Call it Five

72 12 6
                                    

𝙂𝙧𝙤𝙬𝙞𝙣𝙜 𝙖𝙥𝙖𝙧𝙩 𝙙𝙤𝙚𝙨𝙣’𝙩 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙜𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙛𝙖𝙘𝙩 𝙩𝙝𝙖𝙩 𝙛𝙤𝙧 𝙖 𝙡𝙤𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙢𝙚 𝙬𝙚 𝙜𝙧𝙚𝙬 𝙨𝙞𝙙𝙚 𝙗𝙮 𝙨𝙞𝙙𝙚; 𝙤𝙪𝙧 𝙧𝙤𝙤𝙩𝙨 𝙬𝙞𝙡𝙡 𝙖𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙗𝙚 𝙩𝙖𝙣𝙜𝙡𝙚𝙙. 𝙄’𝙢 𝙜𝙡𝙖𝙙 𝙛𝙤𝙧 𝙩𝙝𝙖𝙩.

━━━━━━━━━━━━━━━━━


“Niel, ini barang-barangnya ayo cepet di masukin ke mobil” kata Addelyn sambil menyerahkan barang-barang yang ia pegang untuk dimasukkan ke dalam mobil Daniel.

“yeu lo mah nyuruh-nyuruh aja kerjaannya” Jawab Daniel kesal, karena sedari tadi Addelyn terus menambah bawaan dan berujung menyuruh-nyuruh pemuda itu.

“woi!! buruan! kalian tuh janjian jam sepuluh ini udah setengah sepuluh masih aja ga selesai-selesai” teriak Keyna dari dalam mobil karena sedari tadi gadis ini sudah cukup bersabar untuk menunggu.

“iya! iya, bentar astagaa” jawab Daniel frustasi karena benar-benar pusing, yang satu sedang menyuruh-nyuruh dirinya, yang satu tidak sabaran kalau begini terus Daniel bisa-bisa terkena penuaan dini.

setelah selesai memasukan semua barang-barang ke dalam mobil Daniel langsung bergegas untuk duduk di kursi kemudi dan melajukan mobilnya.

“eh, kata mas Kenzo kemarin ngechat Keyna katanya langsung ketemuan di pantai aja soalnya dia sama Arkan juga bawa mobil berarti ini jemput Clarissa dulu kan, baru kita ke pantai ?” tanya Addelyn sambil melirik ke arah Daniel.

“langsung ke pantai aja del, Clarissa ga bisa ikut katanya” jawab Daniel sekenanya karena semalam ia dan Clarissa sempat berdebat karena akhir-akhir ini Clarissa cenderung susah di hubungi maupun di ajak jalan.

“lah.. tumben amat biasanya dia nempelin lo kaya kucing yang takut ikannya diambil kucing lain” sahut Keyna dari belakang.

“gatau deh, gue bingung apalagi akhir-akhir ini dia susah banget gue hubungin pas bisa eh katanya dia lagi sibuk gitu” kata Daniel sambil menghembuskan nafasnya dengan lelah dan menatap lurus kedepan. 

Keyna dan Addelyn yang paham dengan mood lelaki itu pun saling menatap satu sama lain dan mengangguk, Addelyn yang duduk di depan dengan sigap menyalakan audio mobil Daniel dan memilih lagu apa yang akan diputar.

sedangkan Keyna yang duduk di belakang mengambil satu majalah dan menggulungnya seolah-olah itu adalah mic untuk ia bernyanyi nanti, lagu pun berputar dan menampilkan judul di layar audio mobil Daniel, pamer bojo.

 Keyna pun dengan cepat bernyanyi sambil menggunakan majalah yang ia gulung tadi.

“koyo ngene rasane wong nandang kangen” nyanyi gadis itu sambil memajukan diri berada di tengah-tengah kursi pengemudi dan kursi penumpang bagian depan.

“cidro janji tegane kowe ngapusi nganti seprene suwene aku ngenteni” sambung gadis itu dengan wajah sedih yang di buat-buat.

 “nangis batinku nggrantes uripku, teles kebes netes eluh…." Lanjut Keyna lagi sambil mengacak rambut Daniel dan Addelyn bergantian.

"CENDOL DAWET" ucap Keyna dan Addelyn bersamaan sambil menarik-narik Daniel mengisyaratkan untuk ikut bernyanyi.

“cendol cendol ?” lanjut Keyna sambil menjulurkan majalah yang ia gulung ke depan.

Daniel yang di tatap Keyna dan Addelyn pun tersenyum kecil paham akan maksud kedua gadis itu yang kini sedang menatapnya penuh harap, “ DAWET DAWET” sambung Daniel penuh percaya diri 

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang