Petang Ketujuh

14.7K 1.3K 35
                                    

Hai!

🔥🔥🔥

21+ alert!
Plis buat yang belum 21+ ataupun gak nyaman bacanya boleh langsung tinggalin cerita ini ya!

Btw, sejak kerja entah kenapa preferensi cerita yang aku baca juga berubah. Menulis office romance salah satu pengaruh itu juga. Apalagi tiap hari bersentuhan dengan hal-hal yang dewasa, bukan dewasa yang adegan dewasa tapi juga permasalahan dan pikiran-pikiran yang dihadapi oranh dewasa. Bikin pusing wkwk
Jadi pelarian satu-satunya hanya ini wkwk

Enjoy!

---

---

Sudah sebulan lebih sejak tanda tangan kontrak untuk project cafe miliknya.

Christ sering bertemu dengan Keira, baik ketika ia sesekali datang ke cafe karna gadis itu hampir tiap hari kesana atau ketika ia sengaja datang ke kantor B&B untuk melihat gadis itu walaupun dengan dalih untuk bertemu Bara.

Kakinya melangkah pelan kearah lift untuk menuju unit apartemennya yang berada dilantai 7. Ketika ia baru saja masuk, beberapa orang juga ikut masuk dibelakangnya. Ia terkejut mengetahui bahwa itu adalah Bara dan beberapa orang yang Christ ketahui sebagai karyawannya.

"Christ! Gak nyangka ketemu, tumben lo pulang kesini,"

Christ tertawa. "Iya akhir-akhir ini gue lebih sering kesini. Lebih tenang aja,"

Bara meringis mendengarnya. "Sorry, gue jarang mampir. Kenalin nih anak-anak kantor gue,"

Mereka saling berjabat tangan sembari menyebutkan nama masing-masing.

"Ada apaan nih heboh banget kayak ada yang ulang tahun?"

"Keira! Itu anak lagi ulang tahun. Gue gak nyadar kalian satu gedung apartemen. Padahal gue sering kesini,"

Bara menanggapi dengan gembira. "Btw lo ikut aja. Eh Jun, kalo Christ yang duluan ke unit Keira pasti itu anak gak sadar kalo kita lagi bikin surprise buat dia. Kan lo tadi yang paling pesimis kalo dia gak bakal bukain pintu buat kita,"

Christ bersorak dalam hati. Ia menoleh pada Jun untuk mendapati bahwa wajah cowok itu terlihat tidak suka.

"Serah deh. Gue ikut aja,"

Yang lain bergumam setuju.

"Gapapa kan gue repotin lo? Jarang2 nih kita sukses bikin kejutan buat itu anak,"

Christ tentu saja mengiyakan ajakan tersebut.

---

Pintu terbuka menampilkan Keira yang hanya memakai sweater berwarna abu-abu kebesaran hingga paha.

Christ langsung memberikan senyuman pada gadis itu.

"Sorry ganggu malem-malem. Ada yang mau gue omongin soal Maxi, tadi sore gue kesana dan kayaknya ada beberapa spot yang perlu dibenerin,"

Keira hanya diam.

"Boleh masuk?"

Gadis itu menghela napas. Sebulan menghindari Christ dan ia tahu hari ini akan datang juga. Bagaimanapun ia berusaha tidak bersentuhan dengan laki-laki ini, akan tetap datang waktunya.

Ia membuka pintu semakin lebar. Berjalan terlebih dahulu dengan Christ yang menyusul dibelakangnya.

Keira menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin. Bagaimanapun Christ adalah kliennya dan ia harus memperlakukan laki-laki ini dengan baik.

Ketika ia berbalik untuk kembali menghadap pada Christ, laki-laki itu tidak lagi sendirian. Ada Bara, Enda, Mila, Robi dan Jun dihadapannya. Membawa kue dan beberapa bungkusan ditangan masing-masing.

Menghitung Petang (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang