Together

1.5K 206 24
                                    

Bohong jika Jungkook mengatakan dirinya baik-baik saja. Keadaannya selalu membuatna takut dan juga khawatir, Ia takut jika harus pergi dan berpisah dengan keenam kakaknya namun disisi lain ia juga khawatir dengan bertahan lebih lama dan menyusahkan mereka.

Malam ini semua kakaknya berada di rumah, ia membuka mata menatap Taehyung dan Jimin yang tidur dengan kasur lantai di bawahnya. Ia melihat bagaimana wajah-wajah lelah mereka, bekerja ,sekolah, mengurus rumah dan menjaganya. Jungkook menggigit bibir bawahnya, ia ingin membantu, ingin meringankan sedikit saja beban mereka, tapi keadaannya justru tak mendukung.

Sebelum sakitnya bertambah parah saja ia sudah kesulitan dengan sebelah kakinya yang pincang,dan kini bahkan untuk berjalan menuju toilet ia membutuhkan bantuan dan bernafas kualahan. Jungkook ingin menangis,ingin mengatakan betapa ia takut dengan semua ini, takut saat dokter memvonisnya dan takut oada kematian yang selalu membayangi tiap malamnya. Namun ia tak berani bersuara, tak sampai hati membuat keenam saudaranya lebih khawatir dari ini.

"Uhuk...uhuk..." Jungkook membekap mulut dengan telapak tangan, sebisa mungkin meredam suara batuknya,ia tak ingin mengganggu tidur dan membangunkan kedua kakaknya yang telah lelah seharian belajar dan bekerja.

Saat dirasa batuknya sudah membaik walau dadanya terasa terbakar Jungkook melepaskan bekapan tangannya dari mulut dan terkejut hingga kedua tangannya gemetar saat mendapati darah disana, dengan cepat ia membersikan tangan dengan mengusapnya pada bagian dalam kaos yang ia kenakan karna tempat tissu terletak jaug dari jangkauannya.

Jungkook meringkuk dan terisak, sekujur tubuhnya terasa sakit dan menggigil kedinginan namun sebisa mungkin ia ingin menahannya. Kakak-kakaknya lelah, kakak-kakaknya butuh istirahat dan tidak sepantasnya ia menusahkan di tengah malam seperti ini.

Ceklek

Jungkook berjengit saat pintu kamar terbuka.

"Koo"

Suara Seokjin yang kini berada di belakangnya, Jungkook segera menghapus air mata dan membalikan tubuh.

"Belum tidur?" suara lembut Seokjin membuat Jumgkook ingin kembali menangis.

Seokjin sendiri sebenarnya terbiasa bangun tengah malam untuk mengecek keadaan Jungkook, dan tadi saat ia masuk ia mendapati bahu sang adik yang bergetar dan suara isakan lirih. Melihat bibir Jungkook yang bergetar menahan tangis, Seokjin menarik Jungkook untuk didekap "kakak disini, kakak disini" bisiknya.

Seokjin menepuk punggung sang adik menenangkan, Jungkook masih terisak dan meremat pakaian Seokjin dengan kuat dan gemetar. Seokjin tidak tau apa yang terjadi, mungkin Jungkook kembali mimpi buruk seperti yang sudah-sudah, tapi mendengar tangis Jungkook yang terdengar pilu membuatnya tanpa sadar ikut menitikkan air mata.

"Kakak janji semua akan baik-baik saja, kakak janji"bisik Seokjin lagi.

Dan mendengarnya membuat Jungkook percaya, kakaknya tak pernah berbohong. Jika kakak mengatakan semua akan baik-baik saja maka Jungkook percaya semuanya akan baik-baik saja.

Perlahan Jungkook melepaskan pelukannya. Seokjin mengambil inhaler dan menyemprotkannya ke dalam mulut Jungkook, saat nafas Jungkook terlihat berat. Setelah membaik Seokjin mengambil air dan membantu Jungkook meminumnya "lebih baik?"

Jungkook mengangguk dan Seokjin membaringkannya dengan hati-hati "lanjutkan tidur ya, ini masih malam sekali Koo"

Jungkook kembali mengangguk, namun saat Seokjin akan berdiri ia menggenggam pergelangan kakaknya erat "jangan pergi" lirihnya.

Seokjin mengangguk, ia berpindah duduk di bawah dan menautkan jemarinya dengan milik Jungkook "kakak disini, tidur ya"

Jungkook mengangguk dan kembali memejamkan mata. Sementara itu seokjin menciumi punggung tangan sang adik dengan lembut.
.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang