39. || Hargai selagi masih ada

62.5K 6.5K 244
                                    


Selamat membaca untuk part ini
Jangan lupa voment!

Pak Darel
❤️❤️

Kesya masih membiarkan ponselnya tergeletak di atas kasur. Pesan Dari Darel membuatnya salah tingkah dan gelisah tidak karuan.

"KESYAAA," panggil Airin tiba-tiba dari luar membuat Kesya tersentak.

Airin memang tinggal di rumah itu lagi untuk sementara waktu sampai menunggu rumah yang Fahmi belikan selesai di renovasi.

Semenjak Airin di rumah sakit, perlakukan Fahmi sangat berbeda. Bahkan Fahmi juga mengizinkan Ares untuk tinggal bersama sekarang. Fahmi juga membelikan rumah agar Airin dan Ares bisa hidup lebih baik. Dan untuk kuliah, Airin mengambil cuti. Sementara Ares sudah berhenti karena sekarang fokus untuk bekerja.

Meskipun tidak membenarkan perbuatan anaknya, nampaknya pikiran Fahmi sekarang sudah lebih terbuka. Nasi juga sudah menjadi bubu, mau seperti apapun ia membenci Airin dan Ares rasanya tidak akan merubah apapun.

"KESYA CEPET SINI!" teriak Airin kembali membuat Kesya mendengus. Gadis itu beranjak turun dari kasur lalu pergi menemui Airin yang tengah berada ruang tengah.

"KESYAAA."

"Apa sih kak?" Tanya Kesya berjalan menuruni anak tangga sambil menggerutu.

"Ambilin kakak minum dong, haus," ucapnya sambil memakan snack taro, sementara matanya masih fokus menonton TV.

Semenjak keluar dari rumah sakit, Airin menjadi sangat manja dan selalu memerintah Kesya seenak jidat. Mentang-mentang Fahmi sudah luluh, Airin jadi seperti itu.

Airin juga sangat manja di depan Santi dan Fahmi.

Apalagi di depan Ares, bahkan terkadang malam-malam juga minta di gendong kalau lagi manja.

"Ambilin kakak minum dong cepetan," ucapnya kembali sambil tangannya tidak berhenti memasukkan snack ke dalam mulut.

Kesya mendengus. Ia bersedekap dada lalu berjalan mendekat.

"Punya kaki kan?" tanya Kesya dongkol.

"Nggak. Kakak lagi jadi mermaid," jawabnya membuat Kesya semakin kesal lalu melempar bantal di kursi mengenai kepala Airin.

Buk!

"Aduhhh. KESYAAAA. SAKIT BEGO!" teriak Airin cempreng sampai membuat Santi yang tengah berada di dapur mendekat.

"Aduh ada apa si? Ribut kenapa lagi?" tanya Santi mendengus.

"Bilang noh mi ke Kak Airin, kalo punya kaki tuh di gunakan biar nggak mubazir!"

"Kakak cuma minta kamu ambilin air, apa susahnya sih?" jawab Airin tidak terima.

"Tuh kan mi, nyebelin!" ucap Kesya menoleh ke arah Santi.

Santi hanya bisa menggeleng dengan kelakuan anak-anaknya ini. Tapi ia juga merasa senang karena rumah menjadi ramai lagi.

"Aduh-aduh," pekik Airin tiba-tiba memegang perutnya pura-pura kesakitan sambil melirik Kesya.

Santi mendekat lalu memegang perut anaknya itu dengan pelan "Kesya, ambilin dong. Kasian kan kakak kamu masih sakit," ucapnya membuat Kesya semakin kesal. Jelas saja Airin sangat jahil.

Kesya membuang napas kasar sambil menghentakkan kaki lalu berjalan menuju dapur mengambilkan air minum untuk Airin.

"Nih!" ucapnya menaruh gelas di atas meja dengan kasar.

Oh My Killer Teacher (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang