🍃di ambang kesal dan bahagia

11 0 0
                                    

Pragya Darel Sualang

Bandung, 24 Maret 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, 24 Maret 2016

Apa yang biasanya dilakukan saat seseorang bangun tidur?

Di mendekati pertengahan tahun 2016 ini, kebiasaan sebagian besar orang saat bangun tidur adalah mematikan alarm atau bahkan langsung membuka aplikasi sosial media di ponsel mereka.

Tapi mungkin hal itu tidak terjadi di rumah gue.

Setiap sekitar 10 menit sebelum adzan subuh, pintu kamar gue akan diketuk pelan dari luar, "mas bangun, papa udah nunggu buat ke masjid" suara lembut mama akan selalu menjadi alarm buat gue dan mungkin seluruh penghuni rumah.

Karena gue bukan tipe orang yang susah bangun, suara lembut mama selalu akan gue dengar senyenyak apa pun gue tidur, her voice is like a addiction to me.

Lalu tanpa menaruh atensi sedikit pun ke benda pipih berbentuk persegi panjang bernama ponsel, gue akan langsung menuju kamar mandi, menggosok gigi, mencuci muka, lalu berwudhu.

Berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 10 rumah sambil mendengarkan suara adzan benar-benar membuat gue tenang. Tenang dalam artian, gue bisa terbebas dari segala overthinking yang sejak malam tadi berkumpul di kepala.

Zaman sekarang, banyak orang yang takut dianggap sok suci jika mereka melakukan hal-hal berbau religius. Banyak juga orang yang ingin terlihat suci dan dianggap religius oleh orang banyak dan berakhir menjelek-jelekan satu pihak yang tidak searah dengan dirinya.

Gue harap, gue tidak ada di sisi keduanya.

Yang ingin gue lakukan hanya menjadi apa pun yang gue kehendaki, tidak karena tertekan tidak juga karena ditekan.

Lalu apa yang gue lakukan selepas pulang dari shalat subuh bersama papa?

Gue berjalan menuju kamar, duduk di sisi kasur, kemudian mengambil ponsel yang terletak di atas nakas. Gue juga manusia yang pada akhirnya tidak akan bisa hidup sendiri, gue akan selalu membutuhkan interaksi langsung juga tidak langsung. Semuanya harus seimbang.

Sebuah pesan masuk ke Whatsapp gue, nama Nadhin muncul sebagai pengirim pesan.

Nadhin Cantara

Aku selesai les jam setengah 7

Pragya Darel

Nanti aku jemput ya

Perempuan dengan lesung pipi di kedua sisinya ini sudah terhitung sekitar dua bulan lalu menjadi salah satu bar chat yang gue pin, selain bar chat mama. Nadhin adalah salah satu penghuni di kelas sebelah, seorang yang gue kenal sejak SMP – karena kami satu sekolah, lalu kembali satu sekolah di SMA.

Beberapa kali gue sempat membawa dia ke rumah, berakhir dengan dia yang berbincang dengan mama di dapur sampai lupa waktu.

Mungkin karena Nadhin adalah pacar pertama sejak gue masuk SMA dan gue merasa harus membawa dia ke rumah, jadi lah Nadhin adalah perempuan pertama yang gue kenalkan sebagai pacar secara langsung di depan mama.

Sembilan Satu SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang