Libur semester telah tiba.Setelah memastikan semua tugasnya sebagai mahasiswa dan ketua himpunan selesai, Akmal langsung memasukkan beberapa barangnya ke dalam ransel. Meski kini sudah pukul sembilan malam, tapi ia enggan menunggu hingga pagi datang. Ia ingin melepas seluruh penat dan kepusingannya sebagai mahasiswa di kasur miliknya sendiri.
Mendapat kabar bahwa anaknya akan pulang, Bunda menunggu di ruang tengah, menahan diri untuk tidak terlelap meski mata sudah lima watt.
Suara pagar yang dibuka membuat Bunda bergegas membuka pintu garasi dan menyambut anak laki-lakinya yang terlihat lelah itu.
"Udah makan?" Tanya Bunda. "Bunda tadi masak rendang. Mau makan nggak?"
"Mau." Jawab Akmal cepat, meski sebelum pulang ia sudah makan nasi padang bersama teman-teman kosnya. "Tapi mandi dulu, ya, Bun. Bau."
Tidak berlama-lama, Akmal sudah kembali duduk di atas meja makan dengan sepiring nasi dan tiga potong daging rendang yang sudah Bunda persiapkan. Akmal menelan ludah, perutnya jelas masih penuh, tapi ia tidak sampai hati jika harus menolak masakan Bunda.
Sambil mengupas apel yang Akmal yakini harus ia habiskan saat ini juga, Bunda mulai menembakinya dengan banyak pertanyaan.
"Temen-temen kamu pada pulang juga?"
"Iya, dong. Tapi mereka kayanya baru pulang besok, Bun."
"Terus kamu kapan balik ke kosan?"
"Tiga hari sebelum masuk semester baru, lah. Tapi kayaknya selama libur juga bakal bolak-balik, sih, Bun."
"Loh, kenapa? Lagi libur kok ke kosan?"
"Bukan ke kosan. Tapi ke kampus. Kan lagi nyiapin proker, Bun. Harus tetep jalan semua persiapannya."
"Emang kamu ketuanya?"
"Kan Ecan ketua himpunannya?"
"Ya tapi kan kamu bukan ketua acaranya, toh?"
Akmal berhenti mengunyah, ternyata pengertian yang sederhana ini cukup rumit di kepala Bundanya.
"Iya. Tapi kan Ecan harus ada buat supervisi."
"Formalitas?"
"Bukan lah, Bun. Bantu-bantu nanti di sana. Kalau ada apa-apa kan pasti semua nyarinya Ecan."
"Oh, gitu... Orang penting kamu tuh?"
"Iya lah, jelas."
"Kalau rapat rapat kaya gitu di rumah aja."
"Di rumah di sini maksudnya, Bun?"
"Ya emang rumah kamu di mana lagi?"
"Ya... di sini doang, sih... Tapi kalo rapat bisa belasan orang, lho, Bun."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIMPUNAN VOL.2
Fanfiction"Ternyata capek ya ngurus himpunan." "Emang siapa yang bilang ngga capek?"