Chapter 2: Lowood School

336 65 3
                                    

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan cukup panjang, aku tiba di Lowood School pada malam hari. Seorang pelayan sudah menungguku dan menyambutku dengan hangat. Dia pun langsung membawaku menuju ke arah tangga untuk masuk ke dalam kamar tidur yang besar. Ada banyak tempat tidur disana dan ada para gadis yang sudah tidur di tempatnya masing-masing. Pelayan tadi mengarahkan aku ke tempat tidur yang masih kosong. Setelah membiarkan pelayan itu pergi dan berterima kasih, aku mengganti pakaianku menjadi pakaian tidur dan kemudian segera menyusul yang lainnya untuk tidur.

Keesokan paginya, aku bangun sangat awal setelah mendengar bel yang sangat keras. Kamar ini begitu terasa dingin dan gelap. Aku memerhatikan gadis lainnya dan mereka terlihat baru saja mandi lalu setelahnya berpakaian dengan cepat. Aku baru menyadari ada gaun coklat polos di sampingku dan ada juga sepasang sepatu heavy yang jelek.

Akupun bergegas untuk mandi dan ternyata airnya terasa dingin begitu menusuk kulitku. Aku berusaha mengabaikan itu dan kemudian memakai gaun baruku dengan cepat. Aku benar-benar lapar tapi aku harus mengikuti murid lainnya menuruni tangga untuk menuju sebuah ruangan yang ternyata ruang makan yang besar. Ada meja makan yang panjang disana, aku pun buru-buru duduk di kursi yang disediakan.

Tak berapa lama makanan datang dan dihidangkan, aku yang sudah sangat lapar buru-buru memakannya. Namun kemudian aku mengernyit setelah merasakan rasa dari makanannya. Makanan yang mereka hidangkan benar-benar buruk sekali.

"Makanannya buruk lagi," ucap salah satu murid.

"Berdirilah!" teriak seorang perempuan paruh baya yang sepertinya seorang pengajar. "Jangan berbicara saat makan!" ucapnya kepada kami semua.

Kami pun berdiri tanpa banyak bicara dan kemudian kami dituntun menuju sebuah ruangan kelas yang sangat besar terdiri dari empat kelas. Kami dibagi menjadi delapan orang per-kelas. Murid tertua berada di kelas empat, sementara aku di kelas satu. Tak berapa lama seorang pengajar datang dan pelajaran kami dimulai. Aku merasa bosan karena pelajaran yang mereka ajarkan sangat tidak menarik.

Pertama, kami membaca beberapa halaman buku, kemudian pengajar mengajukan pertanyaan mengenai halaman itu. Setelah empat jam, kami pergi keluar untuk beristirahat sejenak dan langsung di sambut cuaca yang sangat dingin. Tak berapa lama bel berbunyi sebagai pertanda pelajaran akan dimulai lagi.

Tiga minggu berlalu, pada suatu sore Kepala pengajar datang memasuki ruangan kelas.  Kepala pengajar itu bernama Miss Temple dan dia datang bersama Mr. Brocklehurst. Kami semua berdiri dan aku berdiri dibelakang gadis yang lebih tua dariku. Aku tidak ingin Mr. Brocklehurst melihatku. Mr. Brocklehurst berjalan pelan mengitari seisi ruangan, semua orang sangat diam. Bodohnya, aku tidak sengaja menjatuhkan buku dari atas mejaku karena begitu gugup. Mr. Brocklehurst pun berhenti berjalan, dia akhirnya melihatku. 

"Ah! Anak baru," katanya. "Kemarilah, Hwang Sinbi!" dan kemudian menunjuk kedua gadis di sampingku.

"Kalian berdua-- angkat Hwang Sinbi ke atas kursi yang tinggi!" katanya.

"Semuanya, lihatlah ke arah Hwang Sinbi!" ucap Mr. Brocklehurst.

"Anak ini sangat nakal. Dia seorang pembohong.  Dia akan dihukum! Miss Temple! Pengajar! Anak-anak! Jangan berbicara pada anak nakal ini!" tegasnya kepada semua orang.

Setelah itu dia melihatku dan berbicara kepadaku lagi, "Hwang Sinbi, kamu harus berdiri di atas kursi itu selama dua jam," katanya.

"Kamu anak yang nakal!"

Malamnya, aku menangis dan terus menangis. Aku merasa diperlakukan tidak adil, tapi Miss Temple sangat baik kepadaku. Dia selalu menenangkanku.

"Kamu adalah murid yang baik, Hwang Sinbi," katanya. "Dan kamu bukan anak yang nakal. Aku temanmu, Sinbi."

"Terima kasih, Miss Temple." ucapku berterima kasih.

Lowood School adalah tempat yang tidak sehat, bangunannya sangat lembab dan dingin. Mr. Brocklehurst adalah pemiliknya, dia pria yang kaya tapi dia tidak pernah membelikan kami pakaian yang hangat. Dan dia juga tidak memberikan makanan yang layak untuk kami. Semua orang membencinya.

Saat musim semi datang, banyak murid menjadi sakit. Beberapa dari mereka memutuskan keluar dari sekolah dan tidak pernah kembali. Ada banyak murid yang meninggal. Musim semi kali ini benar-benar yang terburuk, karena kejadian itu kami tidak mendapatkan pelajaran. 

Miss Temple dan pengajar lainnya memberikan perhatian penuh kepada murid-murid yang sakit. Mr. Brocklehurst harus membelikan pakaian hangat untuk kami. Mr. Brocklehurst harus memberikan makanan yang layak juga untuk kami. Tapi Mr. Brocklehurst tidak pernah datang ke sekolah lagi dan dia bersikap seolah-olah tidak peduli dengan keadaan kami.

Beberapa tahun kemudian, Lowood School pindah ke tempat yang lebih sehat. Tempatnya sangat nyaman dan bagus. Disana ada ruang kelas baru, kamar yang baru dan sebuah ruang makan yang baru juga. Bangunannya sangat bersih dan terang. Para pengajar sangat senang dan aku pun juga begitu.

Aku menjadi murid Lowood School selama enam tahun dan kemudian aku menjadi pengajar disana. Aku menjadi pengajar selama dua tahun dan aku tidak pernah kembali ke Gateshead Hall . Keluarga Reeds juga tidak pernah menulis surat untukku. Tapi aku tidak ambil pusing karena sekarang mereka bukan siapa-siapaku lagi. 

Masih spesial promo.. 50k dapat 4 ebook, 75k dapat 6 ebook, 100k dapat 9 ebook + 1 ebook sinkook yang belum pernah rilis.

(COMPLETED)The Governess(Sinkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang