Aku terbangun dalam tidurku setelah terdengar suara tangis mengerikan dari seseorang. Bulannya bersinar terang. Cahayanya bersinar melewati jendela kamarku. Aku mendengarkannya sekali lagi, tak berapa lama seseorang terdengar berteriak.
"Tolong! Tolong! Jeon, Tolong aku!" suara itu berasal dari koridor lantai atas. "Tolong! Tolong!" ucapnya meminta tolong lagi.
Aku bangun dari tempat tidurku lalu mengambil cardingan untuk menutupi gaun tidurku dan kemudian memakai sendal sebagai alas kaki, setelahnya aku bergegas keluar untuk memastikan sumber suara tersebut berasal. Dan betapa terkejutnya aku ketika mendapati semua tamu sudah berada di luar dengan memenuhi sepanjang koridor menuju lantai atas. Ternyata semua orang juga mendengarnya tak terkecuali aku. Mereka tampak penasaran dan bertanya-tanya tentang kejadian barusan sampai-sampai terbangun dari jam istirahat mereka.
"Apakah sudah terjadi sesuatu?" tanya salah satu tamu.
"Apakah ada kebakaran? Siapa yang sakit? Dimana Mr. Jeon?"
"Aku disini!" jawab Mr. Jeon. Dia baru saja menuruni tangga yang menghubungkan koridor lantai atas.
"Apa ada masalah Mr. Jeon?" tanya Miss Yeri Ingram. "Suara teriakan siapa barusan?"
"Tidak ada masalah," kata Mr. Jeon. "Salah satu pelayan hanya bermimpi buruk. Kalian semua silahkan kembali ke kamar masing-masing."
Para tamu langsung bubar setelah mendapatkan penjelasan dari Mr. Jeon. Akupun juga kembali ke kamarku, namun aku tetap merasa ada yang salah. Aku tidak kembali tidur, aku memilih menunggu untuk berjaga-jaga ada kejadian lain setelah ini.
Tak berapa lama, seseorang terdengar mengetuk pintu kamarku dari luar. Akupun membukanya segera. Mr. Jeon terlihat berdiri di depan pintu kamarku.
"Sinbi, ikutlah denganku. Jangan membuat suara agar tidak ada yang terganggu." kata Mr. Jeon. Dia kemudian menuntunku naik ke tangga menuju koridor lantai atas. Kami masuk ke dalam salah satu ruangan dan Mr. Jeon langsung menguncinya.
Betapa terkejutnya aku setelah memasuki ruangan itu, apalagi sesudah melihat Mr. Mason yang nampak duduk di kursi dalam keadaan wajah yang sangat pucat. Disaat itu juga kakiku berubah lemas disaat melihat kemeja putihnya terdapat noda merah karena darah. Kemudian, aku mendengar tawa mengerikan tepat di samping ruangan itu.
"Grace Poole benar-benar wanita gila,"kataku. "Mengapa anda memiliki seorang pelayan yang gila?"
Mr.Jeon tidak menjawab, dia kemudian berbisik pelan kepada Mr. Mason.
"Aku akan membawakan Dokter untukmu, Minhyuk," katanya. Kemudian dia menatap dan berbicara kepadaku. "Tetap disini, Sinbi. Bersihkan lengan Mr. Mason. Tapi jangan berbicara padanya." Mr. Jeon pun keluar dari ruangan.
Sesuai permintaan Mr. Jeon, aku membersihkan lengan Mr. Mason. Aku juga tidak mengajaknya berbicara, ruangan itu benar-benar sunyi dan yang aku lakukan setelahnya adalah menunggu kedatangan Mr. Jeon dan Dokter.
Setelah kurang lebih dua jam, Mr. Jeon kembali dengan seorang Dokter bersamanya. Dokter itupun langsung mengecek lengan Mr. Mason.
"Dia menggigitku," kata Mr. Mason. "Aku datang kemari karena aku ingin melihatnya. Aku ingin membantunya. Tapi dia malah menggigitku!"
"Diamlah, Minhyuk," potong Mr. Jeon cepat.
Dokter itu memasang perban di sekitar lengan Mr. Mason yang terluka. Setelah selesai, Mr. Jeon memakaikan mantel untuk menutupi luka Mr. Mason. Dia berbicara kepadaku lagi.
"Turunlah, Sinbi. Bukalah kunci pada pintu kecil di samping rumah," katanya. "Kami akan mengikutimu dari belakang."
Akupun buru-buru turun dari tangga dan langsung membuka pintu. Dan diluar, seorang pria sudah menunggu bersama dengan delmannya. Mr. Mason dan Dokter tadi akan pergi dari Thornfield Hall menaiki delman.
![](https://img.wattpad.com/cover/251706386-288-k247485.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(COMPLETED)The Governess(Sinkook)
FanficBerlatar belakang pada tahun 1800-an dimana cerita ini mengisahkan cerita perjalanan hidup seorang Hwang Sinbi sehingga bertemu cinta sejatinya yaitu Jeon Jungkook yang tentunya berjalan tidak mudah. Bagaimana cerita mereka hingga bertemu? Shawing e...