Story by:
Cerita singkat kepunyaan Bio dan Saka, dari sudut pandang Bio.
Kamu ingat bagaimana pertemuan pertama kita di bangku kantin paling kanan karena tanpa sengaja aku melempar kaleng sodaku tepat mengenai wajah temanmu, dan kamu yang memaksaku untuk meminta maaf. Tapi aku yang cenderung menyendiri itu malah pergi dan meninggalkan kamu dengan sejuta makian yang akhirnya kamu telan sendiri.
Sejak saat itu kamu selalu menghampiriku di atap asrama pada malam hari. Sampai hari ini pun aku tidak pernah tahu apa yang membuatmu tahu tempat menyendiri milikku yang tidak pernah diketahui orang lain selain aku selama bertahun tahun. Aku sadar kamu pintar.
Kamu selalu bertanya apakah aku menutup diri dari dunia dan mengejekku karena menurutmu aku adalah pengecut yang pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata.
Bukannya aku tidak peduli atau menutup diri dari dunia, aku hanya benci berada di situasi bising dan tertekan. Sedari dulu, ketika tekanan itu datang entah dari mana, lagi-lagi aku teringat kamu. Kamu, satu-satunya manusia yang membuatku hidup. Satu-satunya yang mampu menjadikanku sama sepertimu, seorang manusia- bukan hanya daging yang kebetulan punya nyawa.
Waktu itu, masa putih abu-abu, periode kehidupan yang dielukan oleh hampir semua insan. Pertama kali jatuh cinta, teman yang mengasyikkan, sedih yang dating dan sulit hilang, semua tentang masa itu seharusnya tidak menjadikan namanya putih abu. Kupikir, pelangi adalah satu kata yang mampu menjabarkan segalanya. Terutama soal kamu.
Jika perlu aku mendeskripsikan semua mengenai kamu di periode itu, aku lebih ingin punya mesin waktu dan mengulangnya kembali. Seperti untuk menyentuhmu lagi, menggengammu lagi, merengkuhmu, dan tidak melepasmu kemudian.
Hanya karena salah paham kecil aku dan kamu akhirnya jadi teman. Setelah kenal, kamu tidaklah sepintar yang aku bayangkan, kamu juga tidak semenyebal yang aku bayangkan.
"Tebak, siapa yang kali ini gak remedial matematika?" lengkung manis sampai mata terukir di wajahmu, aku terlalu gengsi untuk mengakui.
"Yang jelas bukan lu,"
Tapi setelah itu aku mengajakmu menjelajahi kota Bandung dengan tawaran jajanan dago dengan aku yang bayar untuk merayakan seorang kamu tidak dapat remedial dalam pelajaran matematika, dan apakah kamu tahu satu hal yang paling tidak kusesali ketika aku masih di sisimu adalah ajakan itu? Kamu dekap aku dalam rengkuh paling hangat, dengan binar di manik hitam legammu yang mampu membutakan ku dalam sekejap.
"AAA, sayang bio!"
Mungkin buatmu itu hanya kalimat semu, namun aku bersumpah detik itu juga aku sedang bersusah payah menata hati agar tidak segera membawa kamu pergi- kemanapun, yang selamanya selalu ada kamu.
Tapi sewarna-warni apapun cerita kamu dan aku di tiga tahun itu, tidak serta merta menjadikan kita representasi dari kata bernama bahagia. Pada akhirnya kamu pergi, mengejar mimpimu ke sebuah negeri yang namanya pun bahkan tak mampu aku sebut dengan fasih.
Kamu tanggalkan rengkuhku dalam sepi yang tiap detiknya menenggelamkan jiwaku dalam kelam- rengkuh ini pada akhirnya milik siapa? Untuk siapa?
"Maaf, bio. Aku takut kamu sedih, makanya aku baru bisa bilang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] December to Remember✓
Fanfic✎... 6th [Season Project] Spesial ❝Christmas and New Year🎄❞ ↷ ⁞ Start: 25 Desember 2020 End: 13 Januari 2021 Let's check this out✨