Notification

26 4 0
                                    

Namaku Reza, aku hanyalah seorang pelajar SMA biasa, tidak ada yang istimewa denganku, baik itu kehidupan sekolah ataupun kehidupanku tentang asmara. Yah, aku juga tidak bisa menyalahkan takdir kalau tentang asmara, karena aku memang tidak tertarik dengan itu, tapi entah kenapa loker sepatuku hampir selalu dipenuhi oleh bertumpuk-tumpuk surat cinta. Seperti yang kubilang sebelumnya, bahwa kehidupan sekolahku ini biasa saja. Tapi entah apa yang ada dipikiran gadis-gadis ini? apakah mungkin menurut mereka aku ini menarik? jika memang iya maka gadis-gadis itu pasti sudah gila.

Bagaimana tidak, padahal dikelas aku ini terkenal penyendiri jarang bergaul dengan seluruh teman sekelasku,dan juga seorang maniak video game, tapi bukannya berarti aku tidak memiliki teman sama sekali, walau tidak bisa dibilang banyak juga sih. Andre adalah satu-satunya temanku baik di sekolah ataupun di rumahku. Aku tidak bisa menyangkal bahwa Andre itu memang terkenal di seluruh sekolah, itu karena dia memang orang yang hampir bisa melakukan apapun, yah bisa dibilang begitu sih.

***

Senin, 7 September, 2022.

"Haaah, akhirnya selesai juga. Tadi amanat upacaranya lama banget, iya gak Rez?"

"Iya kali, aku gak ngerasa gitu kok. Kamu aja kali yang lebay."

"Kok gitu, aku kan sahabatmu yang paling baik, jadi setidaknya jawab aku baik-baik juga dong."

"Yaaa, terserah kamu ajalah!"

"Hahaha, jangan marah gitulah, kamu tuh emang sensitif banget ya. Jadi terkesan agak feminin gitu, hehe."

"Kamu ngajak ribut?!"

"Bercanda kali Rez. Jangan dibawa serius gitu kenapa."

Andre maulana, adalah sahabatku satu-satunya, orang yang selalu tersenyum apapun situasinya. Yang membuatku mulai berpikir bahwa sejak lahir pun dia selalu tersenyum. Berbeda denganku yang selalu mengurung diri di kamarku untuk bermain game terus-menerus, dia selalu sibuk untuk mengurus klub baseball nya. Pada hari biasa dia terkadang pulang pukul 17.00, namun jika ada sebuah pertandingan maka durasi latihan akan ditambah 1 jam lagi.

"Kak Andre, bisa ngomong sebentar gak?"
Seorang gadis manis dengan rambut hitam sepanjang bahu datang menghampiri Andre dan aku yang sedang mengobrol.

"Maaf yah, tapi aku lagi ada urusan sama sahabatku yang ada disini jadi-"

"Pergi aja kali paling ada urusan penting..."
Dengan nada yang terdengar seperti tidak peduli, aku memotong ucapan Andre dan menyuruhnya untuk ikut bersama gadis itu. Kalau dilihat sepertinya gadis ini juga kelas 10 sama seperti aku dan Andre, tapi kenapa dia memanggil Andre kakak? Ah, entahlah aku tidak peduli.

"Beneran nih gak apa-apa?"

"Ya, sok aja pergi. Lagian kalo bareng kamu, nanti anak-anak lain yang ngedatengin kamu makin banyak, kalo gitukan aku juga yang repot nanti."

"Oke kalo gitu, maaf ya. Nanti aku susul kamu di kelas, oke?"

"Ya, aku tungguin."

Yah, dengan begitu Andre dengan gadis itu akhirnya pergi. Di satu sisi aku senang akhirnya gak ada yang berisik lagi, tapi di sisi lain aku juga agak kesal, karena hampir tiap hari kejadian kayak gini terus menerus terjadi. Di saat aku berjalan menuju kelas tiba-tiba handphone milikku berbunyi, dan ada sebuah notifikasi aneh,

"Ini apaan sih,"

'Selamat anda diundang ikut dalam The Survival Game!'

"The Survival Game? Ada-ada aja ini orang iseng ngirimin kayak ginian. Dasar!"

Dengan mengacuhkan pesan notifikasi itu, itu menjadi awal dari masalah yang akan menjadi sebuah bencana untukku. Aku yang menganggap itu hanyalah perbuatan orang iseng, akan menjadi titik awal dimana aku akan ikut terlibat dalam sebuah masalah terbesar dalam hidupku.

The Survival GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang