11. Alpha Sementara

1.1K 243 6
                                    

“Ck! Jangan mencuci otak mereka dengan pernyataan itu, Jihoon.” Sebuah suara terdengar dari arah belakang.

Jihoon menoleh, mendapati sesosok Hyunsuk dalam balutan serba hitam serta bermuka sedikit masam. “Kenapa? Aku hanya memberi tahu yang sebenarnya.” Jihoon membela diri

Hyunsuk menggeleng. “Perlu kau ingat, jenis-mu tidaklah hina,” katanya. Kemudian dia merubah raut wajahnya, menjadi sedikit lebih ramah walau tidak sepenuhnya menutupi wajah masamnya. Sepertinya Hyunsuk sedang banyak pikiran. “Ngomong-ngomong, aku Hyunsuk, Alpha sementara di tempat ini.” Dia memperkenalkan diri pada para pendatang baru.

Jihoon lantas melotot kaget. “Apa?!” Nada suaranya tersirat rasa ketidakpercayaan.

Hyunsuk memberi gestur pada Jihoon untuk menahan rasa penasarannya, setidaknya untuk saat ini. “Kalian bertiga keberatan jika sesi pendalaman sejarah ini ditunda sejenak?” tanyanya pada Junkyu, Mashiho, dan Jaehyuk. “Aku ada urusan  dengan Jihoon.”

Jaehyuk menjadi perwakilan dari ketiganya. “Ya, tidak apa.” Dia berkata tanpa ragu.

“Sungguh? Pertanyaan tentang kenapa ada perubahan aneh pada tubuh kalian akan tertunda, tidak apa?”

Kali ini Junkyu yang menjawab. “Sejujurnya semua pembahasan ini membingungkan. Aku lelah dan butuh makan meskipun sebelumnya aku sudah makan. Jadi tidak apa jika sesi ini ditunda dulu.”

Mashiho mengangguk menyetujui. “Benar. Kalian punya makanan ‘kan? Makanan kami yang sebelumnya tidak cukup, harus dibagi tiga dan ditambah jadi empat saat Yedam datang.”

Hah....

Sejenak Hyunsuk dan Jihoon bertukar pandangan. Mereka berbicara lewat mata.

Seluruh penghuni pack sejak pagi-pagi buta sudah disibukan dengan acara pemakaman. Tidak ada yang satupun yang pergi berburu hari ini, jadi kesimpulannya tidak ada makanan yang bisa dimakan---oh, sebenarnya ada, tapi tidak tahu apa pendatang baru suka jagung rebus atau tidak.

“Mmm… bagaimana kalau aku tunjukan tempat untuk kalian tinggal di sini?” Hyunsuk mengalihkan pembicaraan. Topik tentang makanan sifatnya terlalu sensitif untuk dibahas saat ini.

Dan untungnya, ketiga pendatang baru tidak protes.

Mengingat dan menimbang apa saja yang sudah mereka lalui, mereka pun malah berseru: “Aku mau tidur di kasur!” Sebab tidur di gua rasanya sama sekali tidak enak.

.

.

.


Hyunsuk dan Jihoon menuntun para pendatang baru ke kabin yang akan mereka tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hyunsuk dan Jihoon menuntun para pendatang baru ke kabin yang akan mereka tempati. Sebuah kabin umum dengan ukurannya yang lumayan besar, tidak terlalu mewah, tapi tampak layak untuk ditepati.

Hyunsuk membuka pintu, mempersilahkan kepada Junkyu, Mashiho, dan Jaehyuk untuk masuk terlebih dahulu.

Di dalam kabin terdapat empat ranjang kosong (yang tampak tidak terlihat empuk, tapi lebih baik dari pada tidur di bawah tanah yang kotor), beserta dua lemari pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kabin terdapat empat ranjang kosong (yang tampak tidak terlihat empuk, tapi lebih baik dari pada tidur di bawah tanah yang kotor), beserta dua lemari pakaian. Tidak ada dapur, ruang tamu, apalagi  kamar mandi. Hanya ada ruang untuk tidur.

“Bagaimana, kalian suka?” tanya Hyunsuk.

Junkyu mengangguk mengamati tiap sudut kabin. “Lumayan,” katanya.

“E-eh, tapi di mana kami harus buang air kecil atau besar, ataupun mandi? Tidak ada kamar mandi di sini?” Jaehyuk bertanya.

“Oh, itu...” Jihoon mengangguk kecil. “Di luar. Kalian lihat yang kecil itu? Yang ada di belakang kabin ini? Itu tolietnya, dipakai bersama.”

“Lalu untuk mandi?” tanya Jaehyuk lagi.

“Akan aku tunjukan cara mandi yang luar biasa tanpa shower besok. Itu akan jadi pengalaman pertama kalian. Tapi sekarang tolong jangan mandi dulu, ya?” kata Jihoon.

Mashiho menyerngit tidak terima. “Sejak kemarin aku hanya cuci muka saja. Aku---kami semua bau.”

Jaehyuk mengangguk menyetujui. Dia juga belum ada mandi, dia hanya cuci muka saja. Untung dia diberkahi dengan wajah yang enak dipandang, jadi walau hanya cuci muka saja tidak akan ada orang yang tahu ataupun curiga kalau dirinya belum mandi.

“Iya, kami pun tahu itu.” Hyunsuk merujuk kalimat itu pada Jihoon serta dirinya. “Tapi mohon pengertian karena keadaan sedang tidak bagus saat ini. Tidak akan ada yang mengawasi kalian, takutnya kalian akan tersesat.”

Oh… begitu rupanya. Masuk akal juga.

Mereka bertiga adalah orang baru, masih sangat asing dengan lingkungan di sini. Jika memaksakan diri, bisa-bisa mereka tersesat.

“Kalian silahkan tidur, atau merapihkan barang kalian atau... ya, terserah mau melakukan apa. Pukul 7 malam nanti kalian akan dijemput untuk makan---dan, oh… jika ada tambahan orang untuk tinggal di kabin ini kalian tidak masalah ‘kan?”

Junkyu, Mashiho, dan Jaehyuk mengangguk.

“Tidak apa. Banyak orang makin bagus,” kata Junkyu.

Hyunsuk tersenyum simpul. Syukurlah orang-orang ini tidak terlalu banyak tingkah. “Kalau begitu aku tinggal dulu kalian. Permisi…” Hyunsuk pun pamit undur diri, dan dia menyeret Jihoon keluar dari dalam kabin, secara harfiah. []

Wolves | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang