14. || Nightmare

80.3K 7.6K 652
                                    


Mau serius-seriusan dulu di part ini.

Kalo ada yang ketawa berarti patut di pertanyakan kadar kerecehannya :)

Baca sampai akhir
Jangan lupa vomentnya sayang ❤️
______________________________________

AUTHOR POV

"Bagaimana saksi? sah?"

"SAH"

Buliran air mata lolos membasahi pipi Santi. Sebagai seorang ibu, hatinya seakan menolak keras saat melihat anaknya sudah sah dengan status barunya.

Berbeda dengan Fahmi yang justru merasa lega karena pernikahan ini tetap berjalan lancar meskipun tidak sesuai dengan rencana awal.

Di sebelah sana Darel terlihat begitu tampan dengan balutan tuxedo yang dikenakan. Laki-laki itu kini telah resmi menjadi suami sah dari seorang wanita yang sedang duduk di sampingnya. Wanita yang tak pernah ia cintai.

Jika kalian berpikir itu Airin, kalian salah besar. Bukan lagi Airin yang duduk di sana, melainkan seorang gadis bernama Kesya.

Oh tidak! Mungkin Kesya tengah bermimpi saat ini. Kalau memang ini mimpi, ingin sekali rasanya bangun dan melupakan mimpi menyeramkan ini.
Tapi nyatanya ini bukanlah mimpi, ini takdir yang harus Kesya terima.

Flashback on

"Hanya ada satu cara untuk menyelamatkan harga diri keluarga kita." Kesya dan Santi saling bertatapan. Tidak mengerti dengan cara apa yang di maksud oleh Fahmi.

"Tapi gimana caranya pi hiks?" tanya Santi tak berdaya.

"Risa, tolong persiapkan semua untuk Kesya!" titah Fahmi pada Risa--mbak MUA yang sedari tadi kebingungan di ambang pintu.

"Apa maksud papi?" tanya Kesya dengan tatapan bingungnya.

"Nggak ada cara lain, kita tidak mungkin membatalkan acara pernikahan ini dan mengatakan kalau Airin hamil di luar nikah. Mau di taruh di mana muka saya?"

Kesya mematung di tempat. Sementara Santi terus menangis.

"Tapi kita nggak mungkin ngorbanin Kesya buat gantiin Airin. Kesya masih sekolah!" bantah Santi yang sudah tidak tahan dengan ide gila dari suaminya.

"Pi, Papi mau korbanin Kesya demi harga diri di depan koleganya papi?" Meloloskan air mata, Kesya menatap Fami dengan sendu.

Fahmi mengusap wajahnya kasar. "Tidak ada pilihan lain! Ini bukan semata-mata karena harga diri, tapi bisnis papi dan keluarga Reno bisa berantakan kalau acara ini di batalkan begitu saja!"

Badan Kesya lemas seketika, ia duduk ndemprok di atas lantai meratapi nasibnya.

Santi berdiri dari posisinya, membantu Kesya untuk bangun dan memeluk anaknya itu dengan erat.

"Dimana perasaan kamu mas? Kamu tega mengorbankan anak kita yang masih sekolah untuk menikah demi urusan bisnis?"  Santi menatap suaminya tajam. Tapi Fahmi malah mengalihkan pandangannya.

"Kesya dengarkan papi, turuti perintah ini kalau kamu masih mau liat papi hidup!" ancam Fahmi yang sukses membuat Kesya tidak bisa mengatakan apapun.

Oh My Killer Teacher (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang