16. Malam Yang Sedikit Kacau

936 218 21
                                    

Pada akhirnya sebuah kemenangan manis Yoshi peroleh dengan mendapatkan jagung rebus  menu spesial makan malam miliknya. Yoshi terbebas sejenak dari kegiatan di klinik, dan ini adalah waktunya untuk dia beristirahat menikmati suasana malam di hari.

Yoshi berjalan santai menyapa semua orang-orang dan berakhir di tempat Jihoon dan yang lainnya menghabiskan makan malam. Yoshi menyapa semua orang yang ada di sana, berkenalan dengan para pendatang baru yang lain, dan melakukan berbincang-bincang santai.

“Yoshi…” Doyoung memanggil pelan, hampir seperti mencicit. 

Yoshi menoleh.

“Besok kita belajar?” tanya Doyoung. Wajahnya mencerminkan seperti berharap jika dirinya besok mendapatkan bonus hari libur.

Yoshi lantas mengangguk. “Tentu saja,” katanya, itu mematahkan harapan Doyoung. “Hari ini tidak sempat belajar karena ada pemakaman. Besok kita belajar, sekalian juga dengan para pendatang.”

Dan tentunya, hal tersebut langsung membuat wajah Doyoung langsung berubah suram seketika. Tidak ada kata santai besok, harus belajar.

Jaehyuk yang mendengar itu menyerngit. “Belajar?” 

Jihoon dan Haruto mengangguk bersamaan. Kata Jihoon, “Ingat rumah pintar saat tur keliling pack? Nah, di situ tempat belajarnya.”

Kemudian Haruto menimpal, “Ada ruang ada kelas, kami belajar. Bukan pelajaran seperti yang ada di sekolah umum---tapi kurang lebih sama, hanya ada beberapa tambahan pelajaran.”

Jihoon terkikik. “Tambahan…” dia membeo dengan nada mengejek. “Dulu aku berpikir akan lebih mudah belajar di sini dibanding sekolah umum, tapi aku salah besar.”

“Memangnya bagian mana yang sulit?” tanya Mashiho, merasa penasaran dengan kurikulum pelajaran untuk manusia serigala.

Jihoon berpikir sejenak. “Hm... Anatomi tubuh?”

“Tidak, tidak,” elak Doyoung. “Sejarah. Titik.”

“Bukan,” timpal Haruto kemudian. “Strategi? Kita selalu belajar itu tapi tidak pernah mempraktekannya, sangat menyebalkan.”

“Oh, ya?” Junkyu bertanya. “Apa kita ada pelatihan fisik juga? Eh, bukan--- pelatihan untuk bertarung? Begitu menyebutnya?”

Jihoon mengangguk. “Bisa dibilang begitu," katanya. "Di kondisi yang seperti sekarang, si Alpha sementara pasti akan mengusahakan agar semua jenis bisa mendapat pelatihan bertarung. Sekedar informasi: hanya keturunan murni yang dapat pelatihan itu, sedangkan campuran tidak.”

Yoshi melirik Jihoon sejenak. “Sedang ada apa antara kau dan Hyunsuk?” tanyanya. “Kenapa aku seperti merasa jika kau mengejeknya dengan menyebut ‘si Alpha sementara’?” lanjutnya dengan nada suara yang terdengar jahil.

Dalam hati Yoshi sesungguhnya paham betul jika Jihoon dan Hyunsuk sedang berselisih pendapat---kedua orang itu selalu seperti bertingkah seperti ini jika sedang dalam hubungan pertemanan yang tidak bagus: saling mendiamkan satu sama lain dan tidak nyaman berada di satu tempat yang sama. Tapi entah kenapa rasanya Yoshi selalu ingin mengungkit masalah mereka berdua, sebab baik antara Hyunsuk maupun Jihoon tidak pernah ada yang mau mengaku jika mereka sedang bertengkar dan itu sugguh mengusik Yoshi. Maksudnya… mengaku saja apa sulitnya, sih? Mereka malah mempersulitnya dengan ajang kegiatan bungkam.

Jihoon mendegus. “Kau salah dengar saja, Yoshi,” elaknya.

“Hyunsuk ada di mana saat ini?” tanya Yoshi kukuh.

Mendengus, lagi. Jihoon menjawab. “Mungkin sedang kencan dengan para tetua? Biasa, banyak hal yang harus diurus saat jadi Alpha baru… walau sementara.”

Wolves | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang