Jungkook tidak mengenal siapa keluarganya, tidak tau siapa nama ayah dan ibunya. Yang ia ingat hanya ia menjalani masa kecilnya di sebuah panti asuhan dan besar disana.
Tidak ada kehidupan anak panti yang menyenangkan, di kunjungi orang baik hati atau donator yang membiayai. Yang ada hanya panti asuhan serupa neraka, dengan pengurus panti yang galak dan suka memukul, mengambil semua dana sumbangan yang diberi oleh satu dua orang yang berbelas kasih.
Panti asuhan mereka tidaklah besar, hanya diisi tujuh anak laki-laki dan Jungkook adalah yang termuda di antara mereka. Sehari-harinya mereka dipaksa bekerja serabutan, makan apa adanya hingga malamnya mereka harus tidur dalam keadaan kelaparan di kasur tipis yang bahkan tak melindungi kala musim dingin.
Dinas sosial rasanya hanya tempat yang diisi oleh sekumpulan manusia yang berusaha mencari keuntungan pribadi, karna beberapa kali anak panti tertua yang biasa Jungkook panggil dengan Kak Seokjin, melaporkan perlakuan yang mereka dapat di panti namun tak pernah di gubris apalagi dinaungi.
Tidak seperti panti asuhan pada umumnya, bahkan tidak pernah ada satupun orang tua asuh yang berniat mengadopsi salah satu dari tujuh anak laki-laki tersebut, padahal menurut Jungkook mereka cukup layak untuk diasuh dan diperlakukan layaknya anak. Emmm, seperti Kak Seokjin yang memiliki wajah rupawan dan selalu cakap dalam urusan mengurus rumah diusianya yang muda, Kak Yoongi yang pandai bermusik walau wajahnya datar, ah setidaknya kak Yoongi tidak pernah berisik, Kak Namjoon dengan kejeniusannya yang bahkan bisa menguasai bahasa asing dengan otodidak, Kak Hoseok dengan senyum secerah mentari serta keramahannya pada siapapun, Kak Jimin dengan keahliannya bernyanyi dan wajah malaikatnya, Kak Taehyung dengan wajah tampan serta tingkah lucunya dan tentu saja Jungkook dengan wajah imutnya. Kenapa tidak ada yang mau menyelamatkan mereka dari semua siksa.
Belasan tahun tinggal bersama dikeadaan tak menyenangkan membuat mereka yang tak memiliki ikatan darah nyatanya mampu menyayangi layaknya keluarga.
Saat pengurus panti meninggal karna kecelakaan. Seokjin sebagai anak tertua yang telah mendapat usia legal dan bekerja, bersama dengan Yoongi , akhirnya bisa membawa adik-adiknya untuk tinggal bersama dan terbebas dari neraka yang menyiksa. Walau hidup diluar sana tidak kalah susahnya namun Jungkook bersyukur setidaknya ia tidak perlu mendapat pukulan lagi setiap harinya, ia bisa makan tika kali sehari dengan menu dan porsi layak, serta tidur di kasur yang tidak membuat punggungnya sakit saat terbangun.
Mereka menyewa sebuah rumah kecil di pinggiran kota, dengan dua kamar tidur yang mereka bagi bersama, satu kamar mandi, dapur kecil dan ruang tengah yang di fungsikan sebagai ruang makan, ruang tamu dan almari besar berisi pakaian mereka bertujuh. Kehidupan semakin baik saat Namjoon dan Hoseok bisa ikut membantu keuangan dengan bekerja.
.
.
.
.
.
"Kak Seokjiiiiiiin, kak Tae menyembunyikan kaos kaki ku"
Seokjin yang tengah berkutat di dapur menyiapkan sarapan menghela nafas, lagi-lagi paginya jauh dari kata damai. "Taehyung kembalikan kaos kakinya!" Teriak Seokjin
Brak
"Astaga,maafkan aku" suara benda terjatuh diikuti permintaan maaf Namjoon, Seokjin bisa menduga bahwa lagi-lagi Namjoon merusak sesuatu.
"Tidaaak tugas sekolah ku, kenapa kak Namjoon menjatuhkan gelas berisi air di lukisanku?!" Suara Jimin yang mengomel disusul Namjoon yang meminta maaf berulang kali.
Seokjin membawa satu mangkuk berisi sup kimci untuk sarapan, dan Yoongi yang baru terbangun karna keributan-keributan tadi membantu menata nasi kedalam mangkuk. Tidak ada menu pendamping, di tanggal tua seperti ini gaji mereka yang tak seberapa sudah menipis dan makanan yang bisa disajikan hanya sekedar cukup untuk membuat perut kenyang, walau begitu Jungkook pasti akan mengatakan apapun yang Seokjin masak adalah spesial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
FanfictionMereka dipertemukan oleh takdir dan dipersatukan oleh harap untuk bahagia bersama. ini lanjutan dari Together 1 dari book Good bye Cover by @dwiinfantriani