Kini Reza benar - benar berada di situasi dimana nyawanya bisa hilang kapan saja, di depannya berdiri banya sekali orang - orang berbaju hitam dengan memegang senjata mesinnya masing - masing, dan salah seorang diantaranya tengah menodongkan senjata kearahnya, hanya perlu menarik pelatuknya dan saat itu juga nyawanya melayang.
'Aku, benar - benar berada di situasi yang berbahaya ya..? Huh, tak disangka, pada akhirnya aku akan mati seperti ini disini. Maaf ibu, kurasa aku akan menyusul ayah'
Dia pun tersenyum, Reza sudah pasrah dengan kondisinya ini. Namun, tiba - tiba bayangan sosok sang ibu yang menangis muncul di benaknya. Reza yang sebelumnya putus asa, kembali bertekad untuk melawan. Dia menggenggam erat pedang di pinggangnya, bersiap untuk menghunuskan pedang tersebut kepada mereka, 'The Hunter'. Kemudian, tepat saat Reza tengah mempersiapkan keyakinannya, salah seorang dari 'The Hunter' itu dengan bodohnya malah menodongkan sebuah pistol dibandingkan menodongkan senjatanya, orang itupun menarik pelatuknya dan menembakkan sebuah timah panas ke arah Reza. Dengan gerakan secepat angin, ia menebas udara di depannya beserta dengan peluru yang datang, membuatnya terbelah menjadi dua bagian.
Keberuntungan? Mungkin. Orang - orang itu seketika terkejut menyaksikan apa yang mereka lihat. Begitupun dengan Reza, ia sendiri terlihat sangat terkejut melihat bahwa ia berhasil menebas peluru tersebut, Lea yang juga melihatnya benar - benar dibuat tidak percaya dan senang.
"Bagaimana mungkin?!" tanya orang yang menembakkan peluru itu dengan tidak percaya.
"Heh, entahlah. Keberuntungan. Mungkin."
Perkataan Reza benar - benar membuat mereka marah! Namun tepat sesaat sebelum orang itu kembali bersiap untuk menembak menggunakan senjata mesinnya, sebuah sirene yang menandakan penyusutan zona telah selesai.
"Cih!" orang itu terlihat marah,
"Kau beruntung, selanjutnya aku akan benar - benar menembakmu! Ingat itu!"
"Ya! Akan kuingat apa katamu!"
Dan mereka para 'The Hunter' pun berbalik badan pergi meninggalkan Reza dan Lea disana. Reza seketika jatuh ke tanah, ia tidak percaya berhasil lepas dari cengkraman kematian yang sudah ada di hadapannya.
"Syukurlah kita tidak apa - apa." ucap Lea dengan lega.
"Ya, kupikir aku akan mati. Tapi sepertinya aku belum boleh mati, karena ada seseorang yang sedang menunggu kepulanganku di rumah." ucap Reza. Dan ketika mereka baru saja bisa bernapas lega, tiba - tiba sebuah suara terdengar,
"Congratulations to the whole player the successful survivor! Yah, sangat disayangkan ada banyak sekali player yang menjadi korban di penyusutan yang pertama ini. Kalau begitu, aku akan memberitahu ada berapa banyak player yang berhasil bertahan saat ini; 2 player terbunuh karena player lain, 44 player mati karena penyusutan zona, dan 104 player tersisa yang selamat." sontak mendengar hal itu Reza dan Lea kaget.
'104 player, hanya tersisa segitu saja? Dan 44 yang mati karena zona? Dengan mudahnya ia membuat nyawa manusia terlihat seperti barang rongsokan saja!'
Reza benar - benar geram dengan penjelasan suara itu,
"Yah, sekali lagi selamat untuk kalian yang berhasil bertahan! Congratulations! Ah benar juga! Saya belum memperkenalkan dirikan!? Kalau begitu saya akan memberitahu nama saya, nama saya...." suaranya menghilang,
"Ahh, tapi dibandingkan disebut nama, bisa bilang ini lebih seperti sebutan, Game Master! Itulah sebutan saya dan kalian boleh memanggil saya seperti itu! Kalau begitu, saya ucapkan selamat bersenang - senang! Salam hangat dari saya, Game Master!"
"Bersenang - senang dia bilang!? Ini bukan candaan, nyawa manusia dengan mudahnya hilang disini, dan dia sebut itu bersenang - senang!?" Reza mulai tudak bisa mengontrol emosinya. Lea yang berada di sebelahnya pun tidak tahu harus apa, karena memang disini, di "The Survival Game" mereka harus saling bunuh untuk bisa menjadi pemenang agar bisa keluar, jadi apa yang dikatakan oleh Reza memang benar, mereka tidak bersenang - senang, mereka ditekan untuk saling menghabisi satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Survival Game
حركة (أكشن)Reza yang hanya seorang pelajar SMA biasa tiba-tiba mendapatkan sebuah notifikasi aneh di handphone nya dari orang misterius. Reza sadar, seharusnya ia tidak menganggap bahwa itu hanya perbuatan orang iseng, karena setelah ia menerima notifikasi ter...