Together

1.6K 216 18
                                    

Namjoon berjalan di koridor kampus, beberapa teman nampak menyapa pemuda dengan otak jenius tersebut. Namjoon benar-benar merasa bersyukur dengan kehidupannya sekarang, selain ia terbebas dari panti serupa neraka, beasiswa masuk universitas ternama dan lingkungan kampus yang lebih supertif juga membuat kehidupannya lebih baik.

Namjoon memasuki kelasnya, menyapa beberapa teman yang cukup dekat dengannya, beberapa menanyakan materi dan solusi dari kendala tugas pada asisten dosen tersebut. Namjoon yang dikenal jenius dan ramah tentu membuat banyak orang senang untuk dekat dengannya, tak peduli dengan gaya pakaian Namjoon yang tidak mengikuti trend mode atau kendaraan yang di bawanya, apalagi latar belakang keluarganya. Teman kampusnya tak memperdulikan hal tersebut, mereka cukup dewasa dalam menyikapi pertemanan.

Dosen masuk dan menyampaikan materi, Namjoon fokus memperhatikan dan mencatat semua yang dia anggap perlu. Dia berusaha belajar dengan giat dan tekun, ada satu keinginan kuat dalam hatinya untuk menjadi berhasil dan memberikan kehidupan layak untuk keenam saudaranya.

Dia benar-benar menangis penuh haru, saat keenam saudaranya begitu semangat mendorongnya untuk mencapai pendidikan tinggi. Kala Namjoon memutuskan untuk mencukupkan dengan sekolah menengah atas, keenam saudarnya justru menyemangatinya mengambil beasiswa universitas karna menganggap dirinya bisa. Bahkan Seokjin dan Yoongi meminta Namjoon tak perlu memusingkan mencari uang karna mereka yang akan berusaha mencarinya, begitu pula Hoseok dia juga menenangkan hati Namjoom agar tak perlu mencemaskan keuangan karna Hoseok akan ikut membantu bekerja.

Kemudian tiga adiknya yang selalu menyebutnya dengan bangga dan mengatakan bahwa mereka selalu ingin pamer karna memiliki kakak yang cerdas dan bisa membantu mengerjakan tugas sekolah. Terlebih Jungkook yang setiap hari selalu meminta diajari bahasa Inggris dan bagaimana mata bambi itu menatap kagum tiap kali Namjoon membaca dialog bahasa Inggris. Rasanya ada sesuatu yang berbunga dalam hatinya ketika melihat saudara-saudaranya begitu menyayanginya.

Diberi keringanan oleh keenam saudaranya bukan berarti Namjoon akan bersikap seenaknya. Melihat mahasiswa jeniusnya mencari pekerjaan, salah satu profesor menawari Namjoon menjadi asistennya dan pekerjaan sebagai staf perpustakaan yang kala itu kosong karna salah satu petugas mengundurkan diri.

Seperti mendapat sebuah keberuntungan bertubi, mendapat beasiswa, lingkungan yang baik dan pekerjaan sekaligus. Bahkan upah yang Namjoon peroleh sangat cukup untuk menutupi kebutuhan kuliah diluar tanggungan beasiswa seperti ongkos, uang jajan dan peralatan tulis, sehingga ia tidak perlu meminta dan menyusahkan saudaranya, sisa uang ia berikan kepada Seokjin untuk membeli kebutuhan rumah.

Namjoon segera membereskan bukunya ketika kelas berakhir. Hari ini ia ada dua kelas, dan satunya adalah sore nanti. Ia menggunakan waktu yang ada untuk pergi ke perpustakaan, membuka laptop yang juga merupakan fasilitas yang profesornya berikan, ia mengerjakan beberapa tugas. Suasana perpustakaan yang hening dan aroma kertas dari buku-buku yang berjajar rapi di rak adalah favorit Namjoon. Ia sempat mengetikan pesan kepada Hoseok menanyai keadaan Jungkook, yang dijawab oleh saudara yang memiliki tahun kelahiran yang sama dengannya bahwa adik mereka baik-baik saja dan Taehyung sudah pulang untuk menggantikan Hoseok menjaga Jungkook.

Namjoon yang memang bisa disebut kutu buku dengan pengetahuan luas sangat tau tentang penyakit yang diderita si bungsu, kekhawatiran yang ia rasakan mungkin melebihi kelima saudaranya yang lain bahkan Jungkook sendiri. Resiko dan prognosis penyakit ia pelajari dengan detail, dan bukan kabar baik yang ia dapat. Terlebih dengan keadaan dimana Jungkook mendapat perawatan serba terbatas dan tergolong seadanya memiliki peluang besar untuk penyakit itu semakin parah.

Namjoon fokus dengan tugasnya, hingga tak terasa dua jam lamanya ia berdiam diri disana. Melihat bahwa kelas akan dimulai dalam waktu sepuluh menit mendatang Namjoon bergegas merapikan bukunya.

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang