02

196 39 2
                                    

malam datang, langit pun berubah menjadi gelap dan udara mendadak dingin. namun hal itu tak mengurungkan niat seongmin untuk datang ke sebuah taman ditengah kota.

hampir setiap malam cowok manis itu datang kemari. bukan tanpa alasan, itu semua karna taeyoung.

sang "mas crush" itu selalu datang ke taman di malam hari untuk bermain basket ataupun sekedar mendengarkan musik lewat earphone-nya.

seongmin duduk disebuah bangku yang cukup jauh dari tempat taeyoung biasa duduk. pengecut memang, tapi menurut seongmin memperhatikan taeyoung dari jauh sudah lebih dari cukup. toh, mereka satu sekolah dan setiap hari seongmin melihatnya.

seongmin hanya senang ketika melihat taeyoung bisa bebas bermain basket sambil bernyanyi mengikuti lagu yang terputar lewat mp3 nya. hal yang tidak bisa seongmin lihat saat disekolah.

seongmin melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "kok belum dateng ya?"

seongmin bahkan hafal kapan taeyoung biasa datang sambil mendribble bola basketnya. sudah lewat 15 menit, namun cowok jangkung itu belum juga muncul.

"taeyoung!"

seongmin mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. ia melihat taeyoung yang baru saja datang namun dengan nafas yang terengah-engah.

dari arah belakang taeyoung muncul 2 orang pria berbadan besar, mereka mengejar taeyoung.

seongmin panik, namun tidak tahu harus berbuat apa. ia kembali melihat taeyoung, namun cowok itu sudah tidak ada disana.

"mmppp"

seseorang membekap mulut seongmin dan menariknya kedalam semak-semak.

terlihat 2 pria itu celingak-celinguk mencari taeyoung, hingga akhirnya mereka kembali berlari ke arah lain.

seongmin bernapas lega setelah orang yang membekapnya itu melepaskan tangannya. ia melirik orang itu dan terkejut bahwa dia adalah taeyoung.

"hah?t-taeyoung? kok bisa disini?"

taeyoung tak menjawab. cowok itu sesegera mungkin keluar dari semak dan merapihkan hoodienya.

seongmin menggaruk kepalanya canggung, "makasih"

taeyoung mengangkat sebelah alisnya, "buat?"

"hm? buat... gatau hehe" seongmin tersenyum kikuk. merasa bodoh dengan apa yang baru saja ia ucapkan.

"kan tadi yang dikejar-kejar taeyoung, kenapa seongmin yang bilang makasih? emangnya taeyoung nyelametin seongmin?"

seongmin memukul pelan kepalanya, namun hal itu mampu membuat sudut bibir taeyoung terangkat.

"eh itu lulut lo berdarah" seongmin menunjuk bagian lulut taeyoung yang terluka. sepertinya akibat terjatuh saat dikejar 2 orang tadi.

taeyoung hanya meliriknya sekilas, "ga sakit"

"ga sakit tapi nanti infeksi"

seongmin menarik lengan taeyoung tanpa mengucapkan apapun. sedangkan taeyoung hanya menurut karna ia tahu apa yang akan dilakukan cowok manis itu kepadanya.

•••

seorang gadis baru saja sampai disebuah rumah yang cukup besar. ia membuka gerbang yang tidak terkunci itu lalu menekan bel rumah.

tak lama seorang wanita pun keluar dengan wajah yang sumringah, "eh yujin ayo masuk"

yujin– gadis itu tersenyum ramah pada wanita itu kemudian duduk disofa.

mind reader ; gongtangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang