Dua minggu kemudian, Mr. Jeon mengirimi surat Mrs. Fairfax. Surat itu berisi tentang kepulangan Mr. Jeon ke Thornfield Hall.
"Mr. Jeon akan pulang besok kamis," kata Mrs. Fairfax.
"Teman-temannya akan datang berkunjung bersamanya. Nanti akan ada banyak tamu di Thornfield Hall.
Pada Kamis malam, aku dan Mrs. Fairfax sedang berada di dalam kamar Adele bersama pemiliknya. Mrs. Fairfax nampak melihat ke arah luar jendela.
"Para tamu sudah datang!" katanya.
Akupun turut bergabung dengan Mrs. Fairfax untuk melihat ke arah luar melewati jendela kamar Adele yang berada di lantai dua. Ada tiga delman yang baru saja datang dan ada dua orang yang menunggangi kudanya sendiri. Salah satu yang menunggangi kuda itu adalah Mr. Jeon dengan kuda hitamnya dan satunya lagi kuda putih yang ditunggangi seorang perempuan muda yang cantik.
"Dia adalah Miss Ingram," ucap Mrs. Fairfax memberitahu.
Dan setelah itu, Mrs. Fairfax pergi dari sana untuk menemuinya, begitupun dengan Adele yang nampak sangat antusias pada Miss Yeri Ingram.
"Tidak, Adele," larangku. "Kita tidak bisa turun malam ini. Mr. Jeon akan mengobrol dengan tamu-tamunya."
Adele nampak kecewa karena perkataanku, namun gadis kecil itu tetap mendengarkanku. Aku jadi merasa bersalah.
Maafkan aku, Adele. Apakah kamu seingin itu mau menemui Miss Ingram? ah aku tahu, dia adalah calon ibu sambungmu jadi kamu sangat antusias bertemu dengannya. batinku terluka.
Keesokan paginya, aku tetap mengajari Adele di kelas dan dia tetap bersikap seperti biasanya. Gadis kecil itu sama sekali tidak murung seperti semalam. Aku sangat senang laranganku tidak membuatnya berubah.
Tiba-tiba ditengah-tengah pelajaran, Mrs. Fairfax datang menyela. Ternyata dia ingin mengatakan sesuatu hal padaku.
"Ada apa Mrs. Fairfax?" tanyaku.
"Mr. Jeon menginginkan kamu untuk menemui tamu-tamunya nanti malam, Miss Hwang," katanya.
"Dan begitupun juga dengan Adele."
Aku melirik ke arah Adele, dia terlihat sangat senang setelah mendengarnya. Entah mengapa aku lagi-lagi merasa sedih, namun aku berusaha menahan diri dan mengatakan kepada Mrs. Fairfax jika nanti malam aku dan Adele pasti akan datang untuk menemui mereka.
Malamnya, setelah bersiap-siap dengan memakai gaun yang pantas, aku bersama Adele datang ke ruang tamu. Tak berapa lama delapan perempuan datang memasuki ruang tamu juga. Salah satu perempuan muda itu menarik perhatianku karena penampilan fisiknya yang begitu mencolok karena kecantikan yang dimilikinya. Dan bersamaan dengan itu, Adele terlihat langsung berlari ke arah perempuan itu dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Bonsoir, belle femme ." sapanya menggunakan bahasa Prancis.
"Oh, sungguh gadis kecil yang manis." jawab Miss Yeri Ingram.
Mereka kemudian saling mengobrol satu sama lain bersama tujuh perempuan muda lainnya yang datang bersamanya tadi dan dia nampak tidak tertarik mengobrol denganku karena dia terus mengabaikanku.
Satu jam kemudian, para pria memasuki ruangan. Kedua mataku langsung menumbuk dengan mata Mr. Jeon yang berada ditengah-tengah gerombolan para pria yang baru saja datang.
Sama seperti yang dilakukan Miss Ingram, Mr. Jeon tidak mengajakku berbicara. Aku merasa seperti patung hidup ditengah-tengah mereka.
"Mengapa gadis kecil ini tidak berada di sekolah, Mr. Jeon?" Tanya Miss Ingram.
"Adele mempelajari pelajarannya di rumah," jawab Mr. Jeon. "Dia memiliki seorang Governess."
"Ah benar, orang itu sedang berdiri di samping jendela." ucap Miss Ingram sambil menatapku. "Aku memiliki banyak Governess. Aku membenci mereka semua. Mereka jelek dan bodoh." tambahnya.
Aku begitu terkejut setelah mendengar kalimatnya. Mengapa dia begitu memandang rendah seorang Governess? Apakah karena dia orang yang kaya jadi begitu semena-mena dengan orang-orang miskin seperti kami? Dan yang membuatku semakin kesal, Mr. Jeon nampak diam saja ketika kalimat bernada rasis itu keluar dari bibir Miss Yeri Ingram. Seolah-olah dia membenarkan kalimatnya. Apakah Mr. Jeon juga menganggapku demikian?
Acara terus berlanjut tanpa memperdulikan kekesalanku berada di tengah-tengah orang-orang kaya ini. Orang-orang mengajukan Miss Ingram dan Mr. Jeon untuk bernyanyi bersama. Mereka bernyanyi dengan sangat bagus, Aku baru tahu Mr. Jeon pandai bernyanyi. Aku terhanyut ke dalam suara indah Mr. Jeon, namun kemudian aku memutuskan untuk pergi dari ruangan itu.
Aku ingin kembali ke kamarku karena sudah tidak bisa menhan dadaku yang terasa sesak melihat keserasian Miss Ingram dan Mr. Jeon. Dan tanpa aku sadari ternyata Mr. Jeon mengikutiku dari belakang.
"Ada apa, Sinbi?"
"Tidak apa-apa, sir." jawabku. "Tapi aku lelah. Aku akan pergi ke kamarku. Selamat malam, sir."
"Kamu terlihat lelah. Dan kamu terlihat tidak senang juga." ucap Mr. Jeon. "Ada air mata dimatamu. Istirahatlah sekarang, Sinbi. Tapi temui tamuku lagi besok malam."
"Jangan lupa, sweet-- jangan lupa, Sinbi,"
Para tamu tinggal selama dua minggu di Thoenfield Hall. Dan setiap malam aku menemani Adele di ruang tamu. Selama itu tidak ada yang mengajakku bicara, Mr. Jeon dan Miss Ingram selalu bersama setiap acara. Aku cemburu, tentu saja. Tapi apa yang bisa aku lakukan? aku hanya orang tak berpengaruh, aku bukan siapa-siapa Mr. Jeon. Aku hanya Governess anak asuhnya yang miskin dan jelek.
Pada suatu sore, Mr. Jeon pergi ke Millcote. Dia kembali pada tengah malam dan aku yang membukakan pintunya saat dia pulang.
"Tamu lain sudah menunggu anda, sir." kataku. "Dia adalah Mr. Mason. Dia datang dari West Indies."
Tiba-tiba wajah Mr. Jeon berubah pucat. Dia kemudian meraih tanganku dan menggenggamnya dengan erat.
"Mason. West Indies. Mason--"
"Apakah anda sakit, sir?" tanyaku.
"Sinbi, temanku. Aku merasa terkejut." balasnya. "Tolong ambilkan segelas wine untukku."
Akupun segera menuju ke ruang makan untuk mengambilnya. Aku kembali dengan segelas wine dan langsung memberikannya kepada Mr. Jeon.
"Apa yang tamuku lakukan?"
"Mereka makan dan tertawa bersama, sir," jawabku. "Mr. Mason mengobrol dengan tamu-tamu lainnya."
"Suatu hari nanti mereka akan membenciku," ucapnya terlihat frustasi. "Sekarang kembalilah ke ruang makan dan katakan pada Mason untuk menemuiku di Perpustakaan."
Akupun melakukan apa yang Mr. Jeon suruh dengan mengatakan pesan itu kepada Mr. Mason. Setelahnya aku pergi ke kamarku. Aku mau tidur.
Karena kamarku dekat dengan tangga, aku bisa mendengar suara Mr. Jeon yang sedang mengobrol dengan seseorang yang aku tebak Mr. Mason sambil menaiki tangga. Entah apa yang akan mereka bicarakan, tapi tak berapa lama kemudian aku jatuh tertidur dengan begitu pulas.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
(COMPLETED)The Governess(Sinkook)
FanfictionBerlatar belakang pada tahun 1800-an dimana cerita ini mengisahkan cerita perjalanan hidup seorang Hwang Sinbi sehingga bertemu cinta sejatinya yaitu Jeon Jungkook yang tentunya berjalan tidak mudah. Bagaimana cerita mereka hingga bertemu? Shawing e...