkyu sendiri sudah merasakan hal itu sebelumnya, tentang dirinya yang ingin membolos dan bersembunyi di dalam kamar. Tapi... (lagi) setelah mendengar cerita Jaehyuk, Junkyu jadi berpikir: setelah bersembunyi di kamar, apa yang akan dia lakukan? Orang tuanya cepat atau lambat pasti akan tahu mengenai musibah yang ditimpanya. Jika mau menjelaskan secara gamblang---jujur, Junkyu bingung harus menjelaskan bagaimana. Kejadian ini sangat mendadak dan tidak terprediksi. Junkyu takut orang tuanya akan kaget melihat dirinya yang sudah separuh tubuh ditumbuhi bulu.

Jadi sebagai pilihan yang sungguh sangat nekat, Junkyu pun akhirnya mengambil langkah yang sama dengan Jaehyuk.

Setelah pengambilan keputusan tersebut, Junkyu pulang ke rumah sebentar untuk sekedar mengambil pakaian. Tadinya Jaehyuk tidak mau ikut serta membantu Junkyu untuk berkemas dengan alasan tidak mau bertemu dengan orang-orang rumah Junkyu, tapi kemudian Junkyu memberitahunya jika keadaan rumah sedang sepi dan orang tuanya hanya pulang kerja tiap jam 7 malam--- jadi Jaehyuk akan aman-aman saja dan tidak akan ketahuan.

Lalu singkat cerita, saat segalanya sudah selesai, Junkyu dan Jaehyuk pergi tanpa arah. Mereka membawa uang, tapi hanya sedikit dan itupun habis digunakan untuk biaya transportasi. Dan... entah bagaimana ceritanya, saat di pemberhentian terakhir mereka turun dan berjalan kaki, mereka malah berakhir berjalan di jalanan yang sepi ini. Tidak ada orang, tidak ada kendaraan lewat, tidak ada rumah, dan suara binatang-binatang (entah yang jinak seperti kelinci ataupun yang buas seperti serigala) mulai terdengar dari segala sisi penjuru tempat.

Latar waktu malam dan gelap, satu-satunya cahaya yang menerangi hanyalah sinar bulan yang kebetulan sedang bercahaya terang. Junkyu merapat ke sisi Jaehyuk seolah-olah menjadi pertanda bahwa dirinya mulai merasa tidak nyaman dengan kondisi tempat, dan sejujurnya... Jaehyuk pun merasakan hal yang sama.

Masing-masing dari keduanya sudah lelah, letih, dan lapar karena belum memakan apapun sejak pertemuan pertama hari ini (itu sebuah fakta, dan fakta lainnya---menhingat kembali---adalah uang yang mereka punya sudah dihabiskan untuk biaya perjalanan). Dan sungguh... situasi yang terasa sepi dan mencengkam membuat keduanya mau tidak mau jadi berpikir yang tidak-tidak.

Bagaimana jika ada hewan buas yang sedang berburu mangsa menerkam mereka berdua?

Bagaimana jika ada pembuhun berantai yang kabur dari polisi dan bersembunyi di hutan menemukan mereka lalu mereka pun dibunuh tanpa sebab?

Bagaimana jika ada hantu menyeramkan yang muncul secara mendadak di hadapan mereka?

Atau bagaimana--- srak! Srak!

Sontak dengan segala refleks yang ada, Jaehyuk dan Junkyu terhenti terdiam membeku dan membisu ditempat dengan mata melotot yang ketakutan.

Astaga, suara apa itu?

Srak! Srak!

Bunyi aneh seperti ranting dan daun kering yang terpijak terdengar dengan sangat kentara. Mata Jaehyuk dan Junkyu meliar mencari dari mana sumber suara itu berasal.

Srak! Srak!

Rupanya bunyinya terdengar beberapa meter dari depan mereka berdua.

Srak! Srak!

Mendadak bunyi tersebut semakin mendekat.

Srak! Srak!

Jaehyuk dan Junkyu semakin merapat karena merasa ketakutan, dan...--- Hap! Seekor kelinci putih dengan tubuh lumayan besar melompat keluar.

"C-cuma kelinci?" Junkyu berguman pelan.

Jaehyuk mengangguk kaku. Napasnya berhembus berat. "Y-ya, cuma kelinci," katanya.

Sejenak keduanya bisa merasa lega. Mereka bernapas dengan tenang.

Tidak ada yang perlu ditakutkan. Mereka baru memasuki kawasan perbatasan awal hutan, bukan bertahan hidup di tengah rimba bersama dengan Mowgli. Tidak ada makhluk buas yang perlu ditakuti, ataupun pembunuh berantai yang dicari polisi, ataupun hantu menyeramkan, sebab semuanya aman dan--...

Syut!--- sebuah senjata bergagang panjang terlempar dari sebrang sisi jalan, dan mengenai kelinci.

Kelinci yang sungguh malang, kini nyawa hewan itu sudah melayang. Tapi sungguh jangan pedulikan soal kelinci terlebih dahulu, sebab masalah utamanya ada pada sang pelempar.

Ditangan sang pelempar masih ada beberapa senjata yang serupa. Dia berpakaian seperti orang biasa... seperti manusia biasa, tapi tangannya tampak berbulu dan telinganya meruncing ke atas seperti telinga hewan---tebakan: seperti anjing, atau mungkin serigala.

Jaaehyuk dan Junkyu tidak tahu apa yang terjadi pada orang itu. Tapi saat orang itu mendekat, sinar menerangi sedikit wajah orang itu dan matanya aneh seperti milik Jaehyuk sedang menatap nyalang seperti seekor serigala yang hendak memangsa.

Entah ini karena mereka lelah atau apapun itu, tapi rasanya Jaehyuk dan Junkyu sungguh tidak punya tenaga untuk kabur dan keduanya pun mendadak tergeletak tak sadarka diri--- entah karena ketakutan pada sang pelempar, atau karena rasa lapar yang mendadak menyerang. []

Wolves | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang