Sorry kalau ada typo dan semakin ngaco
Hari terakhir konferensi.
Hawa panas dan menegangkannya masih terasa sama. Namun karena ini bukan hari pertama, mereka jadi terbiasa. Berbagai rangkaian mulai dari pengesahan tata tertib, pembacaan laporan pertanggungjawaban hingga pengubahan AD/ART dan GBHK sudah dilalui.
Hanya satu agenda lagi yang tersisa, yaitu Pemilihan Sekretaris Jenderal.
Persyaratan pencalonan Sekretaris Jenderal dibacakan. Setelahnya, presidium mempersilakan jika ada yang ingin mencalonkan diri. Namun nihil, tidak ada yang mengangkat tangan sama sekali.
Mark melihat kanan dan kiri, mencari tangan yang teracung. Namun benar, tidak ada.
"Wah, ripuh gini." Komentar Akmal. "Masa harus pake metode kita juga?"
"Di sini kan nggak ada ketua angkatan, Can." Respon Mark, paham apa maksud temannya itu.
"Yah, urang mau maju juga nggak bisa. Terkendala sama persyaratan."
"Nggak boleh ya kalo kahim maju?" Tanya Renjani.
Akmal mengangguk, "Kalo boleh juga urang nggak mau sih, Jan. Bukan nggak bisa. Cuma nggak mau aja."
"Iya iya." Jawab Renjani datar.
"Lagian kalo kahim boleh naik juga lo tetep nggak bisa, Can." Ujar Mark.
"Kenapa gitu?"
"Kan persyaratannya harus ikut Konferensi Nasional dua kali. Ini lo kan baru sekali."
"Oh iya, bener..."
"Tahun lalu tuh sebenernya kita udah punya calon tau. Tapi calonnya nggak dateng," Fara yang mejanya bersebelahan dengan mereka tiba-tiba membocorkan rahasia.
"Siapa, Kak???" Tanya ketiganya bersamaan.
"Tapi ini baru omongan internal di pengurus pusat, sihh. Belum pernah disampein juga ke orangnya."
"Iya siapa, Kak, yuk sebut aja namanya." Desak Renjani.
"Jeffri."
"Sumpah???" Lagi-lagi mereka merespon serempak.
Fara mengangguk antusias, "Soalnya tahun kemarin dia vokal dan keren. Kaya kamu tahun ini, Mark. Tapi sayangnya dia nggak mau diajakin gabung ke pengurus pusat, katanya takut kerjaannya di Himpunan berantakan. Terus kita diem-diem punya rencana sendiri buat ngedorong dia jadi Sekjen tahun ini. Eeeehh, anaknya malah mangkir. Padahal kita udah minta dia buat dateng juga tahun ini."
"Dia nggak bilang apa-apa tuh, Kak." Jawab Mark. "Emang sempet nanya dia bakal dateng tahun ini atau nggak?"
"Sempet kokk. Gue sempet teleponan bahkan. Sebentar doang, sihh... Terus ya gitu lah dia jawabnya sambil ketawa-ketawa. Tapi gue kira dia serius bakalan datang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIMPUNAN VOL.2
Fanfiction"Ternyata capek ya ngurus himpunan." "Emang siapa yang bilang ngga capek?"