18. || Meresahkan

62.3K 6.9K 286
                                    


Mau mengingatkan, jangan lupa tinggalkan jejak komentar di setiap paragraf ❤️

______________________________________

"Eh gaes cek WhatsApp deh cepet, ini yang ngechat di grup kelas pak Darel bukan sih?" tanya Amanda tiba-tiba dengan heboh.

Mendengar pertanyaan Amanda dengan suara cempreng, semua penghuni kelas langsung mengecek ponsel masing-masing. Termasuk Kesya yang hampir memejamkan mata. Dengan rasa kantuk yang berat, gadis itu merogoh ponsel di saku bajunya dan langsung membuka WhatsApp.

X1 IPS 2
ketuk di sini untuk info grup

Bagasi telah mengubah subjek dari "Paguyuban rakyatnya Bagas" menjadi " X1 IPS 2"

Bagasi telah mengubah ikon grup

Bagasi telah menambahkan 08xx

08xx
Gunakan grup untuk hal penting!

Membaca pesan, semua nampak mendengus. Entah mengapa mereka deg-degan setelah melihat grup kelas. Bisa dipastikan chat tersebut dari Drel.

"Inget nggak sih, kalo Pak Darel pernah bilang nggak usah di masukin ke grup kelas dan bakal menyampaikan informasi apapun secara langsung? Tapi kok malah berubah pikiran gini sih." Amanda terus bergumam.

"Tinggal bikin grup baru yang nggak ada pak Darel. Gitu aja kok ribet," sahut Digo yang tengah menandang-nendang bola di belakang sana.

"Tapi kan kalo gini caranya, kita berasa lagi di awasi setiap hari, ihhh serem," ucap Talita dengan ekspresi ketakutannya.

"Iya sih, mana belum apa-apa udah dikasih peringatan gini lagi. Ah-" gerutu Amanda yang tanpa sadar membuat Kesya tersenyum getir.

"Kalian di awasi lewat grup aja takut, apa kabar gue yang satu rumah?" Batin Kesya bergumam.

Jadi ini alasan Bagas di panggil ke ruangannya Darel? Hanya untuk dimasukkan ke grup saja sudah bikin khawatir satu kelas karena mengira mereka membuat kesalahan.
Segitu killernya kah sampai-sampai membuat mereka trauma dipanggil?

Ya begitulah kesan Darel di mata anak didiknya. Galak, seram, ketus, gampang emosi. Hanya ada satu yang menjadikannya dengan poin lebih yaitu 'Untung ganteng' .

Kembali lagi pada Kesya yang masih duduk di kursi sambil menopang pipinya di atas meja.

"Na, gue boleh nginep di rumah lo nggak malem ini?" Nana yang tengah berkutat dengan ponselnya langsung menengok saat Kesya menanyakan itu tiba-tiba.

"Nanti malem? Boleh lah. Tapi kalo gue boleh tau nih, emang lo lagi ada masalah dirumah?"

Kesya menggeleng dengan cepat berusaha mencari alasan lain.

"Ya enggak sih, gue cuma lagi pengin tidur aja di rumah lo, ya kalo nggak boleh juga gapapa sih,"

Mendengar jawaban Kesya, tiba-tiba saja Nana langsung menjembel kedua pipi gadis itu dengan gemas.

"Iya boleh Kesya yang imut, yang ceriwis, yang mageran, lo boleh tidur dirumah gue semau lo," ucap Nana dengan gemasnya, sementara tangannya masih stay di pipi Kesya.

Oh My Killer Teacher (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang