"Kita harus ngomong sekarang." Micky berujar mantap di ujung telepon.
"Kamu yakin? Udah siap sama konsekuensinya?"
"Mau nggak mau aku harus siap, Kai. Itu udah risiko dari perbuatan aku. Kamu sendiri gimana?"
"Aku nggak siap kalo harus musuhan sama Tetha. Tapi, aku juga nggak sanggup untuk menyembunyikan ini terus. Mick, kamu mau nggak berjanji bahwa kita tetep temenan apapun yang terjadi nanti? Aku nggak mau kehilangan 2 temen sekaligus."
"Iya. Aku janji."
* * *
Siang itu Micky dan Kaila datang berkunjung ke apartemen Tetha. Kaila yang sebelumnya cuti untuk pulang kampung datang membawa oleh-oleh makanan untuk Tetha.
"Hai!" Sapa Kaila ketika Tetha membuka pintu unit apartemennya. Kebetulan Micky memiliki access card apartemen Tetha sehingga ia mudah untuk bolak balik.
"Hai Kaila, akhirnya kamu main ke apartemenku! Ayo masuk..." Pinta Tetha.
"Aku nggak disapa, nih?" Ujar pria yang berada di belakang Kaila.
"Nggak usah kayak tamu, deh..." Sindir Tetha kepada Micky. Setelah Micky dan Kaila masuk ke apartemen Tetha dan duduk di ruang TV, Kaila pun menyerahkan oleh-olehnya.
"Aku bawa dodol, nih. Kemarin aku abis pulang ke Garut." Ujar Kaila sambil menyerahkan oleh-olehnya.
"Wah, dodol! Aku suka banget! Makasih ya, Kai. Btw, kamu udah boleh cuti?" Tanya Tetha.
"Udah. Kamu belum boleh gitu, Tha?"
"Belum. Soalnya aku belum 1 tahun kerja di sana." Keluh Tetha. Micky tiba-tiba menepuk-nepuk kepala Tetha.
"It's okay. Aku juga sama kayak kamu." Ujar Micky. Tetha pun lalu memberikan senyuman terbaiknya kepada Micky.
"Eh, Oka kemana?" Tetha sadar bahwa ada yang kurang.
"Dia ada di kosannya. Nggak ikut ke sini." Jawab Micky.
"Sebenernya kita berdua ke sini mau..." Kaila melirik ke arah Micky meminta persetujuan. Micky pun menganggukkan kepalanya.
"Mau ada yang diomongin sama kamu." Wajah Tetha terlihat bingung, tapi ia sama sekali tidak curiga. Mungkin mau ngomongin Oka, pikir Tetha.
* * *
"Tha, kamu inget nggak dulu waktu kita masih kuliah, kita pernah mabuk-mabukan berlima?" Kaila membuka topik.
"Oh... Waktu di Southbank itu, ya. Inget-inget. Kita berlima berlomba siapa yang paling kuat minum 'kan?"
"Iya, betul, Tha. Kamu inget 'kan gimana parahnya aku kalo udah mabuk?" Lanjut Micky.
"Inget banget. Makanya sejak itu aku nggak ngijinin kamu minum-minum. Eh, jangan bilang kamu abis minum?" Tebak Tetha. Micky pun mengangguk lemah.
"Astaga! Terus kamu minum sampe mabuk? Terus kamu ngehamilin orang?" Tetha sangat kaget mendengarnya.
"Aku mabuk tapi nggak ngehamilin orang, Tha." Jujur Micky.
"Coba ceritain kronologinya." Pinta Tetha dengan wajah serius. Micky berusaha menceritakan kejadian tesebut sedetail dan sehati-hati mungkin. Kaila pun membantu bercerita ketika Micky kehilangan kata-kata. Setelah mendengar kronologi kejadiannya Tetha langsung memijat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO RIGHT, SO WRONG [Complete]
Fiksi PenggemarTentang empat sahabat (yang seharusnya berlima) menghadapi masa-masa quarter life crisis yang menguji persahabatan mereka. inessiregar, 2021