Walaupun tinggal di Jakarta, tapi semua tokoh di sini menggunakan kata "aku-kamu" ya, karena mereka dulunya kuliah di Bandung ceunah :p
Sebenernya alasannya bukan itu sih, tapi Author males aja gonta-ganti dari "lo-gue" ke "aku-kamu" karena tokoh di sini ada yang statusnya pacaran, ada yang cuma temenan hehe. Semoga tetep enak dibaca. Enjoy!
Kaila – Joe dan Tetha – Micky merupakan dua pasangan yang cukup berbeda, dengan gaya berpacaran yang berbeda pula. Dulu waktu Joe masih hidup, ia dan Kaila merupakan sepasang kekasih yang sudah seperti sahabat saja. Mereka sangat dekat, sering bercanda, dan sifat mereka pun sama-sama ceria. Tidak ada kecanggungan satu sama lain. Sedangkan Micky – Tetha cenderung lebih kalem. Agak canggung, atau lebih tepatnya Tetha itu masih agak segan sama Micky, bahkan sampai saat ini. Micky orangnya protektif, namun itu semua karena Tetha juga yang punya banyak teman cowok. Tetha lebih nyaman bergaul dengan cowok-cowok. Kaila-lah satu-satunya teman cewek Tetha.
Berbeda dengan Oka, Kaila, dan Micky yang bekerja di tempat yang sudah stabil, Tetha kini bekerja di perusahaan start-up yang baru lahir. Tentu dibandingkan dengan ketiganya, load kerja Tetha jauh lebih besar. Tetha dan teman-teman kantornya harus berjuang membesarkan perusahaannya. Inilah yang menyebabkan intensitas bertemu antara Micky dan Tetha menjadi berkurang.
Sesungguhnya dari jaman kuliah Tetha tidak berubah. Ia seseorang yang lebih mementingkan sahabat dibandingkan pacarnya sendiri. Tetha terbiasa untuk meluangkan waktu lebih banyak dengan sahabat-sahabatnya dibandingkan dengan pacarnya. Bukan berarti ia tidak mencintai Micky, ia hanya terbiasa dengan pola seperti itu. Micky sendiri sudah sering komplain, dan pada akhirnya yang bisa Tetha lakukan hanyalah meminta maaf. Karena sudah terbiasa dengan pola seperti itu, Micky dan Tetha mencoba untuk saling mengerti dan hubungan mereka pun tetap langgeng.
Namun Micky kembali komplain ketika tahu bahwa Tetha kini bekerja dengan mantan pacarnya, Richard. Bahkan mereka satu tim!
"Mereka di kantor udah kayak keluarga aku sendiri, Mick. Ya, Bagas, Dio, dan Richard juga. Mereka udah banyak membantu aku selama ini." Ujar Tetha ketika Micky berkunjung ke apartemennya.
"Ya, tapi kamu bisa dong jaga jarak sama Richard?!" Tanya Micky dengan nada tinggi. Richard adalah pacar Tetha tepat sebelum berpacaran dengan Micky. Dulu waktu kuliah semester 1-2 Tetha berpacaran dengan Richard. Setelah putus, baru semester 4 lah Tetha berpacaran dengan Micky.
"Gini Mick, aku dan Richard itu satu tim. Hampir semua proyek kita kerjakan bersama. Tapi nggak cuma sama dia doang, sama anak-anak yang lainnya juga. Dan Richard itu udah punya pacar sekarang, jadi kamu nggak perlu khawatir." Tetha berusaha menjelaskan agar Micky tak salah paham. Micky yang tidak ingin melanjutkan perdebatan pun akhirnya hanya menjawab dengan anggukkan.
Tetha lalu berjalan mendekati pacarnya tersebut dan memeluk Micky dengan lembut,"You have to trust me."
* * *
Ketika Tetha berulang tahun Februari silam, teman-teman satu kantornya pun memberikan surprise kepadanya. Perusahaan tempat Tetha bekerja memang menjunjung tinggi kekeluargaan. Seperti halnya saat ini, ketika Richard berulang tahun, seluruh teman kantornya termasuk Tetha memberikan surprise kepadanya. Setelah berhasil memberikan surprise di jam kantor, malam harinya Richard pun mengajak teman-teman kantornya untuk makan-makan di sebuah restoran all you can eat. Sebagai pacar yang baik, tentu Tetha meminta ijin dulu kepada Micky. Ia pun menelepon Micky.
"Mick..."
"Iya, kenapa, Tha?"
"Kamu kalo ada yang ultah di kantor suka ada acara makan-makan 'kan?"
"Oh, iya, emang suka gitu sih. Kenapa Tha? Hari ini ada teman kantor kamu yang ultak terus ngajak makan-makan?" Tanya Micky.
"Iya, Mick. Jadi aku bakal pulang malam hari ini."
"Oh, pulangnya nanti gimana? Mau dijemput?"
"Nggak usah, Mick. 'Kan jauh dari kantor kamu. Pulangnya mungkin bakal diantar sama Bagas atau Dio, kebetulan mereka searah." Tetha sengaja tidak menyebut nama Richard karena ia takut Micky marah.
"Oh, ya udah kalo gitu. Hati-hati, ya. Oh iya, ngomong-ngomong siapa yang ulang taun, Tha?" Jantung Tetha berdegup kencang ketika Micky menanyakan hal itu. Tapi Tetha bukanlah orang yang suka berbohong. Selama ini ia selalu jujur dan terbuka terhadap Micky, meskipun ada rasa takut.
"Hmm.. Richard yang ultah."
"Ok." Micky pun langsung memutuskan sambungan teleponnya. Tetha lalu menyimpan kembali ponselnya di meja kerjanya dengan lemas. Dio yang kebetulan lewat, menyadari perubahan sikap Tetha.
"Kenapa Tha?" Tanya Dio sambil menepuk bahu Tetha.
"Ah, nggak apa-apa, kok." Jawab Tetha sambil memberikan senyuman palsu.
"Kalo ada apa-apa cerita aja, ya. Kita ini keluarga kamu di kantor."
"Siap, Dio. Makasih, lho! Tapi beneran, nggak ada apa-apa sekarang mah." Lanjut Tetha sambil mengacungkan jempolnya, berusaha meyakinkan Dio.
* * *
"Halo, Kaila, sore ini pulang kerja kamu sibuk nggak?"
"Nggak sibuk, kok. Ayo kalo mau ketemu! Ajak Tetha sama Oka juga!"
"Kalo aku sendirian yang ke apartemen kamu, nggak apa-apa 'kan? Mau curhat soal Tetha."
"Oh, iya, boleh-boleh. Jangan lupa bawa makanan dan minuman yang banyak! See you!"
Hayoloh, Micky mau ngomongin apa nih sama Kaila??
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SO RIGHT, SO WRONG [Complete]
FanficTentang empat sahabat (yang seharusnya berlima) menghadapi masa-masa quarter life crisis yang menguji persahabatan mereka. inessiregar, 2021