Malam yang indah. Ditemani dengan sinar bulan dan bintang-bintang yang nampak bersinar. Membuat siapapun bisa terlelap dalam sekejap.
Pukul 00.15, semua orang tentu masih tertidur. Sudah masuk ke alam mimpi. Begitu juga dengan Hali. Tapi, bukan mimpi indah yang didapat nya. Melainkan mimpi yang bisa dibilang sangat buruk.
Hali:"D-dimana ini?"
Hali terlihat kebingungan karena baru pertama kali ia melihat tempat seperti itu. Lalu, dia seperti di teleportkan ke sebuah tempat. Kali ini Hali mengenal tempatnya.
Hali:"I-ini... Ruang kelas kosong yang ada di academi bukan?"
Hali melihat sekeliling dan benar saja, tempat itu memang ruang kelas kosong yang ada di academi. Ruang kelas yang dimana sudah tidak pernah digunakan lagi. Lalu, dia melihat seseorang. Seseorang yang sangat dikenalnya. Yup, seseorang itu adalah...
Hali:"G-Gempa?"
Hali berjalan mendekati seseorang yang dia sebut 'Gempa' tadi. Hali terus memanggil nama Gempa. Tapi, Gempa tidak menjawab sama sekali. Sekarang, jarak Hali dan Gempa hanya sekitar 15 cm saja. Hali pun menepuk pundak Gempa. (A/N : Posisi Gempa itu membelakangi Hali ya). Gempa pun berbalik dan betapa terkejutnya Hali saat melihat Gempa yang kondisinya bisa dibilang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, ada luka tusukan di dadanya, perutnya, dan luka tusukan di kedua bahunya. Luka tusukan itu menembus tubuh Gempa. Bisa terlihat ada beberapa lubang di luka tusukan itu, sehingga Hali bisa melihat apa yang ada di belakang Gempa lewat luka tusukan itu. Ada juga luka baret di wajah Gempa. Hali yang melihat itu pun menatap Gempa tidak percaya. Dirinya marah, iya, marah. Tapi dirinya juga sedih karena melihat Gempa dengan keadaan seperti itu.
Hali:"G-Gempa, apa yang terjadi?! Siapa yang berbuat ini padamu!!?"
Terlihat Hali yang sudah mengeluarkan sengatan petir berwarna merah dan sepertinya dia sudah siap membunuh siapa saja yang berani melukai Gempa seperti itu.
Hali:"Jawab, Gem! Jawab! Siapa yang berani berbuat seperti ini, huh!!!?"
Amarah Hali kini tidak bisa terbendung lagi. Dia mengguncang-guncangkan tubuh Gempa dan bertanya pertanyaan yang sama. Tapi tidak ada jawaban sama sekali. Gempa hanya menatap Hali yang nampak khawatir itu. Lalu, Gempa menarik bibirnya ke samping, membentuk sebuah senyuman, senyuman yang lebar . Dimana dia mengisyaratkan kepada Hali agar tidak khawatir padanya. Perlahan, tubuh Gempa menghilang. Membuat Hali semakin marah, sedih, dan ingin membunuh siapa saja sekarang. Tepat sebelum tubuh Gempa sepenuhnya menghilang.....
Hali:"Hah... Hah.. Hah.."
Hali sudah mengeluarkan banyak keringat dingin karena mimpi buruk nya itu. Sekarang, ia memiliki firasat buruk terhadap Gempa. Ia pun langsung bergegas menuju ke academi.
Hali:"Gem, bertahanlah. Aku akan datang secepatnya"
Hali menggunakan gerakan kilatnya agar dia cepat sampai.
Skip saat sampai di ruang kelas kosong itu
Hali melihat darah berceceran dimana-mana. Membuat dia makin takut jika mimpi itu benar-benar nyata. Dan benar saja, saat dia melangkah, dia menemukan tubuh Gempa yang kondisinya sama persis seperti di mimpinya itu. Panik, marah, sedih, itu yang ada dalam diri Hali sekarang. Tanpa membuang waktu, dia ingin menelepon ambulance. Tapi, jarak rumah sakit dan academinya itu cukup jauh. Hali takut jika Gempa tidak terselamatkan. Hali ingat, kalau Solar punya sebuah motor yang memiliki kecepatan yang cukup tinggi. (A/N : Author lupa namanya apa :') Dia pun langsung mengecek media sosial milik Solar dan dilihatnya ternyata Solar masih online.
KAMU SEDANG MEMBACA
HaliGem Story [HIATUS]
FantasyHali, seseorang yang berhati dingin. Karena hal itu, teman² Hali menjauhinya. Tapi, seseorang yang dikenal ramah dan baik hati menawarkan diri untuk menjadi teman Hali. Ya, seseorang itu adalah Gempa. Apakah Hali akan menerima Gempa sebagai temannya...