Petang Kedelapan-belas

10.9K 1.1K 12
                                    

---

Keira sedang duduk diruang kerja milik Ana di daerah Sudirman. Ia akhirnya memilih cuti selama dua minggu untuk pengobatan, setelah melakukan diskusi yang lumayan alot dengan Bara dan Danu. Danu meminta Keira untuk resign saja terlebih dahulu, sedangkan Bara yang merasa bertanggung jawab atas semua pekerjaan Keira di B&B, tidak bisa melepas gadis itu begitu saja. Lagipula ia tak ingin Keira meninggalkan kesan yang buruk pada seluruh rekan kerjanya.

Setelah masukan dari Ana, Danu dan juga Bara tentu saja, Keira memilih untuk menghadapi apa yang ditakutkannya selama ini.

Ana masuk dengan senyuman menenangkan. Duduk disofa didepan Keira. Menatap lurus pada gadis itu.

"Kamu siap?"

Keira mengangguk mantap. Walau hatinya tidak karuan.

"Tante dan tim sudah mempelajari kamu beberapa hari ini, Kei. Diagnosisnya mungkin lebih buruk dari yang kamu bayangkan,"

Keira menelan ludah.

"Aku anxiety disorder?"

Ana menggeleng sambil tetap tersenyum menenangkan.

"Post-Traumatic Stress Disorder atau biasa disebut PTSD,"

Keira tergagap. Itu sama sekali asing untuknya.

"Itu semacam gangguan yang disebabkan oleh kejadian traumatis dimasa lalu. Kejadian yang menyebabkan gangguan kecemasan tadi bisa muncul. Kejadian yang tidak ingin kita ingat tapi malah membuat kejadian itu tidak bisa kita lupakan,"

"Ak--akuu..."

Ana mengangguk pelan. "Ada tingkatan dalam PTSD ini, yang paling ringan biasanya hilang beberapa minggu setelah kejadian. Tergantung kejadiannya juga, melihat yang terjadi sama kamu selama ini. Ini tergolong cukup parah, sayang,"

Keira berdehem. Tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.

"Kamu mau dibantu? Banyak sekali orang berpengalaman yang bisa membantu,"

Keira mengangguk. "Caranya?"

Ana tersenyum. Keira masih mau berjuang.

"Ada dua jenis terapis yang bisa dilakukan. Yang pertama, yang selama ini tante lakukan. Terapis obat. Antidepresan dan yang lainnya. Terapis yang kedua adalah terapi psikologi,"

Keira mengangguk paham. Menunggu Ana melanjutkan.

"Yang pertama cognitive behavioural therapy atau biasa disebut CBT, dilakukan 8 sampai 12 kali terapi, biasanya dilakukan untuk mengubah cara berpikir dan bertindak pasien. Yang kedua eye movement desensitisation and reprocessing atau EMDR, dengan cara pergerakan mata mengikuti tangan,"

"Like hipnotherapy?"

"Hmm. Kind of,"Ana kembali melanjutkan,"Yang ketiga Exposure Therapy, ini membantu pasien menghadapi keadaan secara efektif setelah kejadian, pasien harus bisa melawan dirinya sendiri dengan cara menerima yang terjadi. Yang terakhir itu terapi berkelompok. Dengan bertemu pasien lain dan membicarakan hal-hal yang mereka alami."

Keira terlihat bingung. Ia tidak tahu bahwa yang ia alami ternyata seserius ini.

"Menurut tante aku cocok dengan yang mana?"

Ana tersenyum. "Bukan hanya cocok. Tapi kamu bisa menerima yang mana, Keira. Psikolog dan psikiater gak bisa bantu kalo kamu tidak mau menerima bantuan,"

Keira terdiam. Berarti ia harus membiarkan orang asing untuk diberi kepercayaan lagi. Ia tidak bisa. Tidak lagi.

"Aku boleh sama tante aja?"

Menghitung Petang (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang